Pertempuran Marj al-Saffar (634)
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan. (September 2025) |
Pertempuran Marj al-Saffar (634) atau atau Pertempuran Maraj Sufur adalah pertempuran antara kekuatan Khalifah Rasyidin di masa Khalifah Abu Bakar melawan Romawi Bizantium di perbatasan wilayah sekitar selatan Yordania di tahun 634 dimana pasukan muslim dipimpin Khalid bin Sa'ad melawan komandan Bizantium bernama Bahan.[1]
Pertempuran Marj al-Saffar terjadi setelah pertempuran Yamamah dalam Perang Riddah, karena Khalid terdorong atas kesuksesan Khalid bin Walid dalam penaklukan Persia sehingga ia terpancing mengejar musuh yang mundur. "Ketika Khalid bin Sa'id sampai di Taima' ternyata tentara Romawi telah mengumpulkan pasukan besar yang terdiri dari warga Arab Nasrani yang berasal dari Bahra', Tanukh, Bani Kalb, Salih, Lakhm, Juzam, dan Ghassan dalam keadaan siap bertempur. Khalid bin Sa'id maju mendekati mereka, ketika kaum muslimin telah dekat, mereka lari mundur dan banyak yang masuk Islam. Khalid bin Sa'id mengirimkan surat kepada Abu Bakar ash-Shiddiq memberitakan kemenangan yang terjadi. Abu Bakar ash-Shiddiq memerintahkannya untuk terus maju dan jangan berhenti. Abu Bakar mengirimkan bala bantuan di bawah pimpinan al-Walid bin Uqbah dan Ikrimah bin Abu Jahal.
Pasukan Islam terus berjalan mendekati Illiya. Sesampainya di sana terjadi perang tanding antara Khalid bin Sa'id dengan salah seorang panglima Romawi yang bernama Bahan. Khalid bin Sa'id berhasil mengalahkannya. Bahan akhirnya lari ke Damaskus dan Khalid terus mengejarnya hingga ke Damaskus. Ketika Khalid sampai di Marj as-Suffar ternyata pasukan Bahan balik menyerang dan menutup jalan kaum mulismin. Sementara Bahan terus bergerak dari Damaskus dan Khalid bin Sa'id melarikan diri ke Dzil Marwah. Sehingga pasukan Romawi berhasil menguasai pasukannya kecuali yang dapat menyelamatkan diri dengan kuda-kuda mereka. Pada waktu itu Ikrimah bin Abu Jahal tetap tegar dengan pasukannya. Sebelumnya ia juga dipukul mundur dari Syam. Akhirnya pasukannya menjadi tempat perlindungan bagi pasukan Khalid bin Sa'id yang melarikan diri." Abu Bakr ash-Shiddiq marah atas tindakan Khalid bin Sa'id dan menginstruksikannya agar menetap di Dzil Marwah menunggu keputusan Abu Bakar.[2]
Referensi
- ^ Atiq, Ari Ghorir (2017-07-22). Jejak langkah Abu Bakar Ash-Shidiq. Anak Hebat Indonesia. hlm. 223. ISBN 978-623-244-703-5. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
- ^ Katsir, Ibnu (2022-11). Kitab Sejarah Lengkap Khulafaur Rasyidin: Kitab Rujukan Paling Terkenal dan Fenomenal Sepanjang Masa. DIVA PRESS. hlm. 135. ISBN 978-623-293-718-5. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)