Puncak Tebing Kaldera Purba Kendil-Suroloyo
Puncak Tebing Kaldera Purba Kendil–Suroloyo adalah sebuah situs geoheritage berupa dinding/tebing kaldera purba yang terletak di bagian utara Pegunungan Menoreh, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Situs ini dipandang sebagai bukti proses vulkanisme purba dan keruntuhan kaldera yang membentuk bentang alam khas, sehingga menjadi objek penting untuk pendidikan geologi, penelitian, dan geowisata. [1]
Lokasi dan Morfologi
Situs Puncak Tebing Kendil–Suroloyo berada di wilayah administrasi Kapanewon Samigaluh dan perbatasan wilayah utara Kulon Progo menuju Kabupaten Magelang. Morfologi yang tampak berupa tebing curam dan punggungan yang merupakan bagian dari dinding sisa kaldera—hasil keruntuhan struktur vulkanik besar pada masa lampau. Karena posisinya yang menonjol di atas lembah sekitarnya, lokasi ini juga berfungsi sebagai titik pandang (viewpoint) yang menawarkan panorama luas, termasuk kesempatan melihat deretan gunung hingga laut pada hari yang cerah. [1]
Asal-usul
Berdasarkan identifikasi geologi regional, Puncak Tebing Kendil–Suroloyo merupakan fragmen dinding kaldera yang terbentuk akibat letusan dan kemudian keruntuhan sistem magma purba. Usia kejadian vulkanik terkait dengan evolusi Pegunungan Menoreh—beberapa kajian menyebutkan proses terkait formasi yang berlangsung jutaan tahun lalu (perkiraan waktu puluhan juta hingga belasan juta tahun, tergantung metode stratigrafi dan penanggalan). Keunikan litologi (mis. breksi vulkanik, fragmen piroklastik) dan struktur tektonik lokal membuat situs ini bernilai ilmiah tinggi untuk studi petrologi, stratigrafi dan geomorfologi. [2]
Puncak Tebing Kendil–Suroloyo dikategorikan sebagai salah satu geosite dalam jaringan Geopark Jogja karena nilai interpretatifnya sebagai “jejak letusan gunung purba” dan karena aspek keindahan lanskapnya. Fungsi pemanfaatannya meliputi:
- Sumber data untuk penelitian ilmu kebumian
- Lokasi pendidikan lapangan bagi mahasiswa dan pelajar
- Tujuan wisata alam/photography — utamanya untuk mengamati sunrise/sunset dan panorama tiga gunung. Pengembangan pariwisata geologi diharapkan sejalan dengan konservasi agar nilai ilmiah tidak terdegradasi. [1]
Seperti banyak situs geologi lain, tantangan utama meliputi tekanan alih fungsi lahan, erosi alami yang mempercepat degradasi tebing, serta risiko kerusakan akibat aktivitas manusia (mis. penggalian atau pengambilan batu). Untuk menjaga kelestarian, rekomendasi yang sering disarankan meliputi penetapan batas konservasi, pemantauan ilmiah berkala, dan pengelolaan kunjungan wisata yang berwawasan konservasi. Beberapa kajian awal juga menempatkan situs ini dalam studi potensi pengembangan geopark berbasis komunitas. [3]
Referensi
- ^ a b c "Puncak Tebing Kaldera Purba Kendil-Suroloyo". geoparkjogja.jogjaprov.go.id. Diakses tanggal 2025-09-25.
- ^ Hita, Hita, Adi Prabowo, Ika Yonita Gunawan, Eka Pranyata, Eko Susanto (2023). "Preliminary Study on the Potential Development of Kulon Progo Geoheritage Based on SWOT Analysis" (PDF). UPY International Conference on Education and Social Science (UPINCESS 2023): 523–529. doi:978-2-38476-176-0. ; Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
- ^ Jr, Toto. "Puncak Tebing Kaldera Suroloyo, Titik Pandang Langka Laut Jawa dan Samudera Hindia di Yogyakarta - Selingkar Wilis". Puncak Tebing Kaldera Suroloyo, Titik Pandang Langka Laut Jawa dan Samudera Hindia di Yogyakarta - Selingkar Wilis. Diakses tanggal 2025-09-25.