More Info
KPOP Image Download
  • Top University
  • Top Anime
  • Home Design
  • Top Legend



  1. ENSIKLOPEDIA
  2. Pura Luhur Batukaru - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Pura Luhur Batukaru - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Pura Luhur Batukaru

  • مصرى
  • Basa Bali
  • Deutsch
  • English
  • Español
  • Euskara
  • Русский
  • Татарча / tatarça
Sunting pranala
  • Halaman
  • Pembicaraan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Perkakas
Tindakan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Umum
  • Pranala balik
  • Perubahan terkait
  • Pranala permanen
  • Informasi halaman
  • Kutip halaman ini
  • Lihat URL pendek
  • Unduh kode QR
Cetak/ekspor
  • Buat buku
  • Unduh versi PDF
  • Versi cetak
Dalam proyek lain
  • Wikimedia Commons
  • Butir di Wikidata
Tampilan
Koordinat: 8°22′19″S 115°06′01″E / 8.3720377°S 115.1003949°E / -8.3720377; 115.1003949
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Pura Luhur Batukaru
Pintu Masuk Pura Luhur Batukaru
Peta
Informasi umum
JenisPura
Gaya arsitekturCandi Hindu
LokasiKabupaten Tabanan, Bali
AlamatDesa Wongaya Gede, Kecamatan Penebel
Negara Indonesia
Koordinat8°22′19″S 115°06′01″E / 8.3720377°S 115.1003949°E / -8.3720377; 115.1003949
Mulai dibangunAbab ke-11 Masehi
Tanggal renovasi1959

Pura Luhur Batukaru adalah pura sebagai tempat memuja Tuhan sebagai Dewa Mahadewa. Karena fungsinya untuk memuja Tuhan sebagai Dewa yang menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dengan mempergunakan air secara benar, maka di Pura Luhur Batukaru ini disebut sebagai pemujaan Tuhan sebagai Ratu Hyang Tumuwuh—sebutan Tuhan sebagai yang menumbuhkan. Pura Luhur Batukaru terletak di Desa Wongaya Gede, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan. Lokasi pura ini terletak di bagian barat Pulau Bali di lereng selatan Gunung Batukaru.[1]

Sejarah

[sunting | sunting sumber]

Di dalam Lontar Kusuma Dewa. Pura Luhur Batukaru sudah ada pada abad ke-11 Masehi, sezaman dengan Pura Besakih, Pura Lempuyang Luhur, Pura Goa Lawah, Pura Luhur Uluwatu, dan Pura Pusering Jagat. Penggagas pembentukan dari Sad Kahyangan adalah Mpu Kuturan.[1]

Setelah keberadaan Pura Batukaru pada abad ke-11 tersebut kita tidak mendapat keterangan dengan jelas bagaimana keadaan pura tersebut. Baru pada tahun 1605 Masehi ada keterangan dari kitab Babad Buleleng. Dalam kitab tersebut dijelaskan bahwa Pura Luhur Batukaru pada tahun tersebut di atas dirusak oleh Raja Buleleng yang bernama Ki Gusti Ngurah Panji Sakti.[1]

Dalam kitab babad tersebut diceritakan bahwa Kerajaan Buleleng sudah sangat aman dan tidak ada lagi musuh yang berani menyerangnya. Sang Raja ingin memperluas wilayahnya ke daerah Tabanan. Raja Ki Gusti Ngurah Panji Sakti dalam perjalanan menuju ke Tabanan bertemu dengan daerah Batukaru yang merupakan wilayah daerah Kerajaan Tabanan. Ki Gusti Ngurah Panji Sakti bersama prajuritnya kemudian merusak Pura Luhur Batukaru tersebut. Ketika Ki Panji Sakti dan prajuritnya merusak Pura Batukaru tiba-tiba datang ribuan tawon yang ganas menyerang dan menyengat mereka. Ki Panji Sakti beserta prajuritnya diserang habis-habisan oleh tawon yang ganas itu, kemudian Ki Panji Sakti dan prajurit nya mundur dan membatalkan niatnya untuk menyerang kerajaan Tabanan. Berkat ulah Ki Panji Sakti dan prajuritnya tersebut maka bangunan pelinggih Pura Batukaru rusak total dan tinggal puing-puing saja.[1]

Baru kemudian pada tahun 1959 Pura Luhur Batukaru mendapat perbaikan sehingga bentuknya seperti sekarang ini. Pada tahun 1977 secara bertahap barulah ada perhatian dan bantuan dari pemerintah daerah dan sampai sekarang keadaan dan kondisi Pura Batukaru sudah semakin baik. Di Pura Luhur Batukaru ini selain terdapat bangunan utama, di sebelah timur nya juga terdapat sumber mata air yang terdiri atas dua bagian yaitu bagian yang berlokasi di dalam pura (jeroan) yang dipergunakan khusus untuk memohon air suci (tirtha) untuk keperluan upacara dan bagian yang kedua adalah untuk kepentingan mandi dan cuci muka sebagai pembersihan diri sebelum melakukan persembahyangan.[1]

Arsitektur

[sunting | sunting sumber]

Di pura ini Dr. R. Goris, seorang ahli ilmu arkeologi, pernah mengadakan penelitian pada tahun 1928. Goris banyak menjumpai patung-patung yang jenisnya serupa dengan patung yang terdapat di Pura Goa Gajah yaitu patung yang mengeluarkan pancuran air dari pusarnya. Bedanya patung yang terdapat di Goa Gajah itu dalam posisi berdiri, sedangkan yang di Pura Batukaru dalam posisi duduk bersila. Menurut Goris, patung yang terdapat di Batukaru sejaman dengan patung yang terdapat di Pura Goa Gajah.Bangunan suci (Pelinggih) utama di Pura Batukaru adalah berbentuk Candi bukan Meru seperti kebanyakan pura yang ada di Bali. Ini sangat jelas dipengaruhi oleh arsitektur Jawa Timur dan India.[1]

Upacara Piodalan

[sunting | sunting sumber]

Pujawali atau Upacara piodalan di pura ini jatuh setiap 210 hari sekali yaitu pada hari Kamis, Wuku Dungulan (kalender Bali), satu hari setelah hari raya Galungan.[2]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c d e f "Babad Bali - Pura Luhur Batukaru". www.babadbali.com. Diakses tanggal 2016-09-08.
  2. ^ Pura Luhur Batukaru, diakses tanggal 4 Juli 2019
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pura_Luhur_Batukaru&oldid=26520648"
Kategori:
  • Pura di Bali
  • Kabupaten Tabanan
Kategori tersembunyi:
  • Pages using gadget WikiMiniAtlas
  • Pages using the JsonConfig extension
  • Mapframe Infobox tanpa hubungan OSM di Wikidata
  • Koordinat di Wikidata
  • Artikel biografi dengan tabel penghargaan
  • Halaman yang menggunakan ekstensi Kartographer

Best Rank
More Recommended Articles