Pertempuran Kalimantan Utara

Pertempuran Kalimantan Utara
Bagian dari teater Pasifik Perang Dunia II
Anggota patroli dari Kompi 'A', Batalyon Australia 2/43, turun dari perahu dan berjalan di sepanjang pohon besar yang tumbang, saat mereka bergerak ke pedalaman untuk menyelidiki laporan aktivitas Jepang.
Tanggal 10 Juni – 15 Agustus 1945 Lokasi Borneo Utara (sekarang Sabah dan Brunei) Hasil Kemenangan Sekutu
Pihak terlibat
Australia  Amerika Serikat	Jepang
Tokoh dan pemimpin
George Wootten Selwyn Porter Victor Windeyer	Baba Masao Taijiro Akashi
Pasukan
Divisi ke-9 Brigade ke-20 Brigade ke-24 Batalyon Traktor Amfibi ke-727 Kapal Insinyur dan Resimen Pantai ke-593	Angkatan Darat ke-37 Brigade Campuran ke-56
Kekuatan
≈29,000–30,000 orang	≈8,800 orang (perkiraan Sekutu)
Korban
114 orang tewas atau meninggal karena luka-luka 221 terluka	Setidaknya 1.234 orang tewas 130 ditangkap

Pertempuran Kalimantan Utara terjadi selama Perang Dunia II antara pasukan Sekutu dan Jepang. Sebagai bagian dari kampanye Borneo yang lebih luas dalam Perang Pasifik, pertempuran ini terjadi antara 10 Juni dan 15 Agustus 1945 di Borneo Utara (yang kemudian dikenal sebagai Sabah). Pertempuran ini melibatkan serangkaian pendaratan amfibi oleh pasukan Australia di berbagai titik di daratan sekitar Teluk Brunei dan di pulau-pulau yang terletak di sekitar teluk. Perlawanan Jepang terhadap pendaratan tersebut awalnya bersifat sporadis, meskipun seiring berjalannya kampanye sejumlah bentrokan yang cukup besar terjadi dan kedua belah pihak menderita korban jiwa yang signifikan, meskipun pertempuran besar sebagian besar terbatas pada Labuan dan sekitar Beaufort. Di daratan, sementara operasi konvensional Sekutu sebagian besar difokuskan pada daerah pesisir di sekitar Teluk Brunei, pasukan gerilya yang terdiri dari anggota suku Dayak dan sejumlah kecil personel Sekutu dari Departemen Pengintaian Angkatan Darat bertempur dalam kampanye yang tidak konvensional di daerah pedalaman. Sekutu berhasil menguasai wilayah tersebut. Meskipun demikian, banyak keuntungan strategis yang diperoleh dari penguasaan Borneo Utara pada akhirnya dinegasikan dengan berakhirnya perang secara tiba-tiba pada bulan Agustus 1945.

Artikel bertopik militer ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

• l
• b
• s