More Info
KPOP Image Download
  • Top University
  • Top Anime
  • Home Design
  • Top Legend



  1. ENSIKLOPEDIA
  2. Paradoks hedonisme - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Paradoks hedonisme - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Paradoks hedonisme

  • العربية
  • English
  • Español
  • Suomi
  • Français
  • Italiano
  • Português
  • Српски / srpski
  • Svenska
Sunting pranala
  • Halaman
  • Pembicaraan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Perkakas
Tindakan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Umum
  • Pranala balik
  • Perubahan terkait
  • Pranala permanen
  • Informasi halaman
  • Kutip halaman ini
  • Lihat URL pendek
  • Unduh kode QR
Cetak/ekspor
  • Buat buku
  • Unduh versi PDF
  • Versi cetak
Dalam proyek lain
  • Butir di Wikidata
Tampilan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Paradoks hedonisme, juga disebut paradoks kesenangan, mengacu pada kesulitan praktis yang dihadapi dalam mengejar kesenangan. Bagi kaum hedonis, pencarian kesenangan terus-menerus justru tidak menghasilkan kesenangan atau kebahagiaan yang nyata dalam jangka panjang—atau bahkan dalam jangka pendek. Ketika hasrat mereka untuk mengejar kesenangan justru membuat mereka tidak bisa merasakan kesenangan yang sesungguhnya.

Filsuf utilitarian Henry Sidgwick pertama kali mengungkapkan istilah ini dalam The Methods of Ethics, ia menyatakan bahwa paradoks hedonisme menunjukkan bahwa kesenangan tidak dapat diperoleh secara langsung.[1] Variasi dan kajian lain tentang paradoks hedonisme juga dibahas pada ranah etika, filsafat, psikologi, dan ekonomi.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Paradox of Hedonism". The Sophist Society. 4 May 2011. Diarsipkan dari asli tanggal 8 May 2017. Diakses tanggal 2013-04-24.

Bacaan lanjutan

[sunting | sunting sumber]
  • Aristotle, Nicomachean Ethics 1175, 3–6 in The Basic Works of Aristotle, Richard McKeon ed. (New York: Random House, 1941)
  • John Stuart Mill, Autobiography in The Harvard Classics, Vol. 25, Charles Eliot Norton, ed. (New York: P. F. Collier & Son Company, 1909)
  • Henry Sidgwick, The Methods of Ethics (London: Macmillan & Co. Ltd., 1874/1963)

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]
  • Konow, James, & Joseph Earley. "The Hedonistic Paradox: Is homo economicus happier?" Journal of Public Economics 92, 2008.
Ikon rintisan

Artikel bertopik filsafat ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

  • l
  • b
  • s
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Paradoks_hedonisme&oldid=19517548"
Kategori:
  • Hedonisme
  • Utilitarianisme
  • Paradoks
Kategori tersembunyi:
  • Pages using the JsonConfig extension
  • Semua artikel rintisan
  • Rintisan bertopik filsafat
  • Semua artikel rintisan Desember 2021

Best Rank
More Recommended Articles