More Info
KPOP Image Download
  • Top University
  • Top Anime
  • Home Design
  • Top Legend



  1. ENSIKLOPEDIA
  2. Marga Tionghoa-Indonesia - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Marga Tionghoa-Indonesia - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Marga Tionghoa-Indonesia

  • English
  • Nederlands
  • Русский
  • 中文
Sunting pranala
  • Halaman
  • Pembicaraan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Perkakas
Tindakan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Umum
  • Pranala balik
  • Perubahan terkait
  • Pranala permanen
  • Informasi halaman
  • Kutip halaman ini
  • Lihat URL pendek
  • Unduh kode QR
Cetak/ekspor
  • Buat buku
  • Unduh versi PDF
  • Versi cetak
Dalam proyek lain
  • Butir di Wikidata
Tampilan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Banyak orang etnis Tionghoa telah tinggal di Indonesia selama berabad-abad. Seiring berjalannya waktu, terutama di bawah tekanan sosial dan politik selama era Orde Baru, sebagian besar Tionghoa-Indonesia telah mengadopsi nama-nama yang lebih sesuai dengan bahasa lokal.[1]

Sejarah marga Tionghoa-Indonesia

[sunting | sunting sumber]

Era kolonial hingga tahun 1965

[sunting | sunting sumber]

Pada masa penjajahan Belanda, pemerintah kolonial Belanda mencatat nama-nama Tionghoa dalam akta kelahiran dan dokumen hukum lainnya dengan menggunakan konvensi ejaan yang diadopsi, yang pada dasarnya didasarkan pada bahasa Hokkien (Min Selatan), yaitu bahasa yang digunakan mayoritas imigran Tionghoa di Hindia Belanda. Para administrator mencatat nama-nama tersebut dengan ejaan bahasa Belanda yang paling mendekati pengucapan dalam bahasa Hokkien, yang kemudian disederhanakan ke dalam Ejaan Van Ophuijsen.[2]

Hal serupa juga terjadi di Malaya Britania Raya, di mana pejabat kolonial Inggris mencatat nama-nama Tionghoa menggunakan ejaan dalam bahasa Inggris. Perbedaan ejaan nama antara British Malaya dan Hindia Belanda disebabkan oleh perbedaan sistem ejaan antara bahasa Inggris dan Belanda untuk bunyi yang sama. Selain itu, karena pada masa itu belum ada standar romanisasi untuk bahasa Hokkien, beberapa nama yang ditulis dengan huruf Latin juga menunjukkan variasi.

Marga dalam Pīnyīn dan Aksara Han Tradisional Pe̍h-ōe-jī Jyutping Malaya Britania Hindia Belanda
Chén (陳) Tan Can4 Chan, Tan Tan, Tjan
Guō (郭) Keh, Kok Gwok3 Kok, Kuok, Quek Kwee, Kwek, Kwik, Que
Huáng (黃) Uin, Ng Wong4 Ooi, Wee, Wi Oei, Oey
Lǐ (李) Li Lei5 Lee, Li Lie
Liáng (樑) Liang Loeng4 Leong Liang, Liong
Lín (林) Lem, Lim Lam4 Lim, Ling Liem
Yáng (楊) Iang, Iun Joeng4 Yeoh Jouw, Njoo
Zhāng (張) Tiang, Tioⁿ, Tiuⁿ Zoeng1 Teoh Teh, Teo

Konvensi ejaan tersebut tetap bertahan selama masa pendudukan Jepang (1942–1945), hingga masa kemerdekaan Indonesia (1945) dan pengakuan kedaulatan oleh pemerintah Belanda (1949). Karena pemerintah Indonesia yang merdeka mewarisi sistem hukum Belanda, konvensi ejaan ini pun masih digunakan hingga tahun 1965, pada masa pemerintahan Presiden Soekarno.

Pemerintah Indonesia kemudian mulai mengubah sistem ejaan bahasa Indonesia untuk menyelaraskannya dengan ejaan yang digunakan dalam bahasa Melayu di Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam,[3] pertama kali melalui Ejaan Soewandi yang diperkenalkan pada tahun 1947, dan kemudian melalui Ejaan yang Disempurnakan yang diresmikan pada tahun 1972. Perubahan-perubahan tertentu dapat diidentifikasi dalam sistem ejaan yang diperbarui ini. Misalnya, “oe” yang dipengaruhi oleh ejaan Belanda diubah menjadi “u”, mengikuti pengaruh ejaan dalam bahasa Inggris. Selain itu, huruf “j” dalam gaya Belanda mengalami pergeseran menjadi “y” seperti dalam bahasa Inggris. Akibatnya, terjadi perubahan dalam ejaan nama keluarga; contohnya, nama keluarga Lie menjadi Li, Loe menjadi Lu, Njoo menjadi Nyoo, dan Oei menjadi Wi.

1966–1998

[sunting | sunting sumber]

Setelah naiknya Suharto ke tampuk kekuasaan, pemerintah Indonesia memperkenalkan serangkaian kebijakan yang mendiskriminasi masyarakat Tionghoa. Salah satunya adalah 127/U/Kep/12/1966 yang menganjurkan—bahkan secara kuat mendorong—warga keturunan Tionghoa untuk mengadopsi nama-nama yang terdengar lebih Indonesia, dan meninggalkan sistem penamaan tradisional Tionghoa.[4] Kebijakan ini merupakan bagian dari upaya yang lebih luas untuk mengasimilasi kelompok minoritas Tionghoa, yang didorong oleh tekanan politik dan sosial pada masa itu.

Banyak warga Tionghoa Indonesia melaporkan bahwa mereka mengganti nama karena “anjuran” pemerintah, meskipun dalam praktiknya mereka merasa terpaksa melakukannya karena iklim ketakutan dan tekanan yang menyertai. Sebagian lainnya memilih untuk mengikuti kebijakan tersebut secara sukarela, meski tidak sepenuhnya bebas dari tekanan.[5]

Meskipun periode asimilasi paksa ini terjadi, banyak anggota diaspora Tionghoa-Indonesia—khususnya mereka yang bermigrasi ke negara-negara seperti Belanda, Jerman, dan Amerika Serikat—tetap mempertahankan nama keluarga Hokkien asli mereka. Beberapa orang bahkan memiliki keberanian untuk mempertahankan nama Tionghoa mereka selama masa pemerintahan Suharto (seperti Kwik Kian Gie; 郭建義), sementara yang lain mungkin tidak mengganti nama karena enggan menghadapi kerumitan birokrasi yang menyertainya.

2000–sekarang

[sunting | sunting sumber]

Setelah pengunduran diri Suharto dari kursi kepresidenan, pemerintahan berikutnya mencabut larangan bagi etnis Tionghoa untuk berbicara dan mempelajari bahasa Tionghoa di ruang publik. Penggunaan nama keluarga Tionghoa asli pun tidak lagi dianggap tabu, meskipun hanya sebagian kecil yang memutuskan untuk kembali menggunakan nama-nama Hokkien asli atau mengadopsi ejaan, pengucapan, dan romanisasi bahasa Mandarin (pīnyīn). Sebagai contoh, penulis Maria Audrey Lukito secara resmi mengganti namanya menjadi Audrey Yu Jia Hui (俞佳慧).[6][7]

Sebagian individu tetap mempertahankan nama Indonesia mereka karena sejumlah alasan: kekhawatiran terhadap masih adanya isu rasial, keyakinan bahwa penutur non-Tionghoa akan kesulitan melafalkan nama mereka, kebiasaan yang terbentuk sejak era Orde Baru, hilangnya kemampuan berbahasa Tionghoa dalam keluarga, anggapan bahwa nama Tionghoa lebih bermakna jika ditulis dalam hànzì, atau karena memang belum pernah kepikiran saja.[8][9][10]

Banyak warga Tionghoa Indonesia yang lahir pada masa Orde Baru, terutama sekitar tahun 2000 hingga 2003, justru lebih menyukai nama-nama yang terdengar kebarat-baratan. Preferensi ini didorong oleh berbagai alasan: beberapa nama terkait dengan kekristenan,[11] sementara yang lain dipilih karena dianggap lebih modern, trendi, dan mudah dikenali secara internasional. Nama-nama Indonesia kerap dianggap terlalu umum, kuno, atau kurang bergaya. Selain itu, nama Barat dinilai memberikan lebih banyak pilihan, lebih mencerminkan pengaruh global, dan sejalan dengan aspirasi akan identitas internasional.[8][12] Ada pula anggapan bahwa bahasa Indonesia kurang memiliki kosakata ekspresif untuk menyampaikan makna yang mendalam dalam sebuah nama, sehingga nama-nama Barat dianggap sebagai alternatif yang lebih menarik.[9][10]

Pendekatan dalam mengadopsi nama yang bernuansa Indonesia

[sunting | sunting sumber]

Terdapat berbagai strategi yang digunakan untuk memperoleh nama yang terdengar seperti nama Indonesia. Sebagian besar nama dibentuk dari suku kata nama keluarga Hokkien yang dikombinasikan dengan awalan atau akhiran dalam bahasa Barat atau Indonesia, sehingga menghasilkan banyak nama yang terdengar eksotis. Namun, terdapat pula metode alternatif yang digunakan. Akibatnya, individu-individu dengan marga Tionghoa yang sama bisa saja mengadopsi nama-nama Indonesia yang berbeda-beda.[1][13]

Selain itu, karena pada masa lalu belum ada regulasi yang mengatur jumlah nama dalam dokumen resmi, beberapa warga Tionghoa Indonesia mungkin hanya memiliki nama pemberian yang terdengar seperti nama Indonesia tanpa disertai nama keluarga. Hal ini baru diatur secara resmi pada tahun 2022 melalui Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 73 Tahun 2022, yang mewajibkan setiap warga negara Indonesia memiliki paling sedikit dua kata dalam nama resmi mereka.

Mengadopsi nama depan bernuansa Indonesia sambil mempertahankan marga Tionghoa

[sunting | sunting sumber]

Salah satu strategi yang digunakan dalam pembuatan nama Indonesia adalah dengan mempertahankan marga Tionghoa sebagaimana adanya, namun memberikan nama pemberian yang terdengar seperti nama Indonesia. Penempatan marga Tionghoa tersebut dapat bervariasi, mengikuti urutan penamaan Barat maupun Tionghoa. Metode yang paling umum adalah mengadopsi nama depan yang terdengar Indonesia, disertai nama belakang bergaya Indonesia yang unsur-unsurnya berasal dari marga Tionghoa mereka. Dalam beberapa kasus, ejaan fonetik dari marga tersebut digunakan sebagai pengganti ejaan aslinya, kemungkinan untuk memudahkan pelafalan atau pembacaan bagi penutur non-Tionghoa.

