More Info
KPOP Image Download
  • Top University
  • Top Anime
  • Home Design
  • Top Legend



  1. ENSIKLOPEDIA
  2. Post-Marxisme - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Post-Marxisme - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Post-Marxisme

  • العربية
  • Català
  • Čeština
  • Deutsch
  • English
  • Español
  • فارسی
  • Français
  • Hrvatski
  • 한국어
  • Latviešu
  • Nederlands
  • Polski
  • پښتو
  • Português
  • Русский
  • Slovenčina
  • Svenska
  • Türkçe
  • Українська
  • اردو
  • Tiếng Việt
  • 中文
Sunting pranala
  • Halaman
  • Pembicaraan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Perkakas
Tindakan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Umum
  • Pranala balik
  • Perubahan terkait
  • Pranala permanen
  • Informasi halaman
  • Kutip halaman ini
  • Lihat URL pendek
  • Unduh kode QR
Cetak/ekspor
  • Buat buku
  • Unduh versi PDF
  • Versi cetak
Dalam proyek lain
  • Butir di Wikidata
Tampilan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Berkas:1583 Design 60.png
Ideologi Post-Marxisme

Post-Marxisme merupakan salah satu sudut pandang teoretis yang mengungkapkan pembagian seksual, ras, kelas, dan etnik dari masyarakat Barat modern.[1] Post-Marxisme juga mempertanyakan ciri Marxisme yang reduktif dan antidemokratis, serta semua gerakan politik yang berupaya menjelaskan segala perubahan dalam sejarah di dalam kerangka peranan satu kelas atau pelaku istimewa tertentu.[2] Post-Marxisme menerima ilham yang datang dari keterlibatan politik Marx, tetapi menolak penekanan Marx bahwa ekonomi adalah aspek yang paling menentukan, atau pada gagasan tentang adanya satu kelas universal.[2] Sekarang Post-Marxisme mengusulkan adanya demokrasi radikal.[2] Demokrasi radikal adalah demokrasi yang bertumpu pada ekuivalensi antar warganya, pada kesetaraan yang terbentuk lewat proses ekuivalensi diskursif (misalnya, pengakuan akan keseluruhan masyarakat sebagai sebuah masyarakat warga).[3] Post-Marxisme menjadi paham intelektual yang sesuai dengan menang atas neo-liberalism dan mundurnya kelas-kelas pekerja.[4] Kemenangan ini senantiasa diawali oleh kaum kiri Amerika latin yang berjuang penuh melawan kapitalisme, selain itu semakin didukung dengan besarnya suara teologi pembebasan yang berdengung di Amerika latin.[4] Secara teoretis, post-marxisme banyak mengubah tradisi dan metode keilmuan yang telah ada sebelumnya, tetapi secara praktis, pemikir-pemikir post-marxisme menolak untuk membuat gerakan masif yang terstruktur. Berbeda dengan marxisme yang menekankan perjuangan kelas dan humanitas kelompok-kelompok yang terepresi, para pemikir post-marxisme mempersoalkan mengenai seksualitas, ras, kelas, pemisahan atau segregasi ras, dan gerakan progresif untuk menentang bentuk-bentuk eksklusivitas sumber daya.[5]

Komponen Post-Marxisme

[sunting | sunting sumber]

Penyokong para pemikir Post-Marxisme adalah kritik yang sistematis terhadap Marxisme dan situasi yang ada.[4] Terdapat lima diskursus yang menjadi penyokong hasil para pemikir Post-Marxisme:

  1. Sosialisme adalah kegagalan dan seluruh teori-teori yang umum dari masyarakat dikutuk di dalam proses ini.[4] Ideologi-ideologi selain Post-Marxisme tidak dibenarkan, karena yang lain itu merefleksikan satu dominasi ide dengan sistem ras kebudayaan.[4]
  2. Marxisme menekankan pada kelas sosial turunan, karena kelas-kelas menghancurkan: poin-poin dari prinsip politik yang berangkat merupakan kebudayaan dan akarnya di dalam identitas yang beragam (ras, gender, etnik, dan pilihan seksual).[4]
  3. Negara adalah musuh dari demokrasi dan kebebasan, serta suatu korup dan tidak sesuai dengan kesejahteraan sosial.[4] Di tempat ini, masyarakat sipil adalah pelaku utama dari demokrasi dan kemajuan sosial.[4]
  4. Perencanaan utama adalah buatan birokrasi yang mana menghalangi pertukaran yang baik di antara para produsen.[4] Pasar dan bursa pasar barangkali dengan peraturan yang terbatas mengizinkan konsumsi terbaik dan distributor yang lebih efisien.[4]
  5. Pergumulan tradisional kaum kiri atas kekuasaan adalah merusak dan membawa kepada rezim otoriter yang mendiamkan suara seorang bawahan.[4]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Post Marxist Theory"..
  2. ^ a b c (Indonesia)Lechte, John. 2001. 50 Filsuf Kontemporer. Yogyakarta: Kanisius. Hal. 269.
  3. ^ (Indonesia) Surajaya, Martin. Materialisme Dialektis: Kajian tentang Marxisme dan Filsafat Kontemporer. Yogyakarta: Resist book. Hal. 229.
  4. ^ a b c d e f g h i j k "Post Marxism"..
  5. ^ Goldstein, Philip (2012-02-01). Post-Marxist Theory: An Introduction (dalam bahasa Inggris). SUNY Press. ISBN 978-0-7914-8402-9.

Sastra

[sunting | sunting sumber]
  • Imanol Galfarsoro: "(Post)Marxismoa, kultura eta eragiletasuna: Ibilbide historiko labur bat" in Alaitz Aizpuru(koord.), Euskal Herriko pentsamenduaren gida, Bilbo, UEU 2012. ISBN 978-84-8438-435-9
  • Simon Tormey & Jules Townshend, Key Thinkers from Critical Theory to Post-Marxism, Pine Forge Press, 2006.
  • Sim, Stuart. Post-Marxism: An Intellectual History, Routledge, 2002.
  • Shenfield, Stephen. Vladislav Bugera: Portrait of a Post-Marxist Thinker
  • el-Ojeili, Chamsy. Post-Marxism with Substance: Castoriadis and the Autonomy Project, in New Political Science, 32:2, June 2001, pp. 225–239.
  • el-Ojeili C. After post-socialism: Social theory, utopia and the work of castoriadis in a global age, Antepodium: Online Journal of World Affairs (2011), pp. 1–16.
Pengawasan otoritas Sunting ini di Wikidata
Perpustakaan nasional
  • Republik Ceko
Lain-lain
  • Microsoft Academic
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Post-Marxisme&oldid=25317258"
Kategori:
  • Filsafat
  • Politik
Kategori tersembunyi:
  • Pages using the JsonConfig extension
  • CS1 sumber berbahasa Inggris (en)
  • Halaman dengan berkas rusak
  • Artikel Wikipedia dengan penanda NKC
  • Artikel Wikipedia dengan penanda MA
  • Halaman yang menggunakan pranala magis ISBN

Best Rank
More Recommended Articles