Museum Bank Tabungan Negara
Museum Bank Tabungan Negara adalah museum khusus yang didirikan sebagai pusat informasi mengenai sejarah pendirian dan kegiatan bisnis dari Bank Tabungan Negara.[1]
Sejarah
Gedung Museum Bank Tabungan Negara merupakan bekas gedung Post Paarbank.[2] Pemakaiannya telah dimulai sejak masa pemerintahan Hindia Belanda.[3] Museum ini memberikan informasi mengenai sejarah Bank Tabungan Negara.[4] Informasi dimulai dari pendirian Post Paarbank di Batavia pada tahun 1897. Selanjutnya, disajikan informasi mengenai penggantiaan nama Post Paarbank menjadi Tyokin Kyoku atau Chokinkyoku pada tahun 1942 selama masa pendudukan Jepang di Indonesia. Berikutnya, disajikan informasi setelah masa kemerdekaan Indonesia, yaitu penggantian nama Tyokin Kyoku menjadi Bank Tabungan Pas pada tahun 1950 dan penggantian nama menjadi Bank Tabungan Negara pada tahun 1963. Pada tahun 2024 gedung ini beralih fungsi menjadi museum dan kantor pusat Bank BTN selanjutnya berpindah ke Menara BTN yang ada dibelakangnya.[5]
Lokasi
Museum Bank Tabungan Negara beralamat di Jalan Gajah Mada Nomor 1, Petojo Utara, Gambir, Jakarta Pusat.[6] Titik koordinatnya adalah 6°10’01.4” Lintang Selatan dan 106°49’10.0”Bujur Timur. Museum ini dapat dicapai dari beberapa rute perjalanan. Dari Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, museum dicapai dengan jarak tempuh sejauh 26,2 km. Dari Bandar Udara Internasional Halim Perdana Kusuma jaraknya mencapai 16,8 km. Bila melalui Stasiun Gambir jaraknya hanya 3,6 km, sedangkan dari Stasiun Pasar Senen jaraknya mencapai 5,9 km. Museum ini juga dapat dicapai dari Terminal Rawamangun dengan jarak tempuh sejauh 13,2 km atau dari Terminal Kampung Rambutan sejauh 25,8 km.[7]
Koleksi
Bangunan museum ini terdiri dari dua lantai. Pada lantai pertama disuguhkan koleksi lama dari Postspaarbank, pada era Bank Tabungan Pos. Sementara di lantai dua, berisi inovasi yang telah dilakukan oleh BTN saat ini.
Postspaarbank dalam sejarahnya paling gencar mengajak orang mulai menabung di bank. Poster-poster unik dipublikasikan untuk mengajak orang agar mau menabung. Salah satu posternya berbunyi, Dengan Mentjelengken Wang Kau Terloepoet dari Kesoesahan, Moelai Lah Kamoe dari Moeda Boeat Mentjelengken/ Dengan mencelengkan uang kau terluput dari kesusahan, mulailah kamu dari muda buat mencelengkan[5]..
Ada pula poster bergambar anjing di depan peti dengan tulisan, Bagaimana Djoega Baik Pendjaganja, tetapi Oeang Toean Lebih Aman Pada Postspaarbank/ Bagaimana juga baik penjaganya, tetapi uang tuan lebih aman pada Postspaarbank. Kedua poster tersebut beredar sekitar tahun 1930.[8]
Referensi
- ^ Budiman, R. P. (2023-01-09). "Museum Bank Tabungan Negara". ingatan.id. Diakses tanggal 2025-05-31.
- ^ Admin (13 Januari 2025). "Jejak BTN dari Masa ke Masa, Hidup Mati di Zaman Kolonial hingga Berpeluang jadi Mega Bank di Indonesia". Jabar Pos. Diakses tanggal 5 Juni 2025.
- ^ RP Budiman (9 Januari 2023). "Profil Singkat Museum Bank Tabungan Negara". ingatan.id. Diakses tanggal 5 Juni 2025.
- ^ Putra, Dwitya (11 Februari 2018). "Revitalisasi Museum BTN". Info Bank News. Diakses tanggal 5 Juni 2025.
- ^ a b "Menelusuri Denyut Perbankan Masa Kolonial hingga Kemerdekaan di Kota Tua". Kompas. Diakses tanggal 13 Desember 2024.
- ^ "DAFTAR MUSEUM KEBUDAYAAN PER KEC. TAMAN SARI". Pusdatin Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah. Diakses tanggal 29 Mei 2025. ;
- ^ Rusmiyati, dkk. (2018). Katalog Museum Indonesia Jilid I (PDF). Jakarta: Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman. hlm. 208. ISBN 978-979-8250-66-8. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
- ^ ARLINTA, DEONISIA (2019-02-20). "Menelusuri Denyut Perbankan Masa Kolonial hingga Kemerdekaan di Kota Tua". kompas.id. Diakses tanggal 2025-05-31.