Dalam kasus di mana urutan penamaan Barat diikuti, marga ditempatkan di akhir nama. Misalnya, Sofyan Tan menempatkan marganya, Tan (陳), di akhir nama. Individu lain yang menggunakan pendekatan ini termasuk Clara Ng, Felix Siauw, Stephen Tong, dan Warren Hue. Contoh perubahan ejaan berbasis fonetik dapat dilihat pada nama Teddy Yip, yang mengubah ejaan marganya dari Jap (葉) menjadi Yip.

Sebaliknya, individu yang tetap mengikuti tradisi penamaan Tionghoa menempatkan marga di awal nama. Contohnya, Ong Yenny dan Lie A. Dharmawan menempatkan marga mereka, masing-masing Ong (王) dan Lie (李), di awal nama lengkap mereka. Contoh lain dari perubahan ejaan fonetik terlihat pada Leo Suryadinata, yang mengubah marganya dari Liauw (廖) menjadi Leo.

Menambahkan unsur bernuansa Indonesia ke dalam marga Tionghoa

[sunting | sunting sumber]

Pendekatan yang paling umum dalam mengadopsi nama yang terdengar seperti nama Indonesia adalah dengan menambahkan nama depan (first name) yang dipadukan dengan nama belakang bergaya Indonesia yang mengandung unsur dari marga Tionghoa mereka. Proses ini mencakup penambahan unsur nama Indonesia melalui teknik fonologis seperti paragoge (penambahan bunyi di akhir), prostesis (penambahan bunyi di awal), dan epentesis (penyisipan bunyi di antara dua suku kata).[9][14] Penting untuk dicatat bahwa metode ini tidak melibatkan perubahan ejaan marga aslinya, sehingga marga tetap dipertahankan dalam bentuk aslinya.

Dalam konteks paragoge, warga Tionghoa Indonesia mengadopsi nama belakang yang terdengar Indonesia dengan menambahkan akhiran pada marga Tionghoa mereka. Contohnya, Kimun Ongkosandjojo menggabungkan marganya Ong (王) dengan akhiran "-kosandjojo", yang berarti “pembawa kemenangan”. Contoh lain berupa Lukita dari marga Lu (呂), sebagaimana digunakan oleh Enggartiasto Lukita, serta Tanoto dari marga Tan (陳), seperti yang digunakan oleh Sukanto Tanoto.

Dalam teknik prostesis, awalan yang terdengar Indonesia ditambahkan langsung ke depan marga Tionghoa. Contohnya dapat ditemukan pada nama Taslim dan Nursalim untuk marga Lim (林), sebagaimana terlihat pada Joe Taslim dan Cherie Nursalim.

Metode lainnya adalah dengan mempertahankan marga Tionghoa dan menyisipkannya di antara dua suku kata Indonesia sebagai epentesis. Contoh dari metode ini termasuk Sasongko dari marga Ong (王) dan Johanes dari marga Han (韓).

Dalam beberapa kasus, pendekatan ini digunakan dengan menempatkan marga di awal nama lengkap, mengikuti urutan penamaan Tionghoa. Misalnya, Loekito Sudirman menempatkan Loekito, yang berasal dari marga Loe (呂), di depan nama pemberiannya, Sudirman.[15]

Menambahkan unsur bernuansa Indonesia ke dalam ejaan fonetik dari marga Tionghoa

[sunting | sunting sumber]

Nama keluarga Tionghoa sering kali dikombinasikan dengan nama-nama yang terdengar seperti nama Indonesia melalui modifikasi kecil terhadap marga Tionghoa tersebut. Proses ini umumnya melibatkan adopsi ejaan fonetik.[9] Mirip dengan metode penggabungan nama Indonesia secara langsung ke marga Tionghoa, teknik epentesis juga sering digunakan.[14] Metode ini merupakan pendekatan yang paling umum dipakai.[1]

Salah satu contoh yang menggambarkan metode ini adalah Eka Tjipta Widjaja, yang membentuk nama marganya dengan menggabungkan marga Oei (黃) secara fonetik menjadi “Wi-” sebagai paragoge, kemudian menambahkan akhiran “-djaja” yang berarti “kemenangan”. Pendekatan ini banyak digunakan oleh individu dengan marga Oei (黃) dan Wei (魏), sehingga melahirkan berbagai nama belakang yang diawali dengan “Wi-”, seperti Wijaya, Winata, dan Wiyoko.

Contoh lainnya termasuk Danandjaja sebagai representasi fonetik dari marga Tan (陳), digunakan oleh James Danandjaja; Pangestu, digunakan oleh Prayogo Pangestu dan Mari Pangestu, berasal dari marga Phang (彭) dan Phang (馮); serta Muljoto sebagai bentuk fonetik dari marga Njoo (楊), yang digunakan oleh penyanyi Agnez Mo.[9][16]

Mengadopsi marga Indonesia asli

[sunting | sunting sumber]

Selama masa pemerintahan Suharto, beberapa keluarga Indonesia diketahui memberikan nama keluarga mereka kepada warga Tionghoa guna mempermudah proses perubahan nama.[1] Sebagai alternatif, sebagian warga Tionghoa Indonesia memilih untuk mengadopsi nama belakang Indonesia yang sesungguhnya sebagai upaya untuk lebih berasimilasi dengan kelompok etnis di sekitarnya.[17] Misalnya, nama belakang Lembong yang berasal dari etnis Minahasa[18] digunakan oleh Tom Lembong, yang memiliki marga Ong (汪).[19] Ayah Lembong diketahui tinggal di Manado, yang merupakan tanah leluhur masyarakat Minahasa, sehingga ada kemungkinan bahwa adopsi nama belakang Indonesia ini dipengaruhi oleh faktor geografis atau kedekatan dengan komunitas etnis setempat.[20] Contoh lain dari fenomena serupa adalah nama belakang Afaratu yang berasal dari Maluku. Awalnya hanya digunakan oleh individu dari etnis Tanimbar di Kepulauan Maluku, nama belakang ini belakangan juga ditemukan di kalangan warga Tionghoa Indonesia yang berasal dari keturunan Hokkian.[21] Perlu dicatat bahwa fenomena ini berbeda dengan pengambilan nama belakang Indonesia akibat perkawinan antar-etnis.

Contoh individu yang menggunakan metode Ini
Nama Tionghoa Pe̍h-ōe-jī Nama Indonesia Marga Indonesia yang diadopsi

dan kelompok etnis terkait[18]

Lo Siang Hien (羅祥興) Lô Siông Hin Lo Siang Hien Ginting Ginting, Batak Karo
Ng Iau Han (黃耀漢) N̂g Iāu Hàn Efendi Hansen Ng Sinulingga[22] Sinulingga, Batak Karo
Ong Joe San (汪友山) Ong Iú San Eddie Lembong[23] Lembong, Minahasa
Ong Lian Wang (汪連旺)[19] Ong Liân Ōng Thomas Trikasih Lembong Lembong, Minahasa
Tjan Tjoen Hok (曾春福)[24] Chan Chhun Hok Harry Tjan Silalahi Silalahi, Batak Toba
Tjoa Ah Hing (蔡亞興)[25] Chhòa A Hin Tony Sumampau Sumampau, Minahasa
Tjoa Ah Sjan (蔡亞聲)[25] Chhòa A Sêng Jansen Manansang Manansang, Sangir

Menerjemahkan nama depan atau nama keluarga mereka

[sunting | sunting sumber]

Dalam strategi ini, individu menerjemahkan nama Tionghoa mereka—baik nama pemberian maupun marga—ke dalam bahasa Indonesia, bahasa daerah di Indonesia, atau nama-nama umum yang tidak berasal dari budaya Tionghoa namun lazim digunakan di Indonesia, seperti nama-nama yang dipengaruhi oleh bahasa Arab atau Sanskerta. Sebagai contoh, Sofjan Wanandi menerjemahkan marganya, Liem (林), yang berarti “hutan”, ke dalam kata Jawa Kuno “wana”. Ia kemudian menambahkan akhiran “-ndi”, sehingga terbentuklah nama belakang Wanandi.[26]

Dalam sebuah artikel surat kabar tahun 1967 yang kini diarsipkan di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, terdapat panduan yang menganjurkan penggunaan kata-kata dalam bahasa Indonesia sebagai nama baru bagi warga Tionghoa Indonesia. Artikel tersebut memberikan terjemahan langsung dari makna kata dalam bahasa Tionghoa, sehingga menghasilkan berbagai nama alternatif yang dapat diadopsi oleh masyarakat keturunan Tionghoa. Sebagai contoh, individu dengan nama Kok (國), yang berarti “negara”, mungkin mengadopsi nama dengan padanan dalam bahasa Indonesia seperti “Negara”. Demikian pula, mereka yang memiliki nama Ong (王), yang berarti “raja”, dapat memilih nama-nama yang berhubungan dengan kata “raja” atau “ratu”.

Hanya menyertakan nama depan Tionghoa dalam nama yang terdengar seperti bahasa Indonesia

[sunting | sunting sumber]

Dalam pendekatan ini, marga biasanya dihilangkan sepenuhnya, sementara setidaknya satu dari nama pemberian individu tetap dipertahankan. Ketika kedua nama pemberian dimasukkan ke dalam nama yang terdengar seperti nama Indonesia, perubahan ejaan yang cukup signifikan dapat terjadi, namun pelafalannya umumnya tetap sama atau mirip.[14]

Yang paling umum, keseluruhan nama pemberian Tionghoa seseorang digunakan dalam nama Indonesianya. Sebagai contoh, Mochtar Riady mengadaptasi nama pemberiannya, Lie Mo Tie (李文正), dengan mengubah “Mo” menjadi “Moch-” dan “Tie” menjadi “-tar” dalam nama Indonesianya, sementara marganya tidak digunakan. Demikian pula, Teddy Jusuf menggunakan nama pemberian Tionghoanya, Him Tek Jie (熊德怡), dengan mengubah “Tek” menjadi “Ted-” dan “Jie” menjadi “-dy”.

Dalam kasus yang lebih jarang, hanya satu dari nama pemberian Tionghoa yang dimasukkan ke dalam nama Indonesia. Misalnya, Christiandy Sanjaya hanya mengambil “San” dari nama Tionghoanya, Bong Hon San (黃漢山; N̂g Hàn Suann), untuk digunakan dalam nama Indonesianya. Ia juga menambahkan akhiran “-jaya” yang berasal dari bahasa Sanskerta dan berarti “kemenangan”.

