More Info
KPOP Image Download
  • Top University
  • Top Anime
  • Home Design
  • Top Legend



  1. ENSIKLOPEDIA
  2. Orbit Bulan - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Orbit Bulan - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Orbit Bulan

  • Ænglisc
  • العربية
  • Беларуская
  • Català
  • Deutsch
  • Ελληνικά
  • English
  • Español
  • Euskara
  • فارسی
  • Français
  • Հայերեն
  • Italiano
  • 日本語
  • ქართული
  • 한국어
  • Македонски
  • Bahasa Melayu
  • Polski
  • پنجابی
  • Português
  • Română
  • Русский
  • Simple English
  • Slovenščina
  • Svenska
  • Türkçe
  • Українська
  • اردو
  • Tiếng Việt
  • 中文
Sunting pranala
  • Halaman
  • Pembicaraan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Perkakas
Tindakan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Umum
  • Pranala balik
  • Perubahan terkait
  • Pranala permanen
  • Informasi halaman
  • Kutip halaman ini
  • Lihat URL pendek
  • Unduh kode QR
Cetak/ekspor
  • Buat buku
  • Unduh versi PDF
  • Versi cetak
Dalam proyek lain
  • Wikimedia Commons
  • Butir di Wikidata
Tampilan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Orbit Bulan adalah jalur lintasan Bulan sebagai satelit alami terhadap Bumi. Masa sekali pengorbitan Bulan berlangsung selama 27,321661 hari dan dipengaruhi oleh gravitasi. Letak orbit Bulan dikenali dengan Matahari karena mengapit orbit Merkurius dan Venus. Orbit Bulan merupakan bagian penting yang menyebabkan terjadinya fenomena gerhana matahari dan gerhana bulan.

Penyebab

[sunting | sunting sumber]

Periode Bulan untuk melakukan satu kali pengorbitan atas Bumi disebut periode sideris. Durasinya dalam sekali pengorbitan adalah 27,321661 hari.[1] Dalam mekanika benda langit yang dikemukakan oleh Isaac Newton, dinyatakan bahwa pergerakan pergerakan Bulan terhadap Bumi dipengaruhi oleh gravitasi. Pengertian dari gravitasi adalah gaya yang diasumsikan memberikan gaya jatuh terhadap objek benda. Gaya gravitasi ini berlaku di alam semesta sehingga menjadi landasan bagi sintesis pertama atas teori jagad raya.[2]

Pengenalan

[sunting | sunting sumber]

Posisi orbit Bulan mengapit orbit Merkurius dan orbit Venus bersama dengan Matahari.[3] Orbit Bulan dapat dikenali karena keberadaan Matahari. Daya yang dimiliki oleh Matahari sangat besar sehingga mampu menjadi pembeda antara orbit-orbit dari satelit alami dan planet. Besarnya daya Matahari adalah 1026 watt dan terkumpul menjadi bola gas raksasa yang berpijar. Karena daya yang besar ini, gravitasi pada Matahari mampu membuat Bumi yang diorbit oleh Bulan menjadi mengorbit Matahari.[4]

Fenomena

[sunting | sunting sumber]

Gerhana

[sunting | sunting sumber]

Fenomena gerhana tidak dapat terjadi ketika orbit Bulan berimpit dengan ekliptika. Kondisi ini memungkinkan hanya jika tidak ada perbedaan sudut ketika Bulan memasuki masa bulan baru atau masa bulan purnama. Saat bulan baru, terjadi gerhana matahari, sedangkan saat bulan purnama terjadi gerhana bulan. Pada kenyataannya kondisi ini tidak terjadi, karena di bidang ekuator terbentuk sudut sebesar 5º. Akibatnya, syarat agar gerhana dapat terjadi ialah ketika Bulan berada pada titik simpul dari orbitnya, Kondisi-kondisi ini kemudian membentuk siklus Saros yang mengulang terjadinya gerhana setiap 18 tahun 10 hari sekali.[5]

Terjadinya gerhana bulan hanya ketika pusat Bulan memiliki sudut oposisi di titik orbit yang lebih kecil dari 9º. Syarat terjadinya ialah titik pusat di Bulan lebih kecil dari 12,5º dari titik simpulnya. Pemenuhan syarat ini akan menimbulkan fenomena gerhana bulan total ataupun gerhana bulan sebagian secara geometri. Durasi terjadinya gerhana bulan yang paling lama ialah 1 jam 45 menit.[5] Sementara itu, gerhana matahari dapat terjadi ketika titik pusat Matahari memiliki sudut yang lebih kecil dari 13,5º terhadap salah satu titik simpul dari orbit Bulan. Kondisi ini hanya terpenuhi ketika titik pusat Matahari lebih kecil dari 18,5º dari titik simpulnya. Pada kondisi ini dengan jarak Bumi jauh dari Matahari namun dekat dengan Bulan, maka jenis gerhana yang terjadi adalah gerhana matahari total. Sementara ketika Bumi dekat dengan Matahari dan jauh dari Bulan maka yang akan terjadi ialah gerhana matahari cincin. Namun, kemungkinan lain yang dapat terjadi di kedua kondisi tersebut ialah terjadinya gerhana matahari sebagian. Durasi maksimum terjadinya gerhana Matahari selama 7 menit.[5]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Sopwan, N., dan Raharto, M. (2019). "Distribusi Periode Sinodis dalam Penanggalan Masehi". Prosiding Seminar Nasional Fisika 5.0: 372. ISBN 978-602-74598-3-0. Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
  2. ^ Purwanto, Agus (Agustus 2012). Nalar Ayat-Ayat Semesta: Menjadikan AI-Quran sebagai Basis Konstruksi llmu Pengetahuan. Bandung: Penerbit Mizan. hlm. 41. ISBN 978-979-433-730-1. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
  3. ^ Ramadhani, Sulistyani Puteri (Desember 2018). Yiesa Media Karya (ed.). Bumi dan Antariksa: Konsep dan Panduan Pengajar Inovatif (PDF). Depok: Penerbit Yiesa Rich Foundation. hlm. 123. ISBN 978-623-925-003-4. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
  4. ^ Raharto, M., dan Sopwan, N. (2019). "Fenomena Gerhana Bulan dan Gerhana Matahari dalam Sistem Kalendar" (PDF). Prosiding SNIPS 2019: 120. ISBN 978-602-61045-7-1. Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
  5. ^ a b c Siregar, Suryadi (2017). Fisika Tata Surya (PDF). Bandung: Penerbit Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung. hlm. 10. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Orbit_Bulan&oldid=22958374"
Kategori:
  • Bulan
Kategori tersembunyi:
  • Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list
  • Pemeliharaan CS1: Status URL

Best Rank
More Recommended Articles