Pertempuran Ain Al-Tamur
Pertempuran Ain Al-Tamr terjadi pada Juli tahun 633 M (12 H).[1] Pertermpuran atau Perang Ain al-Tamr merupakan bagaian dari Penaklukan Persia dimasa Khalifah Abu Bakar pada gelombang awal. Peserta pertempuran ini adalah pasukan muslim dengan kepemimpinan Khalid bin Walid dan pasukan Kristen Arab pimpinan Aqqa bin Abi Aqqa yang didukung oleh pasukan Kekaisaran Persia Mahran bin Bahram Jabeen.[2][3] Pertempuran ini berakhir pada 12 Hijriah dengan kemenangan pasukan muslim yang dipimpin oleh Khalid bin Walid. Kota Ain At-Tamr yang dikelilingi kebun kurma[2] kemudian dikuasai oleh pasukan muslim sementara para pemimpin pasuka dari Kota Ain At-Tamr dijadikan sebagai tahanan perang.[4]
Pasukan tempur

Pertempuran Ain Al-Tamr berlangsung di Ain Al-Tamr. Letaknya sekitar 60 mil dari Kota Anbar. Pasukan muslim dipimpin oleh Khalid bin Walid yang baru saja memenangkan pertempuran di Anbar. Sementara pasukan di Ain Al-Tamr terdiri dari pasukan dari Kekaisaran Persi dan penduduk Kristen dari bangsa Arab. Pasukan berbangsa Arab ditempatkan di barisan terdepan diikuti oleh pasukan Persia di barisan belakang dalam benteng.[3]
Khalid tercengang melihat pasukan Arab pimpinan Aqqa yang tidak didampingi pasukan Persia sebagaimana pertempuran sebelumnya. Ia lalu menyiapkan formasi tempur dengan taktik memulai serangan sayap kanan dan kiri. Khalid berniat menangkap Aqqa (yang memimpin pasukan tengah) hidup-hidup. Setelah antar pasukan sayap saling menyerang. Aqqa heran melihat pasukan tengah Khalid tidak menyerangnya, kecuali Khalid sendiri dengan beberapa pasukan khususnya.[2]
Duel tanding segera terjadi antara dua komandan. Aqqa berjuang keras, namun akhirnya ia terjerembab dan tertawan oleh Khalid. Melihat pimpinannya tertawan. Pasukan tengah musuh menyerah. Pasukan sayap ikut menyerah dan melarikan diri ke Ainut Tamr meninggalkan komandannya sendiri tertawan. Dalam pertempuran singkat itu, Khalid hanya mengerahkan 600 pasukannya.
Mahran, setelah tahu nasib yang menimpa Aqqa dan pasukannya melalui mata-mata, bukannya membantu, malah melarikan diri ke Ctesiphon. Hanya tersisa beberapa pasukan Aqqa yang bertahan di benteng dengan menutup rapat-rapat gerbang kota. Khalid mengepung mereka, akhirnya pasukan Arab Kristen menyerah tanpa syarat. Aqqa dihukum mati dengan beberapa pasukan lain yang gigih melawan Muslimin. Khalid masuk ke kota Ainut Tamr dan mendapatkan tempat pendidikan Kristen yang menampung 40 murid Arab. Khalid menawannya, termasuk di dalamnya adalah Nushair yang kelak melahirkan pahlawan Afrika dan Andalusia, Musa bin Nushair.[2]
Pada pertempuran ini seorang sahabat Muhammad, Basyir bin Sa'ad terbunuh karena luka panah pasukan musuh.[5]
Referensi
- ^ Hasmand, Fedrian (2017). Tim Pustaka Al-Kautsar (ed.). Kronologi Sejarah Islam dan Dunia (571 M s/d 2016 M). Jakarta: Pustaka Al-Kautsar. hlm. 10. ISBN 978-979-592-774-7. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
- ^ a b c d Grania, Abu Fatah (2008). Panglima Surga. Jakarta: Cicero Publishing. ISBN 9789791751285
- ^ a b al-Quraibi, Ibrahim (2009). Tarikh Khulafa'. Diterjemahkan oleh Anam, Faris Khairul. Jakarta: Qisthi Press. hlm. 278. ISBN 978-979-1303-40-8. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
- ^ "Penaklukan di Masa Khalifah Abub Bakar as-Shidiq". Majalah Ar-Risalah. XXI (5): 18. 2020.
- ^ Al-Baladzuri, Syaikh (2015-01-01). Futuhul Buldan: Penaklukan Negeri-negeri dari Fathu Makkah Sampai Negeri Sind. Pustaka Al-Kautsar. hlm. 354. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)