Mengadopsi Nama yang Terdengar Indonesia Tanpa Unsur dari Nama Tionghoa

[sunting | sunting sumber]

Dalam beberapa kasus, nama Indonesia yang diadopsi sama sekali tidak memiliki kaitan dengan nama Tionghoa asli mereka. Sebagai contoh, nama Sutanto Djuhar tidak mengandung unsur apa pun dari nama Tionghoanya, Liem Oen Kian (林文镜; Lîm Bûn Kèng).

Contoh marga Tionghoa dan nama adopsinya bernuansa Indonesia

[sunting | sunting sumber]

Tabel ini disusun berdasarkan urutan abjad menurut pīnyīn. Penting untuk dicatat bahwa tabel ini hanya mencakup ejaan yang didasarkan pada Ejaan yang Disempurnakan yang saat ini digunakan. Namun demikian, perlu diperhatikan bahwa beberapa nama keluarga mungkin muncul dalam varian ejaan lama, seperti Ejaan van Ophuijsen, atau dalam kombinasi antara sistem ejaan lama dan yang baru. Sebagai contoh, nama keluarga Wijaya dapat dieja sebagai Widjaja, Widjaya, atau dalam kasus yang lebih jarang, Oeidjaja. Demikian pula, nama Sujatmiko dapat ditemukan dalam bentuk Soedjatmiko atau Sudjatmiko.

Marga dan Pinyin Hokkian dan Tiochiu Kanton Hakka Hindia Belanda Adaptasi yang terdengar Indonesia
安 (Ān) An, Ang, Oan, Uan On On An, Ngon Anandra,[27] Ananta,[27] Andy,[27] Anita,[27] Hadi[23]
白 (Bái) Beh, Peeh, Peh, Pek, Piak Baak, Bak Phak Pee, Peh, Pek Fatimah,[28] Pekasa,[29] Pekerti,[29] Peris,[29] Purnomo,[15] Wongsorejo[23]
鮑 (Bào) Bao, Pâu Baau, Bau Pau Pou, Pouw Pualam,[29] Purnama,[29] Sastrajaya[23]
貝 (Bèi) Bue, Bui, Poe Boi, Bui Bi, Pi Pui Sudarto[30]
蔡 (Cài) Chhai, Chhoa, Cua Coi, Toi Chhai Tjhai, Tjhoa, Tjhoea, Tjhoi, Tjhua, Tjo, Tjoa, Tjoea, Tjua Agustin,[1] Anthony,[15] Budianto,[30] Cahya,[29] Cahyadi,[27] Cahyo,[27] Ceha,[28] Cohara,[27] Cuaca,[15] Cuandi,[29] Effendy,[15] Halim,[23] Harjamulya,[28] Irman,[30] Joakin,[29] Manansang,[23] Muliawan,[30] Satyawardaya,[23] Sujono,[15] Sulaiman,[28] Sunarso,[1] Surya,[30] Tirtakusuma,[30] Wonowijoyo[23]
曹 (Cáo) Cao, Cho Cou, Tau Chho Djau, Jau, Jauw, Tjo, Tjou Cokro,[1] Cokroraharjo,[29] Jasa,[15] Laksamana,[15] Sarana,[30] Susanto,[30] Vonco[29]
常 (Cháng) Siang, Sien, Sion, Siong, Siun Siang, Soeng Song Song Kristian,[15] Sukma[31]
陳 (Chén) Cing, Dang, Ding, Tan, Tin, Ting Can, Cin Chhun Tan, Tjan, Tjhin Adil,[28] Amin,[23] Ananta,[23] Buana,[28] Buasan,[23] Budi,[28] Budianta,[28] Budiman,[23] Candinegara,[23] Chandra,[28] Chendra,[32] Chendriadi,[32] Cula,[28] Dananjaya,[23] Daritan,[29] Darmawan,[23] Dinata,[1] Gunawan,[15] Harjosusilo,[28] Hartanto,[29] Hartanu,[29] Hartono,[29] Haryono,[28] Hasan,[23] Hertanto,[29] Intan,[29] Irtanto,[15] Iskandar,[23] Ismanto,[23] Jonatan (Jonathan),[29] Kartajaya,[23] Kartanegara,[23] Karyadi,[28] Kinan (Kynan),[15] Lolita,[15] Lukman,[30] Marwoto,[28] Mawira,[28] Mulyono,[30] Pitoby,[30] Pohan,[15] Prawoto,[28] Raharjo,[23] Robida,[15] Santosa,[32] Santoso,[29] Satyadiningrat,[23] Setiabudi,[23] Setianto,[28] Setiawan,[29] Setyodiningrat,[28] Suhartono,[15] Sukowiyono,[23] Sumanto,[23] Sumantri,[30] Sumardi,[15] Susanto,[15] Susastro,[33] Sutanto,[34] Sutanu,[23] Sutiarto,[30] Sutyanto,[23] Tabaluyan,[28] Tanadi,[29] Tanamal,[1] Tanandar,[29] Tanardo,[29] Tanasal,[29] Tanaya,[29] Tandanu,[29] Tandi (Tandy),[15][29] Tandiari,[15] Tandika,[29] Tandiono,[23] Tandoko,[29] Tandubuana,[29] Tandyawasesa,[30] Tanesha,[29] Tania,[29] Tanizal,[29] Tanjiria,[29] Tanjung,[29] Tanojo,[29] Tanoto,[23] Tansil (Tanzil),[15][35] Tanta,[15] Tantama,[29] Tanti,[1] Tanto,[27] Tantomo,[29] Tantra,[1] Tanu,[29] Tanubrata,[29] Tanudisastro,[29] Tanujaya,[28][23] Tanumiharja,[29] Tanusaputra,[29] Tanusudibyo,[23] Tanutama,[29] Tanuwibowo,[30] Tanuwijaya,[27] Taslim,[36] Thamrin,[30] Tirtasana,[29] Viriyanto,[15] Wijaya,[28] Winarta,[23] Winata,[30][29] Wirahadi,[29] Young,[23] Tanlain,[30]Tandany,[30] Afaratu [30]
程 (Chéng) Teng, Thee, Theng, Thian, Tian Cing Chhang Seng, Sjiung, Thia, Thnia, Thian, Tjing Ali,[15] Andelma,[1] Sawahanto,[1] Sengani[27]
成 (Chéng) Chhian, Chian, Cian, Sian, Seng, Zian Cing, Sen, Seng, Siang, Sing Sang, Sun
崔 (Cūi) Chhui, Cui Ceoi Chhui, Cui Tjoey Faustine[15]
戴 (Dài) Dai, Di, Do, Tai, Te, Ter, Ti Ai, Daai Tai Te, Tee, Thee Kinarto,[15] Patros,[23] Suteja,[29] Teja,[29][30] Tejamulia,[29] Tejarukmana,[29] Tejasukmana,[29] Tejokumoro,[29] Teriandy,[15] Thomas[15]
鄧 (Dèng) Deng, Teng Ang, Daang Then Tang, Teng Ateng,[29] Tenggara,[29] Tengger,[29] Tranggono[29]
丁 (Dīng) Deng, Teng Ding, En Ten Teng, Ting
董 (Dǒng) Dang, Dong, Tang, Tong Dung Dung, Tung Tang Lintang[15]
杜 (Dù) Dou, To Dou, U Tu, Thu Tou, Touw Basri[15]
范 (Fàn) Hoan, Huam, Huang Faan Fam Fam, Hoan, Hwan, Van Famita,[29] Fandi,[29] Fania,[29] Handoko,[29] Hoana,[29] Hoanike,[29] Hoanita,[29] Hoanoto,[29] Limantara[29]
方 (Fāng) Bang, Beng, Bung, Hng, Hong, Huang, Pang, Png, Puin Fong Fong Pheng, Phui, Poei, Poeij, Poeng, Poey Frans,[15] Pribadi,[29] Prihandi,[29] Pujiadi,[29] Yulia[15]
房 (Fáng) Bang, Hong, Pang, Phong, Pong Fong Fong, Piong Phong, Pong
馮 (Féng) Bang, Hong, Pang Fung, Fuung Phung Hoeng, Pang, Phang Arif,[23] Effendi,[28] Fangestu,[29] Fungestu,[29] Pangestu,[23] Wiliadinata[30]
符 (Fú) Hu Fu Fu, Phu Hoe Hussy[15]
傅 (Fù) Bou, Hu, Po Fu Fu Pou, Pouw Irawan,[23] Priyatna[30]
甘 (Gān) Gam, Kam, Kan Gam Kam Gam, Kam Gandimiharja,[1] Prayetno[15]
高 (Gāo) Gao, Go, Kau Gau, Gou Ko Ko, Kouw Koco,[28] Kosasih,[28] Saleh[23]
古 (Gǔ) Khoe, Koo Khu, Ku Hioe, Hiu Kho, Koe, Koo, Kou, Kouw, Kow Basri,[1] Hendarta,[30] Iskandar,[15] Komar,[29] Kosasih (Khosasih, Khoosasi),[29] Kowara,[29] Kumala,[15] Kurnia,[29] Kurniadi,[29] Kurniawan,[29] Kusika,[29] Kusnadi,[29] Kusno,[30] Kusuma,[29] Nawing,[15] Suripto[28]
關 (Guān) Guang, Guen, Gueng, Koan, Koen, Kuin Gan, Gwaan Guan, Koan Khoan Johan,[1][15] Karlam,[30] Kasman,[30] Kosasih,[15] Raharjo[30]
郭 (Guō) Guag, Gueh, Keh, Kerh, Koeh, Kok Gwok, Kok Kok Kho, Koe Kwee, Kwik, Kwok, Oe Cokrosaputro,[28][23] Darmawan,[15] Gunawan,[28][23] Kartawiharja,[27] Kasigit,[28] Kumala,[28] Kuncoro,[29] Kurnia,[28] Kurniawan,[29] Kusmita,[28] Kusnadi,[28] Kusuma,[23] Kusumawijaya,[29] Kusumo,[27] Mintarjo,[28] Paramitha,[28] Prasetyo,[28] Santoso,[28] Situwanda,[15] Somadi,[28] Susanto,[28] Valentina,[15] Winata[23]
韓 (Hán) Han, Hang Hon Hon Han Burhan,[32] Handaya,[27] Handijaya,[29] Handoko,[29] Handoyo,[29] Hanggar,[32] Hanjaya,[29] Hanjoyo,[27] Hantoro,[27] Pernollo,[28] Suhandi[29]
何 (Hé) Ho, Oa Ho Ho Ho, Hoo Hartono,[29] Hendra,[28] Hendrawan,[29] Hengky,[29] Herho,[29] Honoris,[23] Hosea,[15] Nugroho,[28] Setiawan,[23] Wijaya[15] Hamenda,[23]
賀 (Hè) Ho Ho Fo, Ho Ho Martinus[15]
洪 (Hóng) Ang, Hong Hung Fung Ang, Hoeng Aang,[28] Abraham,[29] Andyanto,[29] Angela,[29] Anggakusuma,[29] Anggawarsito,[29] Anggodo,[29] Anggono,[29] Anggoro,[29] Anggraini,[1] Anggriawan,[29] Angkadireja,[29] Angkasa,[29] Angkiat,[29] Angryanto,[29] Angsana,[32] Angwar,[1] Arbi,[28] Dharsono,[30] Rahmat,[30] Sanggalo,[29] Suryaatmaja,[28] Suryadi,[23] Sutarti,[15] Tahir,[37] Toindo,[1] Wahyudi,[28] Wardhana[28]
候 (Hòu) Hao, Hau, Hio, Ho Hau Heu Hauw Minarto[30]
胡 (Hú) Ho, Hu, O, Ou Vu, Wu Fu Aw, Ou, Ouw Harsono,[23] Husino,[23] Syarifudin[15]
黃 (Huáng) Hong, Wang, Ui Wong, Vong Wung Bong, Ng, Oei, Oeij, Oey, Ui, Wee, Whie, Wi, Wong Alianto,[15] Budiningsih,[1] Darmawan,[23] Darwis,[29] Fajrin,[23] Hadiwinata,[1] Hartono,[38]Jingga,[29] Kaliana,[23] Karim,[23] Kariman,[23] Marching,[23] Ngadiman,[29] Ngadimin,[29] Ngadimo,[29] Osteven,[30] Permatasari,[15] Rahmat,[28] Ridwan,[23] Sabu,[15] Sanjaya,[23] Secadiningrat,[28] Setiawan,[23] Sia,[28] Sugianto,[30] Sukowidono,[1] Sumanto,[23] Sumawi,[23] Supratikno,[23] Syarif,[30] Tumenggung,[28] Uray,[23] Usman,[30] Wahidin,[30] Wahyudi,[15] Wantah,[30] Wibisono,[23] Wibowo,[1][30] Widagdo,[1] Widiatmo,[29] Widodo,[1] Widyaningrat,[28] Widyono,[28] Wiguna,[28] Wiharja,[1][28] Wiharto,[1] Wijaya,[1][23] Wijayakusuma,[15] Wijoseno,[1] Wikarso,[15] Wikarta,[1] Willy (Willys),[29] Winardi,[29] Winarto,[29] Winata,[1][29] Winatan,[29] Windra,[29] Winoto,[29] Wiraatmaja,[29] Wiranata,[29] Wirya,[29] Wiryanto,[29] Wiryo,[29] Wiryono,[29] Wisanto,[29] Witular,[29] Wiyadi,[15] Wiyanarko,[29] Wiyono,[29] Wongkar,[29] Wuisan, [29] Wullur,[23]Afaratu [30]
霍 (Huò) Hok Fok Vok Fok Darmadi[28]
紀 (Jǐ) Gi, Ki Geik Ki Ki, Kie, Tjhie, Tjie Barki,[23] Hadinata[39]
江 (Jiāng) Gang, Kang Gong Kong Kang, Khiong, Kiang, Kong Kangean,[29] Konjaya,[15] Murni,[15] Sutomo,[28] Yahya[30]
金 (Jīn) Gim, Ging, Kem, Kim Gam, Gim Kim Keh, Tjing Kencanawati[28], Sugimin[1]
柯 (Kē) Gua, Kho, Ko, Koa O Kho Koa, Kua, Kwa, Kwaa Secakusuma,[28] Utomo[23]
鄺 (Kuàng) Kong, Kuang - Fong, Kwong Kuang Kondoh,[15] Kongdoro,[15] Mulya[30]
賴 (Lài) Lai, Lay, Loa, Lua, Nai, Noa Laai, Lai Lai, Lay Lai, Laij, Lay, Loa, Lua, Luo Irawan,[1] Laiherman,[29] Laimena,[29] Lainera,[32] Lais,[29] Laiyar,[32] Lasuk,[32] Lasuki,[29] Lohananta,[1] Lohanda,[1][23] Rasidin,[15] Sasmita,[15] Setiadi[30]
蘭 (Lán) Lan, Lang Laan Lan Lan Lany,[28] Liana[40]
黎 (Lí) Le, Li, Loi Lai Lai, Li Laij, Le, Lee, Li Layendra[15]
李 (Lǐ) Li Lei Li Lee, Li, Lie Adidarma,[28] Ali,[23] Aliwarga,[29] Boddhihiya,[28] Cahyo,[28] Darma,[23] Darmali,[29] Dipojuwono,[23] Elly,[15] Gozeli,[23] Gunawan,[23] Hakim,[30] Hidayat,[1] Kartikahadi,[28] Koty,[15] Kusumo,[30] Laksamanda,[29] Laksana,[29] Laksono,[29] Lamono,[29] Lamsano,[29] Lanandi,[29] Ledesma, Leman,[1] Lemandau,[29] Lemanjaya,[29] Lembata,[29] Leonardo,[29] Lesmana,[29] Lianto,[29] Liberman,[29] Libriani,[1] Licindo,[29] Licharli,[29] Lidarto,[29] Lieus,[28] Lika,[30] Likhwan,[15] Liman (Lyman),[1][23] Limantika,[29] Limanto,[41] Limena,[29] Linata,[29] Listiohadi,[29] Litelnoni,[23] Livai,[29] Liyanto,[23] Liyono,[29] Mahatirta,[30] Meirobi,[15] Mulia,[1] Muliono,[1] Mulyadi,[15] Mursali,[1] Muslina,[1] Nauli,[29] Pujianto,[28] Ramali,[29] Ramli,[29] Riady,[23] Romuli,[29] Rusli,[30] Sadeli,[23] Sarumaha,[15] Sujatmiko,[23] Sulistio,[1] Suparmin,[30] Suryono,[23] Suwondo,[23] Wahyadiyatmika,[15] Winarko,[15] Wiraatmaja,[28] Wuisan,[23] Yahya,[28] Yulianto[29]
連 (Lián) Hian, Len, Liam, Lian, Liang, Lieng Len, Lin Lien Lem, Lian, Nie Lembang,[30] Lembong[15]
樑, 梁

