Merpati Tak Pernah Ingkar Janji
Merpati Tak Pernah Ingkar Janji | |
---|---|
![]() | |
Sutradara | Wim Umboh |
Produser | Ferry Angriawan |
Ditulis oleh |
|
Pemeran |
|
Penata musik | Billy J. Budiarjo |
Sinematografer | Tipuk Nugroho |
Penyunting | Emil Callebaute |
Distributor | Virgo Putra Films |
Tanggal rilis | 1986 |
Durasi | 104 menit |
Negara | Indonesia |
Merpati Tak Pernah Ingkar Janji adalah film drama Indonesia tahun 1986 yang disutradarai oleh Wim Umboh dan dibintangi oleh Paramitha Rusady dan Adi Bing Slamet.[1] Film ini merupakan adaptasi dari novel berjudul Merpati Tak Pernah Ingkar Janji karya novelis Indonesia, Mira W., yang berkisah mengenai Maria yang sejak kecil diarahkan ayahnya untuk menjadi biarawati. Saat menempuh pendidikan di sekolah umum untuk pertama kalinya, dia berkenalan dengan seorang anak nakal bernama Guntur yang kemudian memberikan pengalaman yang tidak pernah dialaminya.[1]
Alur
Maria sejak kecil diarahkan ayahnya untuk jadi biarawati. Akibat didikan yang kaku ayahnya, Maria tidak pernah menempuh pendidikan di sekolah umum dan tidak pernah belajar bersosialisasi sampai usia remaja. Saat masuk SMA khusus cewek, Maria sering dirundung oleh teman-temannya karena kenaifannya dan kepolosannya. Perundungan tersebut mencapai puncaknya ketika salah satu temannya memasukkan tikus ke dalam makanannya yang membuatnya pingsan. Setelah dihukum akibat perbuatan tersebut, teman-teman Maria mulai merasa bersalah dan mulai bersikap lebih baik pada Maria.
Pada saat pertandingan voli antar sekolah, seorang cowok nakal bernama Guntur mendatangi Maria dan mencolek payudaranya, sehingga membuat Maria menangis. Guntur kemudian mencari cara untuk menarik perhatian Maria dengan cara berpura-pura untuk menyelamatkannya saat teman-temannya mencoba menganggunya di jalan. Di sekolah, teman-teman Maria menghadiahkan kado baju renang dan BH untuk Maria yang tidak pernah memakainya sebelumnya. Seorang temannya Rena mengundangnya ke pesta ulang tahun, di mana itu untuk pertama kalinya Maria berdandan dan mengenakan gaun. Karena takut tidak diijinkan, Maria pergi secara diam-diam ke pesta tanpa sepengetahuan ayahnya. Elita yang seharusnya menjemputnya ternyata telah mengatur agar Guntur yang menjemputnya ke pesta. Sepulang dari pesta, Guntur mencium Maria dan mengajaknya untuk berenang di hari senin. Maria memberi tahu rencananya untuk berenang bersama Guntur ke teman-temannya, sehingga membuat semua teman-temannya ikut. Sesampainya di kolam renang, karena terlalu malu, Maria akhirnya tidak jadi berenang.
Setelah pulang dari tugas dinasnya ke Banyumas, ayah Maria menerima laporan dari pembantunya yang mengatakan bahwa ada cowok yang berteriak-teriak di depan rumah pada saat dia tidak ada. Ayahnya menggeledah kamar Maria dan menemukan baju renang yang dihadiahkan teman-temannya. Sangat murka akibat baju renang tersebut, ayahnya menampar, memarahi dan memukuli Maria, serta melarangnya untuk sekolah. Di sekolah, suster dan teman-temannya menjelaskan pada ayah Maria bahwa baju renang tersebut adalah hadiah dari mereka dan Maria tidak pernah mengenakannya, sehingga membuatnya melunak. Maria yang merasa frustasi dengan kemarahan ayahnya kabur dari rumah dan mencoba mengajukan diri menjadi biarawati, tapi ditolak kepala biara. Maria yang sudah putus asa akhirnya jatuh pingsan saat hujan lebat dan ditemukan di dekat kapel. Untuk pemulihan, Maria dirawat di rumah sakit. Pada saat hari terakhir Maria dirawat, Guntur dengan dibantu teman-temannya mengajak Maria untuk jalan-jalan seharian sebelum terkurung kembali di rumah.
Setelah melanjutkan sekolah, Maria mengalami menstruasi pertamanya, yang membuat ayahnya paranoid sehingga memaksa Maria untuk langsung menjadi biarawati saat itu juga. Keinginan ayahnya tersebut tidak dapat dipenuhi oleh kepala biara, karena Maria ingin menyelesaikan sekolah dulu sebelum menjadi biarawati. Setelah pulang ke rumah, ayahnya menemukan album foto pesta ulang tahun Rena, yang membuatnya marah. Maria yang sudah tidak tahan dengan tekanan ayahnya, memutuskan untuk kabur dari rumah sekali lagi. Ayahnya yang kebingungan mencarinya, mencurigai Maria berada di rumah Guntur dan memaksa suster sekolah untuk mendapatkan alamat rumah Guntur dari teman-teman sekelas Maria. Ayah Maria kemudian mendatangi rumah Guntur, di mana saat itu teman-temannya yang berandalan kebetulan sedang berada di sana. Tindakan arogan Pak Handoyo membuat salah satu teman Guntur mengeluarkan pistol. Saat dia menembakkannya, Guntur memasang badan untuk melindungi Pak Handoyo. Guntur yang tertembak segera dibawa ke rumah sakit tapi kondisinya sangat kritis. Di rumah sakit, Rena memberikan surat cinta yang ditulis Guntur untuk Maria. Setelah membaca isi surat tersebut, Maria langsung bertekad dan berdoa bahwa dia rela menyerahkan dirinya sepenuhnya kepada Tuhan saat itu juga, asalkan Guntur bisa selamat.
