Onderafdeling Mamasa
Onderafdeling Mamasa adalah sebuah onderafdeling yang dibentuk dalam wilayah Afdeling Mandar pada tanggal 1 Juni 1940 dalam masa pemerintahan Hindia Belanda.[1][2] Wilayah Onderafdeling Mamasa terbentuk dari tujuh wilayah kerajaan yang tergabung dalam Persekutuan Pitu Ulunna Salu.[3] Ibu kota Onderafdeling Mamasa terletak di Kota Mamasa.[4] Setelah kemerdekaan Indonesia, Onderafdeling Mamasa digabungkan dengan Onderafdeling Polewali untuk membentuk Kabupaten Polewali Mamasa pada tahun 1959 M.[5]
Pembentukan
Pada tahun 1917, Pemerintah Hindia Belanda membentuk Onderafdeling Persekutuan Pitu Ulunna Salu denagn dua pusat pemerintahan yaitu di Mamasa dan di Mambi. Pemisahan ini memisahkan pemerintahan pada Persekutuan Pitu Ulunna Salu. Penerapannya dilakukan dengan menerbitkan Staatsblad Nomor 43 Tahun 1917. Pada tahun 1924, Andola Ulusalu berusaha menyatukan kembali Persekutuan Pitu Ulunna Salu sebagai satu kesatuan adat dalam pemerintahan Hindia Belanda. Ia mengadakan perlawanan terhadap pasukan Belanda di daerah Mamasa tetapi berakhir dengan kekalahan dan kematiannya.[1]
Perlawanan Andola Ulusalu berakibat kepada tindakan penguasa Belanda untuk menyetujui penggabungan daerah Mamasa dan Mambi dalam satu pusat pemerintahan. Pemerintah Hindia Belanda kemudian menerbitkan Staatsblad Nomor 476 Tahun 1924 yang membentuk Onderafdeling Boven Binuang en Pitu Ulunna Salu. Pada tanggal 27 Februari 1940, terbit Surat Ketetapan Gubernur Timur Raya Nomor 21 Tahun 1940 yang isinya menetapkan Onderafdeling Boven Binuang en Pitu Ulunna Salu berubah statusnya menjadi Onderafdeling Mamasa mulai tanggal 1 Juni 1940.[1]
Onderafdeling Mamasa dibentuk pada masa pemerintahan Hindia Belanda di wilayah Kabupaten Polewali Mandar. Statusnya sebagai salah satu dari empat onderafdeling di wilayah Afdeling Mandar.[2] Wilayah Onderafdeling Mamasa terbentuk dari wilayah Persekutuan Pitu Ulunna Salu yang merupakan kawasan pegunungan dan hulu sungai. Wilayah Persekutuan Pitu Ulunna Salu terdiri dari tujuh kerajaan yaitu Kerajaan Tabang, Kerajaan Aralle, Kerajaan Mambi, Kerajaan Tabulahan, Kerajaan Rantebulahan, Kerajaan Matangnga, dan Kerajaan Bambang.[3]
Pemerintahan
Ibu kota Onderafdeling Mamasa terletak di Kota Mamasa.[6] Cakupan wilayah pemerintahan Onderafdeling Mamasa meliputi beberapa distrik. Nama distrik-distriknya yaitu Ulusalu, Tabone, Manipi, Aralle, Mambi, Tabulahan, Rantebulahan, Matangnga, Bambang. Rantetanga, Sawalian, Osanga, Tawelian, dan Massawa.[7]
Perkembangan setelah kemerdekaan
Status Onderafdeling Mamasa sebagai bagian dari Pemerintahan Hindi Belanda bertahan hingga tahun 1949.[1] Setelah kemerdekaan Indonesia, Onderafdeling Mamasa digabungkan dengan Onderafdeling Polewali. Penggabungan ini dilakukan oleh Andi Selle yang mengadakan pemberontakan. Pada tahun 1959 M, Onderafdeling Mamasa dan Onderafdeling Polewali digabungkan wilayahnya untuk membentuk Kabupaten Polewali Mamasa sebagai salah satu daerah tingkat II di Indonesia. Penggabungan didasarkan melalui penerbitan Undang-Undang Republik Indoneia Nomor 29 Tahun 1959.[5]
Lihat pula
Referensi
Catatan kaki
- ^ a b c d Abduh, M., dkk. (1985). Kartadramadja, M. S., dkk. (ed.). Sejarah Perlawanan Terhadap Imperialisme dan Kolonialisme di Sulawesi Selatan. Jakarta: Direktorat Jenderal Kebudayaan. hlm. 177. ; Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link) Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
- ^ a b Rijal, dkk. 2019, hlm. 39.
- ^ a b Rijal, dkk. 2019, hlm. 57.
- ^ Maras, Bustan Basir (2008). Tapak-tapak Perjuangan Berdirinya Mamuju Utara. Mamuju Utara: Annora Media. hlm. 43. ISBN 978-979-169-202-1. ; Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
- ^ a b Kambo, Gustiana (2021). Politik Identitas Etnik: Sebuah Kajian Konstruktivis dalam Tradisi Interaksi Simbolik. Makassar: Hasanuddin University Press. hlm. 189. ISBN 978-979-530-377-0. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
- ^ Rijal, dkk. 2019, hlm. 56.
- ^ Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah (1976). Sejarah Daerah Sulawesi Selatan. Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah. hlm. 76. ; Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
Daftar pustaka
- Rijal, dkk. (2019). Machmury, Andri (ed.). Potensi Sejarah dan Budaya Mandar dalam Perspektif Pariwisata (PDF). Makassar: Politeknik Pariwisata Makassar. ISBN 978-602-51991-6-5. Pemeliharaan CS1: Ref menduplikasi bawaan (link) Pemeliharaan CS1: Status URL (link)