(Liáng)

Liang, Liong, Nien, No, Nion, Niu Liang, Loeng Liong Liang, Nio, Niouw Antonio,[29] Arif,[23] Dewi,[23] Graha,[15] Irawan,[15] Kurniawan,[42] Latif,[31] Liando,[29] Liangani,[29] Nagaria,[30] Nagazaki,[1] Neonardi,[29] Nurjaman,[29] Nurtani,[15] Nurtanio,[29] Rovanio,[29] Santosa,[23] Santoso[15]
遼 (Liáo) Liao, Liau, Liou Liau, Liu Liau Liao, Liauw Arfandy,[30] Leo,[30] Maulana,[15] Susanto[30]
廖 (Liào)
林 (Lín) Lem, Lim, Na, Nan Lam, Lim, Lem Lim Liem, Lim Abubakar,[15] Alim,[23] Baroleh,[29] Benly,[15] Budiharjo,[15] Candra (Chandra),[15] Condrowajoyo,[30] Durianto,[23] Halim,[23] Haliman,[29] Halimkusuma,[29] Harkata,[28] Herlambang,[15] Hidayat,[28] Jaya,[23] Juhar,[23][43] Kalona,[28] Kamil,[23] Karya,[23] Leman,[1] Liman,[29] Limandau,[29] Limandi,[29] Limansubronoto,[29] Limantara,[29] Limanto,[29] Limantoro,[29] Limarta,[29] Limawan,[29] Limasi,[15] Limiardi,[29] Limiarja,[29] Limiputra,[29] Limiyanti, Limiyanto (Limianto)[29] Limiyati,[29] Limyadi,[29] Linanto,[29] Linardi,[29] Linda,[15] Linus,[29] Lumenta,[29] Malik,[28] Matius,[44] Mulialim,[29] Mulyadi,[28] Mursalim,[29] Musalim,[1] Muslim,[29] Nastalim,[29] Nurimba,[23] 3,[29] Pribadi,[28] Raharja,[23] Ruslim,[29] Salim,[23] Sampurna,[23] Satyalim,[29] Setyadi,[28] Sidhunata,[28] Subrata,[15] Sugiarto,[23] Sugiharto,[15] Suharlim,[29] Sujatmiko,[23] Sulim,[1] Sulistio,[15] Sumitomo,[15] Sunasto,[28] Surya,[28] Suryana,[30] Susanto,[28] Sutanto,[28] Talim,[29] Talin,[29] Waworuntu,[30] Wijaya,[45] Witarsa,[23] Wono,[29] Yanto[28]
淩 (Líng) Leng Ling Leng Lin Thamlin[30]
劉 (Liú) Lao, Lau, Liu Lau, Liu Liu Lao, Lau, Lauw, Law, Liew, Lioe Antonius,[15] Fernardo,[15] Harto,[28] Kabulloh,[30] Karyadi,[28] Lauvin,[29] Lawang,[29] Lawani,[23] Lawanto,[29] Lawardi,[29] Lawijaya,[1], Lawis (Lauwis),[29] Lawita,[1] Lawrence,[29] Laya,[29] Leo,[15] Lovin,[29] Lukito,[28] Meilinda,[36] Mulawarman,[29] Nuralan,[30] Pahlawan,[29] Prajoko,[15] Prasetyo,[28] Setiawan,[1] Wijaya,[23] Yahya,[23] Yanty[15]
樓 (Lóu) Lau, Lio, Lo Lau, Leu Leu Lauw, Loe
盧 (Lú) Lo, Lou, Lu Lou, Lu Lu Lou, Louw Wijaya[15]
陸 (Lù) Lak, Leg, Liok, Log, Lok Luk, Luuk Liuk Liok, Liuk, Loek, Luk Lukali,[29] Lukita,[29] Lukito,[28] Lukman,[29] Lukmantoro,[29] Luwiharto[28]
呂 (Lǚ) Le, Li, Lir, Lu Leoi, Lui Li Li, Loe, Loei, Lu Hamzah,[30] Lukita,[23] Lukito,[28] Luksono,[29] Lukmanto,[29] Luna,[29] Lunardy,[29] Lusanto,[29] Tirtakusuma[15]
羅 (Luó) Lo Lo Lo Lo, Loh, Loo, Lou, Ro Lofunta,[1] Lokasari,[1] Lolang,[29] Louris,[29] Lukman,[15] Lumampauw,[15][36] Robert,[29] Robin,[29] Rohana,[29] Rohani,[29] Rosiana,[29] Rowanto,[29] Rowi,[29] Susilo,[30] Samalo[29]
馬 (Mǎ) Be, Bee, Bhe, Ma Ma, Maa Ma Be, Bhe, Ma, Mah Sulendro,[23] Wijaya[23]
麥 (Mài) Beeh, Beh, Bek, Bheh, Biak Maak, Mak Mag, Mak Mak Syukur[15]
莫 (Mò) Boh, Bok, Mog Mok Mok Bok, Moh, Mok Mocktar[23]
倪 (Ní) Ge, Ghoi, Ngi Ngai Nga Ge, Gee, Ngie, Nie Hidrayat[15]
歐陽

