More Info
KPOP Image Download
  • Top University
  • Top Anime
  • Home Design
  • Top Legend



  1. ENSIKLOPEDIA
  2. Perang Sumedang–Cirebon - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Perang Sumedang–Cirebon - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Perang Sumedang–Cirebon

Tambah pranala
  • Halaman
  • Pembicaraan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Perkakas
Tindakan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Umum
  • Pranala balik
  • Perubahan terkait
  • Pranala permanen
  • Informasi halaman
  • Kutip halaman ini
  • Lihat URL pendek
  • Unduh kode QR
Cetak/ekspor
  • Buat buku
  • Unduh versi PDF
  • Versi cetak
Dalam proyek lain
Tampilan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Perang Sumedang–Cirebon adalah konflik antar 2 kerajaan Jawa Barat yaitu Kesultanan Cirebon dan Kerajaan Sumedang Larang. Perang ini dipicu oleh Peristiwa Harisbaya, yaitu terjadinya perselingkuhan antara Raja Kusumadinata II atau dikenal sebagai Prabu Geusan Ulun (Raja Sumedang Larang) dengan Ratu Harisbaya, selir Panembahan Ratu I (Sultan Cirebon) yang melarikan diri ke Sumedang.[1][2]

Perang Sumedang–Cirebon
Tanggal1580
LokasiJawa Barat
Hasil
  • Perjanjian Damai
  • Kemenangan diplomatik Cirebon
Perubahan
wilayah
Sindangkasih diberikan kepada Cirebon melalui perjanjian.[2][3]
Pihak terlibat
Kesultanan Cirebon Kerajaan Sumedang Larang
Tokoh dan pemimpin
Panembahan Ratu I Prabu Geusan Ulun Menyerah
Jayaperkasa †
Depati Aji Dihukum mati
Kekuatan
2,000 pasukan[1] 1,400 pasukan
Korban
tidak diketahui 300 terbunuh

Latar belakang

[sunting | sunting sumber]

Prabu Geusan Ulun di masa muda menghabiskan waktunya di Demak Bintoro untuk memperdalam ilmu agama, dimana ia berkenalan dengan Harisbaya yang saat itu belum menikah. Ketika sudah menjadi raja, Prabu Geusan Ulun melakukan perjalanan ke Cirebon untuk bersilaturahmi dengan Sultan Panembahan Ratu I. Saat Prabu Geusan Ulun berada di Cirebon, ia kembali bertemu dengan Harisbaya yang sudah menjadi selir Sultan Cirebon. Harisbaya memohon agar membawa dia dibawa ke Sumedang karena tidak bahagia tinggal di Pakungwati. Prabu Geusan Ulun pun menyanggupi pendapat itu. Saat pagi hari, Panembahan Ratu I tidak menemukan Harisbaya dan memutuskan untuk mencarinya. ketika menyadari bahwa Harisbaya menghilang, Panembahan Ratu I mencurigai Prabu Geusan Ulun adalah pelakunya, dan Sultan Cirebon tersebut memerintahkan angkatan perangnya untuk menyerang Sumedang.

Akibat dan Dampak

[sunting | sunting sumber]

Akibat dari perang ini mengakhiri hubungan persahabatan antara kedua kerajaan. Kehilangan wilayah kekuasaan berupa Sindangkasih menyebabkan Sumedang Larang semakin lemah. Peristiwa ini juga mencoreng nama Prabu Geusan Ulun, dimana rakyat Sumedang banyak memilih untuk meninggalkan Sumedang dan tinggal di tempat lain.[4] Saat itu Sumedang juga harus menghadapi serangan Banten yang saling berebut wilayah dan pengaruh di bekas Kerajaan Sunda. Sumedang Larang yang semakin tak berdaya akhirnya meminta perlindungan kepada Mataram sejak tahun 1620, dimana Sumedang Larang tak lagi berdiri sebagai kerajaan namun menjadi wilayah bawahan Mataram.

Perjanjian

[sunting | sunting sumber]

Ada beberapa isi perjanjian setelah perang usai yaitu :

  1. Panembahan Ratu I menjatuhkan talak kepada Ratu Harisbaya, Prabu Geusan Ulun harus menyerahkan wilayah Sindangkasih (Majalengka) kepada Cirebon.[2][3]
  2. Anak Panembahan Ratu I yang berada didalam perut Harisbaya harus menggantikan posisi Prabu Geusan Ulun saat dia mangkat/meninggal. Anak ini terlahir sebagai Suriadiwangsa.[2]

Rujukan

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b Israwa N Raditya 2017.
  2. ^ a b c d Warna Sari 2018.
  3. ^ a b Danil Kasputra 2023.
  4. ^ Salura, Purnama (2015-01-01). Sundanese Architecture. Rosda. ISBN 978-979-692-541-4.

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]
  • Danil Kasputra (2023). Cinta Segitiga Ini Memicu Perang Antar Dua Kerajaan Di Jawa Barat. Romansabandung.com
  • Warna Sari (2018). Perang Berebut Pasangan Melahirkan Priangan. Komunitasaleut.com
  • Iswara N Raditya (2017). Pesona Ratu Harisbaya Memicu Konflik Sumedang vs Cirebon. Tirto.id (Diakses pada 24 Desember 2024)
  • Aris Rismawan (2023). Perang Sumedang vs Cirebon: Perang Saudara yang Dipicu oleh Asmara. Pikiran Rakyat Jabar.
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Perang_Sumedang–Cirebon&oldid=27380315"
Kategori:
  • Sejarah Cirebon
  • Sejarah Sumedang
Kategori tersembunyi:
  • Pages using the JsonConfig extension

Best Rank
More Recommended Articles