More Info
KPOP Image Download
  • Top University
  • Top Anime
  • Home Design
  • Top Legend



  1. ENSIKLOPEDIA
  2. Politik pascakebenaran - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Politik pascakebenaran - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Politik pascakebenaran

  • العربية
  • Български
  • Català
  • Cymraeg
  • Deutsch
  • English
  • Esperanto
  • Eesti
  • Euskara
  • فارسی
  • Suomi
  • Võro
  • Français
  • עברית
  • Hrvatski
  • 日本語
  • 한국어
  • Bahasa Melayu
  • Nederlands
  • ਪੰਜਾਬੀ
  • Português
  • Slovenščina
  • Српски / srpski
  • Svenska
  • ไทย
  • Türkçe
  • Українська
  • اردو
  • 中文
  • 閩南語 / Bân-lâm-gí
Sunting pranala
  • Halaman
  • Pembicaraan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Perkakas
Tindakan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Umum
  • Pranala balik
  • Perubahan terkait
  • Pranala permanen
  • Informasi halaman
  • Kutip halaman ini
  • Lihat URL pendek
  • Unduh kode QR
Cetak/ekspor
  • Buat buku
  • Unduh versi PDF
  • Versi cetak
Dalam proyek lain
  • Wikimedia Commons
  • Butir di Wikidata
Tampilan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Politik pascakebenaran (disebut juga politik pascafakta) adalah budaya politik yang perdebatannya lebih mengutamakan emosi dan keluar dari inti kebijakan.[1][2] Selain itu, poin topik pidato ditegaskan berkali-kali tanpa mendengarkan balasan yang berbobot. Pascakebenaran berbeda dengan kebiasaan menantang dan mencari kelemahan kebenaran.[3] Pascakebenaran justru menempatkan kebenaran di posisi kedua.[4] Meski pascakebenaran dianggap sebagai masalah modern, ada kemungkinan bahwa ini sudah lama menjadi bagian dari kehidupan politik, tetapi kurang terkenal sebelum kehadiran Internet. Dalam novel Nineteen Eighty-Four, George Orwell membayangkan sebuah negara yang mengganti catatan sejarah setiap hari agar pas dengan tujuan propaganda saat itu.

Komentator politik mengamati berkembangnya politik pascakebenaran di perpolitikan Amerika Serikat, Australia, Britania Raya, Cina, India, Jepang, Rusia, Katalunya, Spanyol, dan Turki, serta di berbagai bidang debat yang didorong oleh perpaduan siklus berita 24 jam, keseimbangan palsu dalam laporan berita, dan pemasyarakatan media sosial.[5][6][7][8][9][10] Pada tahun 2016, "post-truth" terpilih sebagai Oxford Dictionaries' Word of the Year[11] karena merebak semasa referendum Brexit dan liputan media mengenai pilpres A.S..[12][13]

Politik pasca-kebenaran (atau post-truth) disinyalir merupakan penyesuaian dari kata 'truthiness' yang kali pertama diciptakan Stephen Colbert dan terpilih sebagai Word of the Year tahun 2005 menurut American Dialect Society (ADS).[14] Kata truthiness sendiri memiliki arti yang hampir serupa, yakni informasi yang dianggap atau dirasakan sebagai sesuatu yang mendekati kebenaran --maka terdapat imbuhan '-y' dalam kata dasar 'truthy' atau '-ish' dalam kata 'truthish'. Penambatan partikel 'post-' di depan bukan dimaknai dalam dimensi waktu, melainkan bentuk pengikisan makna ortodoks atau 'kemurnian' kata yang dimaksud.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Harsin, Jayson (2023-12-29). Re-thinking Mediations of Post-truth Politics and Trust: Globality, Culture, Affect (dalam bahasa Inggris). Taylor & Francis. hlm. 1–33. ISBN 978-1-003-83593-6. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
  2. ^ Harsin, Jayson (2018-12-20). Post-Truth and Critical Communication Studies (dalam bahasa Inggris). doi:10.1093/acrefore/9780190228613.013.757. ISBN 978-0-19-022861-3.
  3. ^ Kalpokas, Ignas (2019). A political theory of post-truth. Palgrave pivot. Cham, Switzerland: Palgrave Macmillan. ISBN 978-3-319-97713-3.
  4. ^ Cosentino, Gabriele (2020). Social media and the post-truth world order: the global dynamics of disinformation. Palgrave pivot. Cham, Switzerland: Palgrave Macmillan. ISBN 978-3-030-43005-4.
  5. ^ "The post-truth world: Yes, I’d lie to you," The Economist Sept 10, 2016
  6. ^ John Connor (14 July 2014). "Tony Abbott's carbon tax outrage signals nadir of post-truth politics". The Age. Diakses tanggal 11 July 2016.
  7. ^ Gay Alcorn (27 February 2014). "Facts are futile in an era of post-truth politics". The Age. Diakses tanggal 11 July 2016.
  8. ^ Amulya Gopalakrishnan (30 June 2016). "Life in post-truth times: What we share with the Brexit campaign and Trump". The Times of India. Diakses tanggal 11 July 2016.
  9. ^ Ian Dunt (29 June 2016). "Post-truth politics is driving us mad". politics.co.uk. Diakses tanggal 11 July 2016.
  10. ^ "Free speech has met social media, with revolutionary results". New Scientist. 1 June 2016. Diakses tanggal 11 July 2016.
  11. ^ Flood, Alison (15 November 2016). "'Post-truth' named word of the year by Oxford Dictionaries". The Guardian. Diakses tanggal 16 November 2016.
  12. ^ Jonathan Freedland (13 May 2016). "Post-truth politicians such as Donald Trump and Boris Johnson are no joke". The Guardian. Diakses tanggal 11 July 2016.
  13. ^ Daniel W. Drezner (16 June 2016). "Why the post-truth political era might be around for a while". The Washington Post. Diakses tanggal 11 July 2016.
  14. ^ Zimmer, Ben (2010-10-13). "Truthiness". The New York Times (dalam bahasa American English). ISSN 0362-4331. Diakses tanggal 2017-10-24.