(Ōuyáng)

Aoiang, Auiang, Auiong, Oiong Aujeong Euyong Auwjong, Auwyang, Ojong, Oyong Sidharta[28]
潘 (Pān) Phoan, Phun, Puan, Pung Pun Phan Bwa, Phan, Phnua, Phoa, Phoan, Phwa, Poen Bunardi,[15] Pandega,[29] Panduwirja,[29] Pansawira,[29] Pribadi,[28] Pualam,[29] Pualamsyah,[29] Suprana,[23] Supandi,[1] Wisaksana,[23] Trenggono[15]
彭 (Péng) Pen, Phen, Pheng, Phi Paang, Pang Phang Phang, Phee, Phne Narthavirosa,[15] Pangalila,[32] Panganiban,[32] Pangestu,[23] Panghehar,[32] Pangilinan,[32] Pangkey,[32] Pitrajaya[15], Supangat[1]
秦 (Qín) Chin, Cing Ceon, Tun Chhin, Qin Tjin Mardanus[30]
邱 (Qiū) Khiu, Khu, Kiu, Ku Hiu, Jau Hiu Hioe, Kauw, Khoe, Khu Cinora,[15] Hendra,[30] Husen,[15] Kokoh,[15] Komar,[29] Kosasih (Khosasih, Khoosasi),[23] Kowara,[29] Kumala,[29] Kurnia,[1] Kurniadi,[29] Kurniawan,[29] Kurniawati,[36] Kusiana,[1] Kusika,[29] Kusnadi,[1] Kusniaty,[30] Kusuma,[29] Kusumawan,[15] Sasanasurya,[23] Sudarmono,[15] Surya,[30] Tirtawinata[28]
全 (Quán) Cuang, Cueng, Chng, Choan, Chuin Cyun, Tun Chhion Kwan Kuanna[29]
饒 (Ráo) Jiau, Liau, Riao Jiu Ngieu Djiauw, Jauw, Nyao, Nyauw Admajaya (Admajaja),[28] Harjono,[28] Jayadarta,[29] Jayadi,[29] Johari[29]
容 (Róng) Iong Jung, Yuung Yung Joeng Budiono[30]
沈 (Shěn) Sim Sam, Sim Sum Siem, Sim, Sun Budiharjo,[29] Hasim,[15] Islamy,[28] Kasiman, Rochimat,[15] Samudro,[29] Simargi,[29] Sumardi,[29] Sunardi,[29] Susanti,[15] Yansen,[29] Yatsen,[29] Yusuf[23]
施 (Shī) Si, Soa Si Su Si, Sie Cahyadi,[23] Lesmana,[23] Notowijoyo,[23] Sanusi,[15] Sidharta,[29] Sijaya,[29] Sinarta,[29] Siputra[29]
石 (Shí) Chioh, Sek, Set, Sia, Siak, Zieh, Zioh Sek, Siak Sag, Sak Cioh, Sek, Sik, Tjioh, Tjiok Seinal[15]
史 (Shǐ) Sai, Se, Si, Sir, Su Lhu, Si Su Soe Budiman,[46] Seinal,[15] Suganda,[1] Sutrawan[23]
司徒 (Sītú) Situ, Sirto, Suto Lhuhu, Sitou Suthu Seto, Sieto, Soeto, Suto Lutansito,[29] Sihu,[29] Suhu,[29] Suhuyanli,[29] Sitou,[29] Szeto,[29] Yosito[29]
蘇 (Sū) So, Sou Lhu, Sou Su So, Soe, Sou, Souw, Su Anastasia,[15] Budiarso,[28] Solihin,[29] Soriano, Sosro,[29] Sosrojoyo,[28] Sudarto,[28] Suganda,[29] Suhandinata,[28] Suker,[29] Sunardi,[29] Surya,[29] Suryo,[29] Susanto,[15] Suwarno,[29] Suwandi[29]
孫 (Sūn) Seng, Sng, Suin, Sun, Sung Lhun, Syun Sun Sng, Soen, Sun Sunardi,[29] Sunarto,[29] Sundoro,[29] Sunjoyo,[29] Sungkono,[1] Sunny, Sunur,[23] Suwandi,[29] Suwendi,[29] Wijaya[23]
譚 (Tán) Tam, Tan, Tham Ham, Taam Tam, Tham Ham, Tham Hamdani[30], Tamin[1], Tamira[1]
湯 (Tāng) Teng, Thng, Thong Hong, Tong Thong Thng, Thung Jackson,[28] Haliman,[30] Tirtawijaya[23]
唐 (Táng) Deng, Tang, Thang, Tng, Tong Hong, Tong Thong Teng, Thong, Tng, Tong Motet,[28] Tenggara[15]
滕 (Téng) Teng Tang Thin Teng, Thang, Theng, Tng Hardi,[15] Nangoi,[28] Tangkau,[15] Temenggung[28]
田 (Tián) Tian, Tiang, Tieng Hen, Tin Tien, Thien Thien Setiandi[30]
塗 (Tú) To, Tho, Tu, Tou Tou Do Tho, Thou, Thouw Thosatria[15]
汪 (Wāng) Ong, Uang Wong Vong Ang, Hong, Oei, Ong, Wang, Wee, Wong Am,[28] Baguna,[1] Bonggo,[29] Bunandi,[15] Darmadi,[28] Darmansyah,[28] Dharmawangsa,[29] Enggano,[29] Esmara,[23] Gosal,[15] Harto,[23] Haditono,[47] Himawan,[23] Husni,[23] Kurniawan,[30] Lembong,[23] Mranata,[30] Nawangwulan,[1] Onggano,[29] Onggo,[29] Ongko,[28] Onkovikjoyo,[48] Ongkowijaya,[29] Otong,[1] Prajoko,[29] Raja,[29] Rahmanata,[23] Rusli,[28] Sasongko,[29] Setiawan,[28] Sindhunatha,[23] Surianto,[30] Sumitro,[29] Surya,[28] Susanti,[23] Sutyanto, Suwandi,[28] Wangsa,[29] Wangsadinata,[29] Wangsaputra,[29] Waskito,[29] Wijaya,[28] Wiranata,[23] Wongkar, Wongso,[28] Wongsojoyo,[29] Wongsoseputra,[23] Wongsowinoto[15]
王 (Wáng) Heng, Ng, Ong, Uang Wung, Wong Vong
魏 (Wèi) Ghui, Gui, Ngui Ngai Ngui Goei, Goey, Gui, Ngoei, Wei, Wi Anton,[23] Budikusuma,[23] Elka,[15] Gunardi,[15] Gunawan,[28] Hartono,[30] Wijaya,[29] Wiratama[23]
溫 (Wēn) Un, Ung Vun, Wan Vun Boen, Oen, Wen, Woen, Wun Basirun,[29] Benjamin,[29] Budiman,[28] Budiono,[29] Bunaidi,[29] Bunawan,[29] Bunda,[29] Bunjamin (Bunyamin),[29] Buntara,[15] Buntaran,[29] Darmohusodo,[23] Elkana,[28] Gunawan,[29] Lukman,[30] Setiawan,[28] Sulaksono,[28] Suharjo,[1] Suwandi,[28] Suwargana,[28] Unang,[29] Utomo,[23] Wiguna,[29] Wendi,[29] Wenkiriwang,[1] Wendi, Winans,
烏, 鄔 (Wū) O͘, Ou, U Wu Vu Go, Goh, Gou, Gouw, Gu, Ing, Kho, Khoe, Ng, Wou, Wu Angkosubroto,[23] Bagus,[29] Dirgagunarsa,[28] Ganjar,[28] Gautama,[28] Geniusaharja,[30] Gomarga,[28] Gondasetra,[28] Gondo,[1] Gondokusumo,[28] Gondowijoyo,[28] Gono,[29] Gossidhy,[29] Gotama,[29] Govino,[29] Gozal,[30] Gozali,[23] Gunadi,[29] Gunardi,[29] Gunarsa,[23] Gunawan,[28] Halim,[15] Harjonagoro,[23] Hartono,[30] Husien,[30] Japri,[36] Kusuma,[23] Lunandi,[23] Margono,[29] Masrini,[28] Nadesul,[28] Purnomo,[28] Prayogo,[29] Setiady,[15] Subroto,[28] Sudargo,[30] Sudirgo,[29] Sugondo,[29] Sumargo,[29] Suryo,[49] Susanto,[30] Sutedy,[30] Unggul,[15] Utama,[29] Widargo,[29] Wurianto,[29] Yoga[29]
吳 (Wú) Ghou, Go, Ngo M, Ng Ng
伍, 仵 (Wǔ) Go, Ngo, Ngou M, Ng Ng
武 (Wǔ) Bhu, Bu Mou, Mu Vu
蕭 (Xiāo) Siao, Siau, Sio, Siou Lhiau, Siu Seu Siao, Siauw, Sieuw, Sio Guinata,[15] Saputra,[15] Sugiharto,[15] Suwahyu,[30] Swastika[28]
謝 (Xiè) Chia, Sia, Zia Die, Ze Chhia Che, Cia, Sie, Thia, Tjhia, Tjia, Tjie Cahyadi,[1] Cahyana,[29] Cahyono,[28] Ciasmanto,[29] Ciawi,[29] Ciawijaya,[29] Chandra,[29] Gunawan,[28] Hidayat,[28] Indriatno,[28] Jaya,[28] Sakti,[30] Setiawan,[30] Siady,[15] Sinar,[29] Sindoro,[29] Sito,[29] Sudarmadi,[29] Sudarso,[29] Suryajaya,[23] Syahputra, Siahaya, Sukri,[15] Syarif,[30] Syaril [30]
幸 (Xìng) Heng Hang Hen Hen Husada[15]
熊 (Xióng) Him, Hing, Hiong Hung Yung Hiem, Him Hartono,[30] Yusuf[28]
徐 (Xú) Ce, Chhi, Si, Sir, Su Ceoi, Tui Chhì Chee, Chi, Djie, Hsu, Shui, Swee, Tjhie, Tjie Bunarso,[30] Ciputra,[50] Hartawan,[30] Kuswandi,[29] Pujiati, Santosa,[30] Tilaar,[23]
許 (Xǔ) He, Hi, Hir, Hu, Kho, Khu, Kou Heoi, Hui Hi Che, Hie, Kho, Khou, Khouw, Khu, Ko, Kon, Kow, Tji Christiaji,[27] Darmaji,[27] Darmono,[30] Hakim,[23] Hamdani,[15] Hidayat,[1] Kahono,[28] Karmawan,[23] Kartika,[28] Kholil,[29] Kodinata,[29] Komar,[29] Komara,[29] Komarudin,[29] Kosasih (Khosasih, Khoosasi),[29][36] Kowara,[29] Kumala,[29] Kumarga,[28] Kurnia,[29] Kurniadi,[29] Kurniawan,[29] Kusika,[29] Kusnadi,[29] Kusno,[28] Kusuma,[29] Kusumo,[29] Kuswandi,[29] Mulyadi,[23] Permana,[15] Setiawan,[28] Setiono,[23] Srimulat,[23] Sukowati,[28] Sulaiman,[30] Sulendro,[28] Sunarko,[28] Suripto[23]
薛 (Xuē) Siat, Sih Sit Siet Sie, Siek, Siq Sidharta,[23] Wilamarta[30]
閻 (Yán) Giam, Iam, Ngiam Jim Ngiam Gan, Giam, Ian, Ien, Jan Gani,[28] Giamarta,[29] Hartono,[15] Jimarta,[29] Sugiamwinata,[29] Sugihartono,[29] Suhadi,[29] Sukoco[29] Ganwarin,[29]
顏 (Yán) Gan, Hian, Ngang, Nguang, Ngueng Ngaan, Ngan Ngian, Ngien
楊 (Yáng) Chhion, Chhiu, Chiiun, Iang, Ien, Ion, Iong, Iun Joeng, Yiang Yong Iu, Jo, Jouw, Ki, Nio, Njio, Njoo, Nyoo, Yno, Yo, Yoe Anwar,[28] Dharmanandi,[15] Inyo,[23] Irawady,[30] Johan,[15] Juwono, Kasman,[30] Kusbianto,[28] Mulyoto,[51] Naga,[23] Nyoto,[29] Renata,[52] Sanyoto,[28] Senjaya,[30] Setyadi,[30] Sudarso,[15] Sudhamek,[30] Sugondo,[30] Sukandinata,[30] Sunaryo,[29] Sunyoto,[15] Suryani,[15] Suryawan,[23] Sutaryo,[29] Tannos,[23] Tindo,[29] Tirta,[30] Wiharjo,[30] Yohan,[15] Yongki,[29] Yorensin,[29] Yoso,[29] Yudha,[29] Yuwana[29]
