More Info
KPOP Image Download
  • Top University
  • Top Anime
  • Home Design
  • Top Legend



  1. ENSIKLOPEDIA
  2. Pesanggrahan Langenharjo - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Pesanggrahan Langenharjo - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Pesanggrahan Langenharjo

Tambah pranala
  • Halaman
  • Pembicaraan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Perkakas
Tindakan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Umum
  • Pranala balik
  • Perubahan terkait
  • Pranala permanen
  • Informasi halaman
  • Kutip halaman ini
  • Lihat URL pendek
  • Unduh kode QR
Cetak/ekspor
  • Buat buku
  • Unduh versi PDF
  • Versi cetak
Dalam proyek lain
Tampilan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Balaidesa Langenharjo

Pesanggrahan Langenharjo merupakan salah satu pesanggrahan milik Keraton Kasunanan Surakarta yang hingga kini masih berfungsi sebagai tempat kegiatan spiritual bagi keluarga besar Keraton, khususnya para putra dan putri Sri Susuhunan Pakubuwono XII. Selain digunakan secara internal oleh keluarga dan kerabat Keraton, lokasi ini juga terbuka bagi masyarakat umum, baik dari wilayah Solo Raya maupun dari luar daerah, yang datang untuk memanfaatkan sumber air belerang di tempat tersebut. Air belerang ini secara tradisional dipercaya memiliki khasiat menyembuhkan berbagai penyakit.

Pembangunan Pesanggrahan Langenharjo dimulai pada masa pemerintahan Sunan Pakubuwono IX (Raden Mas Suryo Duksino, 1861–1893) dan diselesaikan pada masa pemerintahan Pakubuwono X (Raden Mas Sayiddin Malikul Kusno, 1893–1939), tepatnya pada tanggal 15 Juli 1931. Sejak awal pendiriannya hingga kini, pesanggrahan ini tidak mengalami pemindahan lokasi. Bangunan tersebut berada di Dusun Langenharjan, Desa Langenharjo, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Provinsi Jawa Tengah.

Lokasi

[sunting | sunting sumber]

Pesanggrahan Langenharjo terletak di kawasan tepian Sungai Bengawan Solo, sekitar 50 meter di sebelah utara aliran sungai tersebut. Pada awalnya, kompleks pesanggrahan ini memiliki luas mencapai 5 hektar. Namun, setelah adanya proyek pelurusan alur Sungai Bengawan Solo, luas lahan menyusut menjadi sekitar 1,5 hektar, yang terdiri atas bangunan seluas kurang lebih 1.408 meter persegi dan lahan terbuka seluas sekitar 15.325 meter persegi. Secara astronomis, Pesanggrahan Langenharjo berada pada koordinat 07°36'55,12" Lintang Selatan dan 106°48'44,09" Bujur Timur.[1]

Adapun batas-batas wilayah Pesanggrahan Langenharjo meliputi Jalan Desa di sebelah utara, Sungai Bengawan Solo di sisi timur, serta Jalan Desa di bagian selatan dan barat.[2]

Sejarah

[sunting | sunting sumber]

Pesanggrahan Langenharjo merupakan kompleks bangunan milik Keraton Surakarta Hadiningrat yang dibangun pada masa pemerintahan Susuhunan Paku Buwono IX (Sunan Nata Guru, 1861–1893). Pembangunan awalnya dimulai pada tahun 1870 Masehi. Pemugaran dan pembangunan kembali secara besar-besaran dilakukan pada masa pemerintahan Susuhunan Paku Buwono X (Sunan Suwarha, 1893–1939), dan diselesaikan pada 15 Juli 1931, sebagaimana tercantum dalam prasasti yang bertuliskan “PB X 15-7-1931”.[3]

Awalnya, Pesanggrahan Langenharjo berdiri di atas lahan seluas sekitar 5 hektar. Namun, akibat proyek pelurusan alur Sungai Bengawan Solo, luas kawasan ini menyusut menjadi sekitar 1,5 hektar. Lokasi pesanggrahan ini terletak di Desa Langenharjo, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Provinsi Jawa Tengah.

Pesanggrahan Langenharjo dibangun sebagai bagian dari tradisi kerajaan yang berkembang di lingkungan Keraton Surakarta. Pendirian pesanggrahan ini dilatarbelakangi oleh kebiasaan para raja dan putra mahkota yang gemar melakukan kegiatan klangenan, salah satunya berupa perjalanan keliling desa-desa di luar lingkungan keraton yang dikenal dengan istilah njajah desa milang kori.[4]

Untuk mendukung kegiatan tersebut, dibangunlah sejumlah pesanggrahan sebagai tempat singgah dan beristirahat bagi keluarga kerajaan. Salah satu di antaranya adalah Pesanggrahan Langenharjo. Pada masa pembangunannya, Sunan Paku Buwono IX secara aktif memantau progres pembangunan tersebut.

Sebagai bagian dari kegiatan kerajaan, pesanggrahan ini juga menjadi tempat penyelenggaraan berbagai hiburan. Dalam beberapa kesempatan, dihadirkan penari dari berbagai latar belakang budaya, seperti Belanda, Tionghoa, dan Jepang. Pertunjukan tayub, wayang kulit, serta jamuan makanan dan minuman, termasuk jenewer (sejenis minuman keras), turut mewarnai kegiatan di pesanggrahan tersebut.[2]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Pesanggrahan Langenharjo, Jejak Kejayaan Keraton Kasunanan di Sukoharjo – Portal Kabupaten Sukoharjo" (dalam bahasa American English). Diakses tanggal 2025-06-15.
  2. ^ a b Karlina, Anita (2024). "Eksistensi Pesanggrahan Langenharjo sebagai Media Pelestarian Budaya Jawa".
  3. ^ "Pesanggrahan Langenharjo, Jejak Sejarah Raja Keraton Solo PB IX". SINDOnews Daerah. Diakses tanggal 2025-06-15.
  4. ^ "Google Search". www.google.com. Diakses tanggal 2025-06-15.
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pesanggrahan_Langenharjo&oldid=27413037"
Kategori:
  • Kasunanan di Nusantara
  • Pesanggrahan di Indonesia
Kategori tersembunyi:
  • Pages using the JsonConfig extension
  • CS1 sumber berbahasa American English (en-us)
  • Galat CS1: periode hilang

Best Rank
More Recommended Articles