Bacaan lanjutan

[sunting | sunting sumber]
  • "Post-truth politics: Art of the lie: Politicians have always lied. Does it matter if they leave the truth behind entirely?" (leader) The Economist, Sept 20, 2016
  • Communication: Post-truth predicaments, Virginia Gewin, Nature 541, pp 425–427 (19 January 2017), doi:10.1038/nj7637-425a
  • Parmar, Inderjeet. "US Presidential Election 2012: Post-Truth Politics." Political Insight 3#2 (2012): 4–7.
  • Rabin Havt, Ari, and Media Matters for America. Lies, Incorporated: The World of Post-Truth Politics (2016) online
  • Soldatov, Andrei and Irina Boroganhe. Red Web: The Struggle Between Russia’s Digital Dictators and the New Online Revolutionaries (2015).
  • Tallis, Benjamin. "Living in Post-truth." New Perspectives. Interdisciplinary Journal of Central & East European Politics and International Relations 24#1 (2016): 7–18.
  • Harsin, Jayson (February 24, 2015). "Regimes of Posttruth, Postpolitics, and Attention Economies". Communication, Culture & Critique. 8 (2): 327–333.
  • Pomerantsev, Peter. Nothing Is True and Everything Is Possible: The Surreal Heart of the New Russia (November 2014) ISBN 978-1-61039-455-0
  • Alloa, Emmanuel. "Who's Afraid of the Post-Factual?" Los Angeles Review of Books, The Philosophical Salon (July 2017)
  • l
  • b
  • s
Disinformasi
Jenis
  • Bendera palsu
  • Berita palsu
    • menurut negara
    • daring
  • Desa Potemkin
  • Doublespeak
  • Fakta alternatif
  • Faktoid
  • Fabrikasi data
  • Gaslighting
  • Gelembung penyaring
  • Hoaks
  • Jurnalisme kuning
  • Pencemaran
  • Kebohongan besar
  • Kesesatan
  • Ketakutan, ketidakpastian, dan keraguan (FUD)
  • Manipulasi internet
  • Manipulasi media
  • Asal kutip
  • Mitos Uni Eropa
  • Omong kosong
  • Peliputan melingkar
  • Pemalsuan ilmiah
  • Pembingkaian ideologi
  • Pembohongan
  • Pilah-pilih
  • Pascakebenaran
  • Propaganda
  • Putar balik
  • Ruang bergaung
  • Salah bicara
  • Separuh benar
  • Bot sosial
  • Sudut pandang antah berantah
  • Tuduhan palsu
  • Whataboutisme
Buku
  • Disinformation karya Ion Mihai Pacepa
  • Dezinformatsia: Active Measures in Soviet Strategy
  • The KGB and Soviet Disinformation
  • The Case for Latvia
  • Who's Who in the CIA
Operasi
disinformasi
  • Campur tangan Rusia dalam pemilihan umum Amerika Serikat 2016
  • Dugaan hubungan Praha Mohamed Atta
  • Funkspiel
  • Hujan kuning
  • Information Operations Roadmap
  • Jihadunspun.com
  • Kapal perang K-1000
  • Kontroversi disinformasi CIA 1995
  • Operasi INFEKTION
  • Operasi Neptune
  • Operasi Shocker
  • Operasi Toucan
  • Orang Iseng dari Olgino
  • Pasukan web
  • Paus Pius XII dan Rusia
  • Pemalsuan uranium Niger
  • Penyensoran media dan disinformasi dalam unjuk rasa Taman Gezi
  • Seat 12
  • Strategi ketegangan
  • Surat Habbush
  • Teori konspirasi Jonestown
  • Teori konspirasi pembunuhan Kennedy CIA
  • U.S. Army Field Manual 30-31B
Lembaga
anti-disinformasi
  • Active Measures Working Group
  • Counter Misinformation Team
  • Countering Foreign Propaganda and Disinformation Act
  • East StratCom Team
  • FactCheck.org
  • PolitiFact
  • Snopes.com
  • United States Information Agency
Seri terkait: Penipuan • Manipulasi media • Propaganda
Di proyek wiki lain: Commons • Wikiquote • Wiktionary
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Politik_pascakebenaran&oldid=26478227"
Kategori:
  • Kampanye pemilihan umum
  • Teknik kampanye politik
  • Budaya politik
  • Kebenaran
Kategori tersembunyi:
  • Pemeliharaan CS1: Status URL
  • CS1 sumber berbahasa Inggris (en)
  • CS1 sumber berbahasa American English (en-us)

Best Rank
More Recommended Articles