姚 (Yáo) Iau, Ie, Io Jiu Yeu Iau, Jaouw, Jauw, Yao, Yauw Handoko,[30] Jayanto,[30] Jayawan,[29] Yuswanto[29]
葉 (Yè) Iab, Iag, Iap Jip, Yiap Yap Ijap, Jap, Jip, Yap, Yip Effendi,[15] Harto,[15] Hendrawan,[28] Husodo,[28] Jamin,[29] Japri[29] Joyo,[15] Laksana,[23] Meliana,[15] Riand,[15] Pranoto,[15] Prawirohusodo,[23] Wijaya,[28] Suparno,[30] Supit,[28] Suyapto,[1] Toyib (Thoyip, Toyip),[29] Yananto,[28] Yapardi,[29] Yapina,[1] Yapip,[29] Yappy,[15] Yaputra,[23][29] Yektiurip,[29] Yipman
易 (Yì) Eg, Ek, Iah, Iak Jik, Yet Yit Ek Rahmani[15]
尤 (Yóu) Iu Jau Yu Jioe, Joe, Yiu, Yoe, Yu Buntoro,[28] Yules,[29] Yusuf,[28] Yuwono[28]
游, 㳺 (Yóu) Iu Jau, Yiu Yu
餘 (Yú) E, I, Ir, U Jyu, Yi Yi Ie, Ji, Jie Halim,[30] Ibrahim,[29] Ikhwan,[29] Iman,[29] Iskandar,[29] Jita,[15] Juslim,[53] Sumbaji,[30] Susanto,[15] Sutarji[15]
俞 (Yú) Ju, Lu Jyu Yi Djie, Ie, Joe Dawis,[23] Irawan,[28] Lukito,[54] Suji[15]
曾 (Zēng) Chan, Cheng, Chng, Zang, Zeng Dang, Zeng Chen Can, Chan, Tjan, Tjen, Tjin Candiluhur,[29] Chandra,[30] Chandrakusuma,[28] Chandrasaputra,[29] Chandrawinata,[55] Negara,[15] Silalahi,[23] Sudharmono[30]
詹 (Zhān) Chiam, Ziam Zim Cham Chan, Ciam, Tjam, Tjiam Camar,[29] Ciampea,[29]
張 (Zhāng) Tiang, Tiaun, Tiong, Tion, Tiun, Ziang Ziang, Zoeng Chong Teh, Teo, Theo, Thio, Tio, Tjang, Tjiong, Tjon, Tjong Canggih,[29] Chandra,[15][28] Hidayat,[30] Irawan,[28] Jaya,[15] Johan,[23] Kartio,[29] Kuswati,[15] Mukianto,[15] Natio,[29] Pambudi,[15] Prasetya,[29] Prasetyo,[1] Sajiono,[15] Sanusi,[15] Santyoso,[29] Setiadi,[29] Setiawan,[29] Setio,[1][15] Setiono,[29] Sudarso,[56] Sujino,[30] Sulistio (Sulistiyo),[30] Susantio (Susantyo),[1][29] Susetio (Susetyo),[29] Suwondo,[29] Suteja,[29] Sutiono,[29] Tyos,[15] Wijayakusuma[23]
鄭 (Zhèng) Den, Teng, Ten, Tin Zeng, Ziang Chhang Te, The, Thie, Tjen, Tjeng Budiono,[15] Darmaputra,[23] Hasan,[23] Herabadi,[1] Idris,[28] Jinarakhita,[23] Kharisma,[30] Liyanti,[36] Menaro,[28] Nusantara,[30] Sufida,[30] Tahyar,[23] Teddy,[29] Tedyono,[29] Teja,[1] Tejakusmana,[29] Tejamulia,[1][29] Tejarukmana,[29] Tejawati,[29] Tejokumoro,[29] Tejosuwito[23]
鐘 (Zhōng) Cheng, Chiong, Zeng Zung, Zuung Chung Chung, Ciong, Tjiong Arsajaya,[23] Chandra,[15] Cundiawan,[29] Cungandi,[29] Cungkoro,[29] Hadijaya,[28] Purnama,[29] Thamrin,[28] Theodora,[15] Purnama[57]
周 (Zhōu) Chiu, Ziu Zau, Ziu Chu Ciu, Djioe, Tjio, Tjioe, Tjoe Cahyadin,[30] Ciwijaya,[15] Cokroraharjo,[29] Cokrowijokso,[29] Cuanda, Gimin,[30] Harto,[15] Hartanto,[15] Johari, Jowarsa, Juanda ,[29] Juanita,[29] Juano,[29] Kusumanegara,[28] Mulyono,[28] Prajoko,[30] Prasetyo,[28] Yuanita[29]
朱 (Zhū) Chu, Zu Zi, Zyu Chu Cu, Tjoa, Tjoe, Tju Joyonegoro,[28][23] Jugito,[32] Jumena,[32] Juwinata,[32] Sutrisno,[23] Yusuf,[30] Zulfikar,[32] Zulfikri,[29] Zuneng[29]
莊 (Zhuāng) Chng, Choang, Chon, Chong, Zang, Zeng, Zuang Zong Chong Chuang, Cng, Tjhung, Tjuang, Tjung Budiman,[1] Dozan,[58] Juanda,[59] Juandi,[30] Mercubuwono[1]
卓 (Zhuó) Doh, Toh, Tok Coek, Zoek Chok Tjoek, Toh Harsono[15]
鄒 (Zōu) Chau, Zou Zau Cheu Tjee, Tjeuw, Tjoo, Tjouw Murdaya[23]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa ab ac ad ae af ag ah ai aj ak al am an ao ap aq ar as at au av aw ax ay az ba bb bc bd be bf bg bh bi bj bk bl bm bn bo bp bq br bs bt bu bv bw bx by bz ca cb Sutanto, Irzanti (2004-08-09), Ganti Nama di Kalangan Keturunan Tionghoa, Peraturan dan Kebebasan, diarsipkan dari asli tanggal 2008-01-30, diakses tanggal 29 Januari 2009
  2. ^ Sneddon, James Neil (2003). Indonesian language: its history and role in modern society. Sydney: University of New South Wales press. ISBN 978-0-86840-598-8.
  3. ^ Kridalaksana, Harimurti (1978). Perez, A. Q.; Santiago, A. O.; Nguyen, Dang Liem (ed.). Spelling Reform 1972: A Stage in the Process of Standardisation of Bahasa Indonesia. Manila: Pacific Linguistics. hlm. 305–317. ISBN 0858831767.
  4. ^ Febrianti, Winda Fitri; Mahzuni, Dede; Septiani, Ayu (2021). "Kehidupan Budaya Etnis Tionghoa di Kota Sukabumi 1966 - 2002" [Cultural Life of Chinese Ethnic Group in Sukabumi City 1966 - 2002]. Bihari: Jurnal Pendidikan Sejarah dan Ilmu Sejarah. 4 (2).
  5. ^ Coppel, Charles (1983). Indonesian Chinese in crisis (dalam bahasa Inggris). Kuala Lumpur, Malaysia: Oxford University Press. ISBN 978-0195825800.
  6. ^ Hui, Audrey Yu Jia (2022-04-21). "Audrey 俞佳慧 About Me". Diarsipkan dari versi aslinya tanggal 2024-01-27. Diakses tanggal 2024-01-27.
  7. ^ Faza, Hafidz (2017-10-26). "Audrey Yu Jia Hui, Simbol Patriotisme Anak Muda Tionghoa" [Audrey Yu Jia Hui, Symbol of Patriotism for Chinese Youth]. Rilis.id. Diakses tanggal 2021-02-23. Several years ago I changed my name legally. The reason was that in my whole life I was ashamed to be Chinese(-Indonesian). When I took my Chinese name back, I want to make a statement that I can love both my ancestor's culture and Pancasila/Indonesia at the same time.
  8. ^ a b Kurniawan, Budi (2012). "Penggunaan Nama Barat Oleh Etnis Tionghoa di Surabaya" [Use of Western Names by Ethnic Chinese in Surabaya]. Lakon: Jurnal Kajian Sastra Dan Budaya. 1 (1): 12–20. doi:10.20473/lakon.v1i1.1911. ISSN 2527-4899.
  9. ^ a b c d e Sugiri, Eddy (2003). "Perspektif Budaya Perubahan Nama Diri bagi WNI Keturunan Tionghoa di Wilayah Pemerintah Kota Surabaya" [Cultural Perspective of Name Change for Indonesian Citizens of Chinese Descent in the Surabaya City Government Area] (PDF). Bahasa dan Seni. 31 (1).
  10. ^ a b Suharyo (2013). "Pola Nama Masyarakat Keturunan Tionghoa" [Name Patterns of Chinese Descent Communities]. Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro.
  11. ^ Chuarsa, Ira (2019-05-11). "Menafsir Ulang Hubungan Tradisi Cina dan Kekristenan di Indonesia" [Reinterpreting the Relationship between Chinese Tradition and Christianity in Indonesia]. Universitas Gajah Mada. Diakses tanggal 2024-01-24.
  12. ^ Hudayah, Nur; Winarni, Retno (2014). "Pengaruh Kebijakan Pemerintah Indonesia terhadap Kehidupan Etnis Tionghoa di Bidang Politik, Sosial Budaya dan Ekonomi di Kabupaten Jember dari Zaman Orde Lama sampai Zaman Reformasi pada Tahun 1998-2012" [The Influence of Indonesian Government Policies on the Life of Chinese Ethnic Groups in the Political, Socio-Cultural and Economic Fields in Jember Regency from the Old Order Era to the Reformation Era in 1998-2012] (PDF). Publika Budaya. 2 (2): 19–31.
  13. ^ Heriyanto, David (2020-01-17). "What's in a name? Chinese-Indonesians have many stories". The Jakarta Post (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi aslinya tanggal 2024-01-27. Diakses tanggal 2024-01-27.
  14. ^ a b c Lutfiana, Andhini Rahma (2021). "Adaptasi Fonologis pada Perubahan Nama Diri Etnik Tionghoa ke Nama Indonesia Mulai Tahun 1970–2019 Sebagai Bentuk Pemertahanan Identitas Budaya Etnik Tionghoa" [Phonological Adaptation in the Change of Chinese Ethnic Names to Indonesian Names Starting from 1970–2019 as a Form of Maintaining Chinese Ethnic Cultural Identity]. Sapala. 8 (2).