Tujuh tahun kemudian, Maria yang sekarang adalah suster Bernadette menerima para korban bencana akibat adanya jembatan yang roboh. Di saat yang sama, polisi datang dan mengantar seorang korban kecelakaan bis yang masuk jurang, yang ternyata adalah Pak Handoyo, ayahnya. Sebelum hembusan nafas terakhirnya, Maria meminta ayahnya melihatnya yang telah memenuhi keinginannya dengan menjadi seorang biarawati. Beberapa saat kemudian, insinyur yang bertugas memeriksa jembatan yang roboh meminta untuk bertemu dengan Suster Bernadette. Insinyur tersebut ternyata adalah Guntur. Guntur mempertanyakan Maria yang meninggalkannya 7 tahun yang lalu, yang dijawab Maria bahwa dia percaya bahwa Tuhan telah menjawab doanya dengan menukar nyawa Guntur dengan pengabdiannya. Saat Guntur menanyakan kapan kebahagiaan akan mewarnai hidupnya juga, Maria menjawab "Ingatlah Guntur, Merpati tidak akan ingkar janji."
Pemeran
- Paramitha Rusady sebagai Maria (Suster Bernadette)
- Adi Bing Slamet sebagai Guntur
- Kusno Sudjarwadi sebagai Pak Handoyo, ayah Maria
- Nia Zulkarnaen sebagai Elita
- Aline Sahertian sebagai Rena (dikreditkan sebagai Lauren Eugenny S)
- Iyut Bing Slamet sebagai Tina
- Sylvana Herman sebagai Nurul
- Era Gloria sebagai Luna
- Rima Melati sebagai Suster Cecilia
- Harry Patakaki sebagai Gatot
- James Sahertian sebagai Risman
Soundtrack
Ost. Merpati Tak Pernah Ingkar Janji | ||||
---|---|---|---|---|
Album lagu tema karya beragam artis | ||||
Dirilis | 1987 | |||
Genre | Pop | |||
Label | Billboard Indonesia | |||
Kronologi beragam artis | ||||
|
Ost. Merpati Tak Pernah Ingkar Janji adalah album soundtrack dari film ini. Lagu-lagu dinyanyikan oleh kedua bintang utamanya, yaitu Paramitha Rusady dan Adi Bing Slamet. Pengarah musik album ini adalah Billy J. Budiarjo yang juga menata musik dalam filmnya.
Daftar lagu
- Merpati Tak Pernah Ingkar Janji (cipt. Billy J. Budiarjo & Dani Mamesah, vokal Paramitha Rusady)
- Hari Demi Hari (cipt. Adi Bing Slamet, vokal Adi Bing Slamet)
- Perisai Cinta (cipt. Paramitha Rusady, vokal Paramitha Rusady & Adi Bing Slamet)
- Tabir (cipt. Billy J. Budiarjo & Dani Mamesah, vokal Paramitha Rusady)
- Cita Remaja (cipt. Ekki Soekarno & Dani Mamesah, vokal Adi Bing Slamet)
- Cita Dan Cintaku (Billy J. Budiarjo & Ekki Soekarno, vokal Paramitha Rusady)
- The Only One (I Love You More Each Day) (cipt. Adi Bing Slamet, vokal Adi Bing Slamet)
- Dua Wajah (cipt. Ekki Soekarno & Deddy Dhukun, vokal Paramitha Rusady)
- Bersamamu Aku Bahagia (cipt. Billy J. Budiarjo, vokal Paramitha Rusady)
- Kugapai Cintamu (cipt. Billy J. Budiarjo, vokal Paramitha Rusady)
- Kidung Cinta (cipt. Billy J. Budiarjo, vokal Paramitha Rusady)
- Merpati Tak Pernah Ingkar Janji (Ending) (cipt. Billy J. Budiarjo, vokal Paramitha Rusady & Adi Bing Slamet)
Trivia
- Lagu "The Only One" sempat dirilis ulang oleh Sierra pada tahun 2011.
Pembuatan ulang
Pada tahun 2013, film ini diadaptasi menjadi salah satu episode TV Movie produksi SinemArt yang ditayangkan di RCTI, dimainkan oleh Mikha Tambayong yang memerankan karakter Maria, sedangkan posisi Guntur dimainkan oleh Morgan Oey.
Referensi
- ^ a b "Merpati Tak Pernah Ingkar Janji (1986)". ID Film Center. Diakses tanggal 19 September 2025.
Pranala luar
- Merpati Tak Pernah Ingkar Janji di IMDb (dalam bahasa Inggris)
- Film Indonesia tahun 1986
- Film berbahasa Indonesia
- Film drama
- Film tentang perundungan
- Film tentang masa SMA
- Film tentang biarawati
- Film yang berdasarkan pada novel Indonesia
- Film yang disutradarai Wim Umboh
- Film yang diproduseri Ferry Angriawan
- Film yang ditulis Mira W.
- Film Virgo Putra Film
- Film yang berlatar di sekolah
- Film yang berlatar di Jakarta
- Film yang berlatar tahun 1980-an