Pasar Jebres
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. (Juni 2025) |

Pasar Jebres adalah pasar tradisional yang terletak di Jalan Prof. Yohanes, Kelurahan Purwodiningratan, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta. Pasar ini berada tepat di depan Stasiun Solo Jebres. Sejak dibangun pada tahun 1985, Pasar Jebres melayani masyarakat dengan menyediakan berbagai kebutuhan pokok sehari-hari.
Sejarah
Pasar Jebres dibangun pada tahun 1985 oleh Pemerintah Kota Surakarta di atas lahan seluas sekitar 3.993 meter persegi. Sebelum direvitalisasi, kondisi pasar ini tertinggal dibandingkan dengan pasar-pasar lain di Kota Surakarta. Sejumlah kios dan los pasar mengalami kerusakan serta memerlukan pembaruan, sehingga menciptakan kesan kurang terawat terhadap lingkungan pasar secara keseluruhan.[1]
Jebres merupakan nama wilayah yang diyakini berasal dari kisah pada masa Perang Jawa. Nama ini dikaitkan dengan seorang tokoh bernama Demang Jebres, yang diketahui pernah memimpin kegiatan intelijen pasukan Diponegoro dan dimakamkan di kawasan Pedaringan, Surakarta. Pada masa itu, pasukan Diponegoro yang menjalin hubungan dengan penguasa Surakarta bermarkas di Gunung Kendil, yang kini dikenal sebagai kawasan Argo Budaya Universitas Sebelas Maret (UNS). Gunung Kendil berfungsi sebagai tempat perlindungan dan pergerakan pasukan karena dikelilingi hutan yang lebat.[2]
Pasukan tersebut dipimpin oleh Demang Jebres bersama Joyo Mustopo dan dibantu oleh wakilnya, Suryo Padmo Negoro. Keberadaan pasukan pengintai di kawasan ini mendorong pemerintah kolonial Belanda menambah kekuatan dengan merekrut lebih banyak tentara, baik dari kalangan pribumi maupun Eropa, guna menghadapi perlawanan tersebut. Pada 23 September 1827, Joyo Mustopo membentuk satuan pengintai yang kemudian dikenal sebagai pasukan Balkiyo di wilayah Gunung Kendil.[2]
Arsitektur indische
Karena lokasi Pasar Jebres dan Stasiun Solo Jebres berada dalam kawasan cagar budaya, perencanaan pengembangan kawasan tersebut menerapkan gaya arsitektur Indische. Arsitektur Indische merupakan perpaduan antara arsitektur kolonial Eropa dan arsitektur tradisional Jawa. Ciri khas gaya ini mencakup penggunaan ornamen dekoratif khas kolonial yang dikombinasikan dengan tata ruang yang mengadopsi prinsip arsitektur Jawa.[3]
Gaya arsitektur Indische telah diterapkan pada bangunan Stasiun Solo Jebres, sehingga pada pengembangan Pasar Jebres, gaya ini kembali digunakan untuk menciptakan kesinambungan visual antara kedua bangunan. Pendekatan ini juga bertujuan memperkuat keterkaitan fungsional dan visual antara stasiun dan pasar melalui desain arsitektural yang seragam.[3]
Salah satu strategi yang diterapkan adalah penggunaan pola sirkulasi linier sebagai penghubung utama antara pasar dan stasiun, sehingga tercipta hubungan spasial yang tegas dan terarah. Selain memperkuat identitas visual kawasan, penerapan arsitektur Indische juga diharapkan dapat meningkatkan daya tarik wisata, sejalan dengan karakter Pasar Jebres sebagai bagian dari pasar wisata di Kota Surakarta. Gaya ini juga memberikan pengalaman historis kepada pengunjung, seolah-olah berada pada masa kolonial yang berpadu dengan nuansa budaya lokal Jawa.[4]
Revitalisasi
Pada tahun 2018, Pemerintah Kota Surakarta merancang program pengembangan Pasar Jebres dengan tujuan menjadikannya sebagai pasar wisata. Pengembangan ini dimaksudkan untuk mendukung keberadaan Stasiun Solo Jebres, yang merupakan stasiun aktif serta termasuk dalam bangunan cagar budaya di Kota Surakarta. Perencanaan pengembangan meliputi perluasan fungsi pasar, mencakup elemen wisata belanja seperti pusat suvenir dan area foodcourt. Secara arsitektural, pengembangan dirancang untuk terintegrasi dengan Stasiun Solo Jebres melalui pembangunan jembatan penghubung serta penyesuaian tampilan visual bangunan dengan gaya arsitektur indische yang dimiliki stasiun tersebut. Integrasi ini bertujuan untuk meningkatkan daya tarik dan nilai ekonomi Pasar Jebres sebagai destinasi pasar wisata.[4]
Referensi

- ^ "Revitalisasi Pasar Jebres Solo, Wujud Nyata Perlindungan Pasar Tradisional" (dalam bahasa American English). Diakses tanggal 2025-06-14.
- ^ a b Purnomo, Didi Agung Eko. "Ternyata ini Asal-usul Kecamatan Jebres, Mempunyai Kisah yang Unik dan Ambigu Namun Belum Diketahui Warga Solo - Solo Balapan". Ternyata ini Asal-usul Kecamatan Jebres, Mempunyai Kisah yang Unik dan Ambigu Namun Belum Diketahui Warga Solo - Solo Balapan. Diakses tanggal 2025-06-24.
- ^ a b "Wayback Machine" (PDF). e-journal.uajy.ac.id. Diakses tanggal 2025-06-14.
- ^ a b Sukoco, Indrawan; Nugroho, Rachmadi; Sumadyo, Amin (2021-07-31). "PASAR JEBRES DENGAN GAYA ARSITEKTUR INDISCHE , SEBAGAI PASAR WISATA BELANJA DI SURAKARTA". Senthong (dalam bahasa Inggris). 4 (2). ISSN 2621-2609.