  15. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa ab ac ad ae af ag ah ai aj ak al am an ao ap aq ar as at au av aw ax ay az ba bb bc bd be bf bg bh bi bj bk bl bm bn bo bp bq br bs bt bu bv bw bx by bz ca cb cc cd ce cf cg ch ci cj ck cl cm cn co cp cq cr cs ct cu cv cw cx cy cz da db dc dd de df dg dh di dj dk dl dm dn do dp dq dr ds dt du dv dw dx dy dz ea eb ec ed ee ef eg eh ei ej ek el em en eo ep eq er es et eu ev ew ex ey ez fa fb fc fd fe ff fg fh fi fj fk fl fm fn fo Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (2020-07-20). "Dewan dan Pengurus Pusat PSMTI Periode 2022" [PSMTI Board and Central Managers for 2022]. Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia. Diakses tanggal 2024-01-24.
  16. ^ "楊詩曼". Madame Tussauds Hong Kong. Diakses tanggal 2024-11-22.
  17. ^ Efendi, Bayu Alhadad (2022). "Pola Nama Etnis Tionghoa Padang Pada Masa Orde Baru" [Padang Chinese Ethnic Name Patterns During the New Order Era]. Kronologi. 4 (3).
  18. ^ a b Kurniawati, R. Deffi (2012). Daftar Nama Marga/Fam, Gelar Adat dan Gelar Kebangsawanan di Indonesia [List of Clan/Fam Names, Traditional Titles and Nobility Titles in Indonesia]. Jakarta: Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. ISBN 978-979-008-495-7.
  19. ^ a b "咱唱反调:汪部长言过其实 印尼投资环境鬼见愁" [Let’s play devil’s advocate: Minister Wang’s exaggeration makes Indonesia’s investment environment very worrying]. 安徽艾约塔硅油有 (dalam bahasa Tionghoa). 2019-10-20. Diakses tanggal 2024-02-13.
  20. ^ Rahmawati, Yasinta (2024-01-23). "Background Keluarga Tom Lembong, Punya Ayah Dokter Ahli Jantung dan Paman CEO Pabrik Obat Raksasa" [Tom Lembong's Family Background, A Cardiologist Father and a CEO of a Giant Pharmaceutical Factory Uncle]. suara.com. Diakses tanggal 2024-01-25.
  21. ^ Redaksi Lelemuku #1 (2017-09-26). "Warga GPM Tionghoa di Saumlaki Gelar Syukuran di Pantai Kelyar Jaya" [GPM Chinese residents in Saumlaki hold thanksgiving at Kelyar Jaya Beach]. Lelemuku. Diakses tanggal 2024-01-25. Pemeliharaan CS1: Nama numerik: authors list (link)
  22. ^ Antara News Sumatera Utara (2023-11-06). "Ratusan tamu hadiri peresmian Rupang Avalokitesvara Bodhisattva di Taman Simalem Resort" [Hundreds of guests attended the inauguration of the Avalokitesvara Bodhisattva statue at Taman Simalem Resort]. Antara News. Diakses tanggal 2024-01-27.
  23. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa ab ac ad ae af ag ah ai aj ak al am an ao ap aq ar as at au av aw ax ay az ba bb bc bd be bf bg bh bi bj bk bl bm bn bo bp bq br bs bt bu bv bw bx by bz ca cb cc cd ce cf cg ch ci cj ck cl cm cn co cp cq cr cs ct cu cv cw cx cy cz da db dc dd de df dg dh di dj dk dl dm dn do dp dq dr ds dt du dv dw dx dy dz ea eb ec ed ee ef eg eh ei ej ek el em en eo ep eq er es et eu ev ew ex ey ez fa fb fc fd fe ff fg fh fi fj fk fl Suryadinata, Leo (1981). Prominent Indonesian Chinese (dalam bahasa Inggris) (Edisi 4th). Singapore: ISEAS Publishing (dipublikasikan 2015). ISBN 978-981-4620-50-5.
  24. ^ Liang, Chengzhu (March 1, 2023). "著名企业家、教育家潘万鑫博士逝世一周年追思会在雅加达举行" [A memorial service for Dr. Pan Wanxin, a famous entrepreneur and educator, was held in Jakarta on the first anniversary of his death]. 千岛日报 (dalam bahasa Tionghoa).
  25. ^ a b Harris (2022-09-21). "椰城狮子会 Intan Prima 307B 社会福利活动" [Coconut City Lions Club Intan Prima 307B Social Welfare Activities]. 国际日报 (dalam bahasa Tionghoa). Diakses tanggal 2024-02-03.
  26. ^ Assidiqi, Hamas (2018). "Kebijakan Asimilasi Terhadap Etnis Tionghoa di Jakarta Tahun 1966-1998" [Assimilation Policy Against Ethnic Chinese in Jakarta 1966-1998]. Jurnal Prodi Ilmu Sejarah. 3 (3).
  27. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q Susanti (2021-01-27). "The Existence of Chinese Indonesian Surname". FactsofIndonesia.com. Diakses tanggal 2024-06-01.
  28. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa ab ac ad ae af ag ah ai aj ak al am an ao ap aq ar as at au av aw ax ay az ba bb bc bd be bf bg bh bi bj bk bl bm bn bo bp bq br bs bt bu bv bw bx by bz ca cb cc cd ce cf cg ch ci cj ck cl cm cn co cp cq cr cs ct cu cv cw cx cy cz da db dc dd de df dg dh di dj dk dl dm dn do dp dq dr ds dt du dv dw dx dy dz ea eb ec ed ee ef eg eh ei ej ek el em en eo ep eq er es et eu ev ew ex ey ez fa fb fc fd fe ff fg fh fi fj fk fl fm Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama :0
  29. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa ab ac ad ae af ag ah ai aj ak al am an ao ap aq ar as at au av aw ax ay az ba bb bc bd be bf bg bh bi bj bk bl bm bn bo bp bq br bs bt bu bv bw bx by bz ca cb cc cd ce cf cg ch ci cj ck cl cm cn co cp cq cr cs ct cu cv cw cx cy cz da db dc dd de df dg dh di dj dk dl dm dn do dp dq dr ds dt du dv dw dx dy dz ea eb ec ed ee ef eg eh ei ej ek el em en eo ep eq er es et eu ev ew ex ey ez fa fb fc fd fe ff fg fh fi fj fk fl fm fn fo fp fq fr fs ft fu fv fw fx fy fz ga gb gc gd ge gf gg gh gi gj gk gl gm gn go gp gq gr gs gt gu gv gw gx gy gz ha hb hc hd he hf hg hh hi hj hk hl hm hn ho hp hq hr hs ht hu hv hw hx hy hz ia ib ic id ie if ig ih ii ij ik il im in io ip iq ir is it iu iv iw ix iy iz ja jb jc jd je jf jg jh ji jj jk jl jm jn jo jp jq jr js jt ju jv jw jx jy jz ka kb kc kd ke kf kg kh ki kj kk kl km kn ko kp kq kr ks kt ku kv kw kx ky kz la lb lc ld le lf lg lh li lj lk ll lm ln lo lp lq lr ls lt lu lv lw lx ly lz ma mb mc md me mf mg mh mi mj mk ml mm mn mo mp mq mr ms mt mu mv mw mx my mz na nb nc nd ne nf ng nh ni nj nk nl nm nn no np nq nr ns nt nu nv nw nx ny nz oa ob oc od oe of og oh oi oj ok ol om on oo op oq or os ot ou ov ow ox oy oz pa pb pc "The Chinese Community in Indonesia". My China Roots. Diakses tanggal 2024-06-01.
  30. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa ab ac ad ae af ag ah ai aj ak al am an ao ap aq ar as at au av aw ax ay az ba bb bc bd be bf bg bh bi bj bk bl bm bn bo bp bq br bs bt bu bv bw bx by bz ca cb cc cd ce cf cg ch ci cj ck cl cm cn co cp cq cr cs ct cu cv cw cx cy cz da db dc dd de df dg dh di dj dk dl dm dn do dp Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia Provinsi Riau (2017). "Tentang Kami – Dewan Pengurus". Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia Provinsi Riau. Diakses tanggal 2024-01-26.
  31. ^ a b "On Being Chinese Indonesians". Jakarta Globe. Diakses tanggal 2024-06-01.
  32. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r "Imlek 2024: Etnis Tionghoa di Indonesia dan nama China mereka - 'Ada pergulatan identitas, apakah saya Tionghoa atau Indonesia?'". BBC News Indonesia. 2024-02-08. Diakses tanggal 2024-06-03.
  33. ^ PPI Jerman. "Ketua Umum PPI Jerman Dari Masa ke Masa" [General Chairman of PPI Germany From Time to Time]. PPI Jerman. Diakses tanggal 2024-01-24.
  34. ^ Tim SINDOnews (2021-11-22). "Sederet Profesor Asal Indonesia Mengajar di Universitas Dunia, Nomor 2 Suami Tsamara" [A Series of Professors from Indonesia Teach at World Universities, Number 2 is Tsamara's Husband]. SINDOnews. Diakses tanggal 2024-01-26.
  35. ^ Petrik (2022-03-24). "Raja Skandal RI: Eddy Tansil Sang Nakal Legenda Penipu di RI" [King of Indonesian Scandals: Eddy Tansil, the Naughty Legend of Fraudsters in Indonesia]. CNBC Indonesia. Diakses tanggal 2024-01-26.
