More Info
KPOP Image Download
  • Top University
  • Top Anime
  • Home Design
  • Top Legend



  1. ENSIKLOPEDIA
  2. Masabumi Hosono - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Masabumi Hosono - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Masabumi Hosono

  • العربية
  • مصرى
  • Azərbaycanca
  • Čeština
  • English
  • Español
  • فارسی
  • Suomi
  • Français
  • Հայերեն
  • 日本語
  • Jawa
  • 한국어
  • Português
  • Русский
  • Svenska
  • Українська
  • 中文
Sunting pranala
  • Halaman
  • Pembicaraan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Perkakas
Tindakan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Umum
  • Pranala balik
  • Perubahan terkait
  • Pranala permanen
  • Informasi halaman
  • Kutip halaman ini
  • Lihat URL pendek
  • Unduh kode QR
Cetak/ekspor
  • Buat buku
  • Unduh versi PDF
  • Versi cetak
Dalam proyek lain
  • Wikimedia Commons
  • Butir di Wikidata
Tampilan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Artikel ini sudah memiliki referensi, tetapi tidak disertai kutipan yang cukup. Anda dapat membantu mengembangkan artikel ini dengan menambahkan lebih banyak kutipan pada teks artikel. (Pelajari cara dan kapan saatnya untuk menghapus pesan templat ini)
Infobox orangMasabumi Hosono

Edit nilai pada Wikidata
Nama dalam bahasa asli(ja) 細野正文 Edit nilai pada Wikidata
Biografi
Kelahiran15 Oktober 1870 Edit nilai pada Wikidata
Prefektur Niigata Edit nilai pada Wikidata
Kematian14 Maret 1939 Edit nilai pada Wikidata (68 tahun)
Jepang Edit nilai pada Wikidata
Data pribadi
PendidikanUniversitas Kajian Asing Tokyo
Hitotsubashi University (en) Terjemahkan Edit nilai pada Wikidata
Kegiatan
Pekerjaanexplorer (en) Terjemahkan Edit nilai pada Wikidata

Masabumi Hosono (細野 正文code: ja is deprecated , Hosono Masabumi, 15 Oktober 1870 – 14 Maret 1939[1]) merupakan satu-satunya orang Jepang yang menaiki RMS Titanic. Dia meninggal pada tahun 1939.

Perjalanan

[sunting | sunting sumber]
Tulisan Masabumi Hosono mengenai tragedi Titanic

Tahun 1910, Departemen Perhubungan Jepang mengirim utusan resmi bernama Masabumi Hosono, 42 tahun ke Rusia untuk belajar dari negara tersebut tentang perkeretaapian. Hosono menyelesaikan tugas nya itu pada awal 1912, kemudian ia pulang dan berhenti di London, dalam perjalanan pulangnya dengan melintasi Atlantik dengan menggunakan kapal Titanic. Perlu dikatakan, bahwa perjalanannya tidak seperti yang direncanakan.

Pada tanggal 14 April jam 11:40, hanya empat hari setelah berlayar, Titanic menghantam gunung es, ketika ia sedang nyenyak tertidur, 25 atau 30 menit setelah tabrakan terdengar suara ketukan, kemudian Hosono segera keluar di kabin kelas dua, Ia kemudian Berhasil keluar mencapai dek paling atas, namun sebagai orang asing, ia diperintahkan untuk menggunakan dek yang lebih rendah, jauh dari perahu penyelamat. "Sementara tembakan isyarat darurat sedang ditembakan ke udara terus-menerus dan dengan warna biru berpendar dan suara yang cukup menakutkan. Saya tidak dapat menghilangkan rasa ketakutan dan kesedihan," tulis Hosono dalam suratnya.

"Saya mencoba untuk mempersiapkan diri untuk saat terakhir tanpa persiapan, membuat pikiran saya tidak meninggalkan sesuatu yang tercela seperti Jepang. Tetapi saya masih bisa mencari dan menunggu kesempatan untuk setiap kemungkinan untuk bisa bertahan hidup."

Tiga kali ia mencoba untuk naik sekoci penyelamat namun oleh petugas dilarang karena yang didahulukan adalah wanita dan anak-anak, Akhirnya kesempatan ketiga datang ketika petugas penurun sekoci berseru "hanya tinggal untuk dua orang!" Seorang pria melompat "Pemikiran saya tertuju pada istri dan anak-anak bahwa saya tidak akan lagi dapat melihat istri yang saya sangat cintai dan anak-anak, karena tidak ada alternatif lain bagi saya untuk berbagi dari takdir yang sama seperti Titanic. Tetapi apa yang dilakukan orang pertama yang melompat ke sekoci terakhir, membuat saya untuk mengambil kesempatan terakhir ini, ia kemudian melompat masuk ke dalam sekoci yang berisikan perempuan dan anak-anak."

