Pengguna:Rama Maay
Saya seorang pengguna sekaligus penyumbang artikel di wikipedia.
Misi pribadi di wikipedia
Mencari Padanan Nama
Kebanyakan penamaan artikel di wikipedia khususnya penamaan spesies hewan maupun spesies tumbuhan yang non-Indonesia diterjemahkan atau menyerap nama secara harfiah dari bahasa Inggris. Jadi saya berinisiatif melanjutkan preseden linguistik bahasa Indonesia.
Di masa lampau bahasa kita sudah banyak menyerap nama-nama spesies non-lokal dari bahasa yang penutur berinteraksi langsung dengan spesies-spesies tersebut. Beberapa nama-nama lokal spesies yang diserap dari bahasa aslinya (di mana mereka berhabitat alami) diantaranya:
- 1. Singa, hasil adaptasi fonologi dari kata सिंह (siṃhá) bahasa Sansekerta.
- 2. Jerapah, serapan yang serupa dengan kata di poin pertama yakni serapan adaptasi fonologi dari kata زَرَافَةٌ (zarāfah) bahasa Arab.
- 3. Rubah, serapan adaptasi kata روباه (rūbāh) dari bahasa Persia, vokal panjang ū dan ā menjadi vokal pendek a juga u.
- 4. Anggur, serapan yang juga berasal dari bahasa Persia yaitu kata انگور (angūr).
Berikut ini merupakan dua hasil serapan nama lokal fauna non-Indonesia di habitat alaminya.
- 1. African wild dog yang diterjemahkan secarah harfiah dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia menjadi Anjing liar afrika saya ubah menjadi iganyana dengan mengadopsi nama lokalnya dari bahasa Ndebele Utara. Hewan bertubuh seperti hiena berwarna ini bukanlah anjing, karena mereka tak menggonggong layaknya anjing dari genus canis. Vokal yang paling terkenal dari mereka adalah suara "huu" dan suara yang terdengar seperti kicauan burung. Ini dilakukan untuk menghindari terkaan orang awam yang bila melihat embel-embel anjing di depan mungkin dipikiran mereka spesies ini termasuk ras anjing.
- 2. Lyrebird diterjemahkan secara harfiah menjadi Burung-kecapi. Saya pun mencari nama lokal hewan ini di habitat alaminya dan menemukan bahwa burung ini disebut dengan nama galbuyn dari rumpun bahasa Yugambeh-Bundjalung (sebuah rumpun bahasa asli di Australia) lalu saya mengubah nama lyrebird menjadi galbuin dengan mengidonesiakan kata galbuyn menjadi galbuin.
Pemaparan di atas merupakan kasus terjemahan harfiah penamaan suatu spesies hewan yang tak ada di Indonesia dari bahasa Inggris kedalam bahasa Indonesia. Di bawah ini saya kasih gambaran mengenai kasus serupa apabila spesies tanaman atau hewan-hewan berikut tak ada di Indonesia, maka kejadian di atas akan terulang.
- 1. Snake fruit akan diterjemahkan harfiah menjadi buah ular. Tapi ini tidak terjadi sebab tanaman ini memiliki nama Indonesia yakni salak.
- 2. Mouse deer akan menjadi rusa tikus, nyatanya pelanduk.
- 3. Watermelon akan menjadi melon-air, nyatanya semangka.
- 4. Bird-of-paradise akan menjadi burung surga, nyatanya cendrawasih.
- 5. Crowned pigeon akan menjadi merpati mahkota, nyatanya mambruk.
Tak berhenti sampai disini, beberapa nama arkais dalam bahasa Inggris bisa-bisa diterjemahkan secara harfiah kedalam bahasa Indonesia apabila nama-nama itu masih terpakai.
- 1. Camelopard, sebuah nama arkais untuk giraffe akan diterjemahkan harfiah menjadi Unta-macan tutul
- 2. Love-apple, nama arkais untuk tomato akan diterjemahkan menjadi apel-cinta.
Poin Penting Pendekatan Saya:
- 1. Memperkaya bahasa Indonesia
Menyerap kosakata lokal suatu spesies yang belum punya padanan nama Indonesia merupakan langkah kongkrit dari pemerkayaan bahasa Indonesia. Tak hanya mencari padanan nama, namun kita membawa nuansa etnobiologis dan historis ke dalam bahasa kita.
- 2. Pendekatan Etis dan Dekolonial
Menyerap kosakata lokal suatu spesies dari habitat alaminya juga merupakan langkah yang dekolonial dan etis. Artinya kita mengakui pengetahuan setempat suku-suku atau bangsa-bangsa yang hidup berdampingan dengan fauna-fauna non-Indonesia, bukan hanya warisan Zoologi Barat.
- 3. Menghilangkan Kerancuan Penamaan
Dengan menyerap nama suatu spesies dari nama lokalnya dari suatu bahasa di mana mereka hidup alami berarti memutuskan atau menghentikan kerancuan-kerancuan yang terjadi. Contohnya kukang dan kungkang, dalam bahasa Indonesia kata kukang merupakan bentuk tidak baku dari kungkang. Sedangkan orang Indonesia pada umumnya menganggap kedua kata tersebut adalah kata yang berbeda. Kata kungkang untuk slow loris sementara kukang untuk sloth. Jadi saya mencari dan mendapatkan sloth dari bahasa Kwaza disebut dengan nama tauta lalu mengadopsi kedalam bahasa Indonesia untuk menghindari kerancuan penamaan.
Kesimpulannya, bahasa Indonesia harus fleksibel dalam penyerapan kosakata terutama penamaan spesies-spesies yang bukan asli Indonesia. Saya pribadi beranggapan bahwasanya kita jangan hanya selalu berlandaskan pada bahasa Inggris, tetapi harus mencari dan menelusuri nama lokal spesies-spesies di habitat alaminya kemudian menyerapnya ke dalam bahasa kita.
Artikel yang dibuat
Hewan
- Alunglon (Phylliidae)
- Alunglon gardabagusi (Phyllium gardabagusi)
- Alunglon marinduque (Phyllium ericoriai)
- Alunglon peleng (Phyllium letiranti)
- Celepuk banggai (Otus mendeni)
- Cikrak daun peleng (Phylloscopus suaramerdu)
- Kipasan peleng (Rhipidura habibei)
- Tikus peleng (Rattus pelurus)
- Sikatan-rimba peleng (Cyornis pelingensis)
- Brinji emas-banggai (Hypsipetes harteti)
- Mbetapa pleistosen
- Semut gila-hitam
- Kalisao
- Lekewe
- Palahala (Hippotragus niger)
- Palahala dauk (Hippotragus equinus)
- Phyllium (Genus alunglon)
Kosakata
Makanan
Olahraga
- Bola banting (Smackball)
- Fullball
- Jombola
- Tonnis
Tanaman
- Annona ambotay
- Annona asplundiana
- Acaca (Garcinia humilis)
- Asashi (Garcinia benthamiana)
- Garcinia cadelliana
- Caricuelo (Garcinia madruno)
- Heilala (Garcinia sessilis)
- Katakara (Canthium angustifolium)
- Karitu
- Madan (Garcinia schomburgkiana)
- Mimisam
- Motikaya
- Onindi (Annona quinduensis)
- Sandan (Garcinia loureiroi)
- Tisuru (Garcinia lanceifolia)
Grup Musik
Suku bangsa
- Suku Zo'é (Suku asli di Brasil)
- Suku Toba (Indian) (Suku asli di benua Amerika) Indian
Bahasa
Tempat wisata