  36. ^ a b c d e f g Koko Cici Jakarta. "Ikatan Koko Cici Jakarta Periode 2022-2024". Koko Cici Jakarta. Diakses tanggal 2024-02-03.
  37. ^ Petra Christian School Board (2019-05-15). "Dato' Sri DR. Tahir, MBA - Petra Kalianyar Christian Senior High School 1971 Alumnus". Petra Christian School Board. Diarsipkan dari asli tanggal 2019-05-15. Diakses tanggal 2024-01-26.
  38. ^ Tan, Herman (2018-10-12). "Budi Hartono, Pengusaha Rokok Terkaya Se-Indonesia" [Budi Hartono, the Richest Cigarette Entrepreneur in Indonesia]. TIONGHOA.INFO. Diakses tanggal 2024-01-26.
  39. ^ Meijuan, Lu (1986-01-17). "國際羽球賽球星介紹" [Taipei International Badminton Masters (1986)]. catalog.digitalarchives.tw (dalam bahasa Tionghoa). Diakses tanggal 2024-01-26.
  40. ^ Sunarti, Sunarti (2017). "Perubahan Identitas Etnis Tionghoa di Watampone, Bone 1966-2006" [Changes in Chinese Ethnic Identity in Watampone, Bone 1966-2006]. Universitas Negeri Makassar – via UPT Perpustakaan UNM.
  41. ^ Oh, Husien (2016). "Ambivalensi Kebijakan Pemerintah Orde Baru Tentang Golongan Etnis Tionghoa: Suatu Tinjauan Keputusan Presidium Kabinet Nomor 127 Tahun 1966 dan InstruksiPresiden Nomor 14 Tahun 1967". Ilmu dan Budaya: 5637–5650.
  42. ^ TIME Magazine. "60 Years of Asian Heroes: Rudy Hartono". Diarsipkan dari asli tanggal 2007-01-12.
  43. ^ Rong Qiao Group. "About the Founder". Rong Qiao Group. Diakses tanggal 2024-01-26.
  44. ^ tentang.org (2021-03-06). "Biografi Sersan Mayor Djoni Liem" [Biography of Sergeant Major Djoni Liem]. Biografi Profil Usaha Produk. Diakses tanggal 2024-01-06.
  45. ^ "Olympics Site Closed | Olympics at Sports-Reference.com". www.sports-reference.com. Diakses tanggal 2024-01-26.
  46. ^ Anggraeni, Dewi (2008-02-06). "Arief Budiman: Defying the Chinese stereotype". The Jakarta Post (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-01-26.
  47. ^ Budaya-Tionghoa.Net (2011-07-04). "Susi Susanti [ Wang Lian Xiang ] – Emas Pertama dan Pengantin Olimpiade" [Susi Susanti [ Wang Lian Xiang ] – First Gold and Olympic Bride]. Budaya Tionghoa. Diakses tanggal 2024-01-26.
  48. ^ Wang, Huicong (2024-06-02). "Indonesian Chinese begin to restore Chinese surnames". iMedia.
  49. ^ Arum, Rifda (2023-03-23). "Profil Gabriel Prince, Influencer yang Menolak SM Entertainment" [Profile of Gabriel Prince, Influencer Who Rejected SM Entertainment]. Gramedia. Diakses tanggal 2024-01-26.
  50. ^ Maulia, Erwida (2019-11-27). "Billionaire Indonesian property tycoon Ciputra, dies at 88". Nikkei Asia (dalam bahasa American English). Diakses tanggal 2024-01-26.
  51. ^ Li, Zhihan (2021-04-16). "印尼歌手坐擁超過2千萬粉絲!推超吸睛圖像小說辣翻眾人" [The Indonesian singer has more than 20 million fans! The super eye-catching graphic novel wows everyone]. Yahoo News (dalam bahasa Tionghoa). Diakses tanggal 2024-01-25.
  52. ^ Zakawali, Gifari (2023-08-29). "Profil Livy Renata Lengkap, dari Karier hingga Kekayaan" [Complete profile of Livy Renata, from Career to Wealth]. Orami. Diakses tanggal 2024-01-26.
  53. ^ Efendi, Bayu Alhadad; Erniwati (2022). "Pola Nama Etnis Tionghoa Padang Pada Masa Orde Baru". Kronologi. 4 (3): 13–28.
  54. ^ Hui, Audrey Yu Jia (2022-04-21). "Audrey 俞佳慧 About Me". Diarsipkan dari versi aslinya tanggal 2024-01-27. Diakses tanggal 2024-01-27.
  55. ^ "Miss Indonesia under fire". China Daily. Diakses tanggal 2024-01-26.
  56. ^ Douban. "彼得·阿德里安·苏达索 Peter Adrian Sudarso". 豆瓣 (dalam bahasa Chinese (China)). Diakses tanggal 2024-01-27.
  57. ^ Kustiani, Rini (2014-10-30). "Asal Mula Basuki Tjahaja Dipanggil Ahok" [The Origin of Basuki Tjahaja's Calling Ahok]. Tempo. Diakses tanggal 2024-01-26.
  58. ^ Hens, Henry (2016-03-30). "Film 90-an, Willy Dozan dari Film Laga Hong Kong Sampai Comic 8" [90s films, Willy Dozan from Hong Kong Action Films to Comic 8]. FIMELA. Diakses tanggal 2024-01-26.
  59. ^ "John Juanda | World Poker Tour" (dalam bahasa American English). Diakses tanggal 2024-01-26.
  • l
  • b
  • s
Nama pribadi dan antroponimi
  • Identitas pribadi
Nama pribadi
  • Nama pemberian
  • Nama keluarga
    • Patrilineal/Matrilineal
    • Daftar afiks
      • Partikel kebangsawanan
Berdasar urutan
  • Nama depan
  • Nama tengah
  • Nama belakang
Berdasar ciri
  • Diminutif
  • Eponim
  • Ganda
  • Matronim
  • Metonim
  • Mononim
  • Patrial
  • Patronim
    • Nama keluarga
  • Pekerjaan
  • Sobrikei
  • Teknonim
  • Toponim
  • Uniseks
Berdasar situasi kehidupan
  • Aptronim
  • Nama samaran (alias)
  • Nama gadis
  • Nekronim
    • Nama anumerta
    • Nama kuil
  • Nama sementara
  • Nama penyandang kekuasaan
  • Nama budak
Pseudonim (Daftar)
  • Nama seni
  • Bugō
  • Nama panggilan (julukan)
    • daftar
    • Hipokorisme
  • Nom de guerre
  • Nama pena
    • Heteronim
  • Nama ring
  • Shikona
  • Nama panggung
    • daftar
  • Nama pengguna
Berdasar budaya
  • Arab
  • Armenia
  • Bangladesh
  • Bulgaria
  • Ceko
  • Belanda
  • Fiji
  • Filipina
  • Finlandia
  • Ethiopia
  • Ghana
  • Hawaii
  • Ibrani
  • Hungaria
  • Islandia
  • India
  • Indonesia
    • Bali
    • Jawa
    • Maluku
    • Minangkabau
    • Tionghoa-Indonesia
  • Irlandia
  • Italia
  • Jepang
  • Jerman
  • Kamboja
  • Kanada
  • Kroasia
  • Korea
  • Laos
  • Latvia
  • Lithuania
  • Malaysia
  • Mongolia
  • Myanmar
  • Pakistan
  • Prancis
  • Persia
  • Polandia
  • Portugis
  • Romawi
  • Slavia Timur
    • Belarus
    • Rusia
    • Ukraina
  • Serbia
  • Slowakia
  • Spanyol
  • Thai
  • Tibet
  • Tionghoa
  • Turki
  • Vietnam
  • Yahudi
  • Yunani
Berdasar agama
  • Nama Kristen
    • Nama Alkitab
    • Nama Paus
    • Nama Santo
  • Nama Dharma
  • Nama Yahudi
    • Nama Ibrani
  • Nama teoforis
Gelar (Daftar)
otoritas/kehormatan
Gaya
  • Honorifik
    • Diplomatik
    • Bangsawan
    • Hukum
    • Agama
      • Gereja
  • Gelar sebelum nama
  • Sufiks
    • Emeritus
    • Gelar setelah nama
      • Academis
      • Ordo, penghargaan, dan medali
Titel
  • Akademis
  • Pangkat bangsawan
    • Keksatriaan
    • Istana
  • Pangkat militer
  • Profesional
  • Pangkat akademis
    • Pendidikan
    • Kehormatan
  • Bisnis
  • Diplomatik
  • Hukum
  • Agama
    • Gereja
Tradisi terkait
  • Nama baptis
  • Name day
    • Kalender santo
Topik terkait
  • Akronim
  • Anonimitas
  • Antropomorfisme
    • Personifikasi nasional
  • Daftar panggil
  • Keluarga
  • Nama legal
    • Penggantian nama
  • Nomen nescio
  • -onim
  • Identitas pribadi
    • Identifier
  • Nama diri
  • Tanda tangan
    • Monogram
    • Khelrtva
    • Signum manus
    • Tughra
  • Tabu penamaan
  • Category:Daftar nama
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Marga_Tionghoa-Indonesia&oldid=27248929"
Kategori:
  • CS1 sumber berbahasa Chinese (China) (zh-cn)
  • Tionghoa-Indonesia
  • Budaya Tionghoa
Kategori tersembunyi:
  • Halaman dengan kesalahan referensi
  • Pages using the JsonConfig extension
  • CS1 sumber berbahasa Inggris (en)
  • CS1 sumber berbahasa Tionghoa (zh)
  • Pemeliharaan CS1: Nama numerik: authors list
  • CS1 sumber berbahasa American English (en-us)
  • Artikel mengandung aksara Tionghoa
  • Artikel mengandung aksara Han tradisional

Best Rank
More Recommended Articles