Pietas

Pietas, yang bisa diterjemahkan sebagai "kewajiban", "kesalehan", "perilaku religius", "kesetiaan", "pengabdian", atau "bakti kepada orang tua", adalah salah satu kebajikan utama dalam budaya Romawi kuno. Kata “piety” dalam bahasa Inggris berasal dari istilah Latin ini.
Pietas merupakan ciri khas dari Aeneas, pahlawan pendiri bangsa Romawi yang terkenal dalam wiracarita Aeneid karya Virgil. Dalam cerita itu, Aeneas sering dijuluki pius (yang saleh/taat). Sifat sakral dari pietas juga dipersonifikasikan sebagai dewi Pietas, yang sering digambarkan pada koin Romawi kuno. Padanan kata dalam bahasa Yunani adalah eusebeia (εὐσέβεια).
Cicero, filsuf Romawi, mendefinisikan pietas sebagai kebajikan “yang mengingatkan kita untuk menunaikan kewajiban kepada negara, orang tua, atau kerabat sedarah.” Menurut ahli klasik abad ke-19 Georg Wissowa, seseorang yang memiliki pietas akan “menjalankan semua kewajiban terhadap para dewa dan sesama manusia secara penuh dan menyeluruh.”
Cicero juga berpendapat bahwa setiap orang perlu menyadari harga dirinya dan berusaha untuk meninggikan kehormatan orang lain melalui pujian yang layak. Pujian, kekaguman, dan tindakan yang terhormat harus dilakukan tanpa didorong oleh keinginan pribadi, dan kata-kata maupun perbuatan harus dipilih dengan rasa hormat terhadap teman, kolega, keluarga, atau kerabat darah.
Cicero menggambarkan semangat kaum muda dalam mengejar kehormatan:
Betapa mereka merindukan pujian! Betapa banyak usaha yang akan mereka lakukan untuk tetap berdiri sejajar dengan teman-temannya! Betapa kuat ingatan mereka terhadap orang yang telah berbuat baik kepada mereka, dan betapa antusiasnya mereka untuk membalasnya!
Penggunaan kata pietas dalam bahasa Inggris pertama kali tercatat dalam karya Anselm Bayly berjudul The Alliance of Music, Poetry, and Oratory, yang diterbitkan pada tahun 1789.