"Setelah kapal tenggelam, kemudian muncul kembali, dengan orang-orang yang berjatuhan kedalam air sebelum akhirnya tenggelam. Sekoci kami juga di isi dengan isak tangis istri-istri, anak-anak, perempuan yang suaminya tidak terbawa dalam sekoci penyelamat, khawatir tentang keselamatan suami dan bapak mereka. Dan saya benar-benar tertekan dan sengsara karena itu, tidak mengetahui apa yang akan terjadi pada diri saya dalam jangka panjang setelah ini."[2]

Kembali ke Jepang

[sunting | sunting sumber]

Hosono dikecam di negaranya sendiri karena melakukan hal yang tidak ksatria tersebut ketika banyak orang lain meninggal dunia. Perdana Menteri Jepang saat itu kemudian memecat ia dalam pemerintahannya kemudian beberapa minggu kemudian memanggilnya kembali, tetapi citranya masih tetap tercoreng dan harian koran Jepang menjulukinya sebagai orang pengecut, buku yang mengutip masa hidup dia sebagai contoh tingkah laku yang memalukan dan seorang profesor etika menyebutnya orang tak bermoral. Bahkan publik Jepang saat itu menganjurkannya untuk melakukan harakiri untuk menyelamatkan mukanya.

Hosono tidak pernah melakukan bunuh diri, tetapi ia berharap dapat mengulanginya dan mati bersama Titanic. Ia tidak pernah membicarakan pengalamannya lagi, dan melarang apa pun yang menyebutkan tentang Titanic di rumahnya. Ia meninggal pada tahun 1939 sebagai seorang pria yang hancur dan dilupakan banyak orang.

Pasca kematian

[sunting | sunting sumber]

Surat tersebut kemudian dipegang oleh istrinya, apa yang tertulis tersebut diyakini menjadi satu-satunya kisah hidup yang ditulis oleh penumpang Titanic sendiri, surat tersebut kemudian disimpan dalam laci hingga tahun 1997, ketika film Titanic ditayangkan di Tokyo, masyarakat Jepang saat itu sangat antusias untuk menyaksikan film Titanic karena ada orang Jepang yang ikut dalam perjalanan Titanic, Masabumi Hosono, namun kali ini dengan lebih banyak simpati.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]
  • Edward John Smith
  • Futility, or the Wreck of the Titan

Catatan kaki

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Mehl 2003.
  2. ^ Higgins & 997.

Bibliografi

[sunting | sunting sumber]
  • (Inggris) Alston, Jon P.; Takei, Isao (2005). Japanese Business Culture And Practices: A Guide to Twenty-first Century Japanese Business. iUniverse. ISBN 9780595355471.
  • (Inggris) Higgins, Andrew (13 December 1997). "A testament to the will to live". The Guardian. Pemeliharaan CS1: Tanggal dan tahun (link)
  • (Inggris) Mehl, Margaret D. (25 November 2003). "The Last of the Last". Diakses tanggal 13 April 2012. Pemeliharaan CS1: Tanggal dan tahun (link)
  • (Inggris) Pellegrino, Charles (2012). Farewell, Titanic: Her Final Legacy. Hoboken, NJ: John Wiley & Sons. ISBN 978-0-470-87387-8.
  • (Inggris) Stringer, Julian (1999). "The China Had Never Been Used!". Dalam Sandler, Kevin S.; Studlar, Gaylyn (ed.). Titanic: Anatomy of a Blockbuster. New Brunswick, NJ: Rutgers University Press. ISBN 9780813526690.
  • (Inggris) Wormstedt, Bill; Fitch, Tad (2011). "An Account of the Saving of Those on Board". Dalam Halpern, Samuel (ed.). Report into the Loss of the SS Titanic: A Centennial Reappraisal. Stroud, UK: The History Press. ISBN 978-0-7524-6210-3.
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Masabumi_Hosono&oldid=26769595"
Kategori:
  • Artikel kurang kutipan baris
  • Kelahiran 1870
  • Kematian 1939
Kategori tersembunyi:
  • Pages using the JsonConfig extension
  • Semua artikel kurang kutipan baris
  • Halaman dengan label Wikidata belum diterjemahkan
  • Artikel mengandung teks Jepang
  • Lang and lang-xx using deprecated ISO 639 codes
  • Galat CS1: tanggal akses tanpa URL
  • Pemeliharaan CS1: Tanggal dan tahun

Best Rank
More Recommended Articles