More Info
KPOP Image Download
  • Top University
  • Top Anime
  • Home Design
  • Top Legend



  1. ENSIKLOPEDIA
  2. Radionuklida - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Radionuklida - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Radionuklida

  • Afrikaans
  • العربية
  • Asturianu
  • Беларуская
  • Български
  • বাংলা
  • Català
  • Нохчийн
  • کوردی
  • Čeština
  • Чӑвашла
  • Dansk
  • Deutsch
  • Ελληνικά
  • English
  • Esperanto
  • Español
  • Eesti
  • Euskara
  • فارسی
  • Suomi
  • Français
  • Nordfriisk
  • Gaeilge
  • Galego
  • हिन्दी
  • Hrvatski
  • Kreyòl ayisyen
  • Հայերեն
  • Italiano
  • 日本語
  • ქართული
  • Қазақша
  • 한국어
  • Kurdî
  • Кыргызча
  • Lietuvių
  • മലയാളം
  • Монгол
  • Nederlands
  • Norsk bokmål
  • Polski
  • Português
  • Română
  • Русский
  • Srpskohrvatski / српскохрватски
  • Simple English
  • Slovenčina
  • Slovenščina
  • Shqip
  • Српски / srpski
  • Svenska
  • தமிழ்
  • ไทย
  • Türkçe
  • Українська
  • اردو
  • Oʻzbekcha / ўзбекча
  • Tiếng Việt
  • 吴语
  • 中文
  • 粵語
Sunting pranala
  • Halaman
  • Pembicaraan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Perkakas
Tindakan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Umum
  • Pranala balik
  • Perubahan terkait
  • Pranala permanen
  • Informasi halaman
  • Kutip halaman ini
  • Lihat URL pendek
  • Unduh kode QR
Cetak/ekspor
  • Buat buku
  • Unduh versi PDF
  • Versi cetak
Dalam proyek lain
  • Wikimedia Commons
  • Butir di Wikidata
Tampilan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Partikel alfa pemancar nuklida amerisium-241 buatan dimasukkan ke dalam ruang awan untuk visualisasi

Radionuklida (nuklida radioaktif, radioisotop atau isotop radioaktif) adalah suatu isotop memancarkan zat radioaktif atau memiliki energi nuklir yang berlebih, sehingga membuatnya tidak stabil.[1] Radionuklida dapat memancarkan radiasi seperti partikel alfa, partikel beta, atau sinar gamma.[2]

Proses terbentuk

[sunting | sunting sumber]

Radionuklida dapat terbentuk secara alamiah ataupun sengaja dibuat oleh manusia dengan menggunakan reaktor nuklir, akselerator partikel, atau generator radionuklida.[3]

Alami

[sunting | sunting sumber]

Radionuklida di alami terbagi dalam tiga kategori, yaitu radionuklida primordial, radionuklida sekunder, dan radionuklida kosmogenik.[4]

  • Nuklida primordial atau isotop primordial adalah nuklida yang ditemukan di bumi yang telah ada saat sejak sebelum bumi ini terbentuk.[5] Nuklida ini masih ada karena memiliki waktu paruh yang sangat lama, sehingga belum sepenuhnya membusuk. Radionuklida primordial diproduksi dalam nukleosintesis bintang dan ledakan supernova bersama dengan nuklida stabil. Ada 254 nuklida primordial stabil dan 32 nuklida primordial radioaktif, tetapi hanya ada 80 unsur stabil primordial (1 hingga 82, yaitu hidrogen melalui timbal, eksklusif 43 dan 61, teknesium dan prometium) dan tiga elemen primordial radioaktif (bismut, torium, dan uranium). Bismut memiliki waktu paruh yang sangat lama, sehingga sering digolongkan dengan 80 elemen stabil primordial.
  • Radionuklida sekunder adalah isotop radiogenik yang berasal dari peluruhan radionuklida primordial. Radionuklida sekunder memiliki waktu paruh yang lebih pendek dibanding dengan radionuklida primordial. Radionuklida ini muncul dalam rantai peluruhan isotop primordial thorium-232, uranium-238, dan uranium-235. Contohnya yaitu termasuk isotop alami polonium dan radium.
  • Nuklida kosmogenik atau Isotop kosmogenik adalah isotop yang dihasilkan oleh interaksi sinar kosmik dengan inti atom.[6] Nuklida kosmogenik diproduksi di meteorit dan bahan luar angkasa lainnya yang berada di atmosfer bumi.[7] Contohnya karbon-14 yang dihasilkan oleh reaksi 14N (n,p) 14C dan terbentuk di atmosfer akibat dari sinar kosmik.
Core of CROCUS , reaktor nuklir kecil yang digunakan untuk penelitian di EPFL di Swiss

Sintesis atau buatan

[sunting | sunting sumber]

Selain terbentuk secara alami, radionuklida juga dapat terbentuk secara sintetis atau buatan dengan menggunakan reaktor nuklir, akselerator partikel, atau generator radionuklida.[3] Contohnya yaitu technetium-95 dan promethium-146. Banyak di antaranya ditemukan di perakitan bahan bakar bekas (nuklir).

Dalam proses pembentukan radionuklida, reaktor nuklir adalah yang paling cocok digunakan untuk memproduksi radioisotop kaya neutron, contohnya molibdenum-99. Sedangkan siklotron paling cocok digunakan untuk memproduksi radioisotop kaya proton, contohnya fluor-18.[8]

Penerapan radionuklida

[sunting | sunting sumber]

Beberapa penerapan radionuklida dalam berbagai bidang, diantaranya yaitu :

Radioterapi sinar eksternal

Bidang pengobatan

[sunting | sunting sumber]
  • Penggunaan kobalt-60 pada mesin teleterapi (radioterapi sinar eksternal), menghasilkan pancaran sinar gamma yang diarahkan ke tubuh pasien untuk menghilangkan sel-sel kanker atau tumor.[2][9]
  • Radioaktif yodium-131 atau I-131 yang digunakan dalam kanker tiroid dan hipertiroidisme akibat hormon tiroksin yang terlalu banyak.[10]
  • Teknesium-99m (Tc-99m) adalah isotop yang biasa digunakan dalam sejumlah pemindaian pencitraan diagnostik medis. Salah satu alasannya yaitu karena memiliki waktu paruh yang sangat cocok atau ideal bagi penyelidikan penyakit dalam tubuh manusia. Apabila waktu paruh terlalu kecil, maka radioisotop terlalu sulit untuk dideteksi (setelah disuntikkan, tidak lama kemudian akan hilang kereaktifannya). Sedangkan apabila radioisotop yang disuntikkan memiliki waktu paruh yang besar, maka akan berbahaya bagi tubuh. Teknesium-99m dapat untuk mendeteksi berbagai kondisi termasuk cedera, infeksi, tumor, penyakit jantung, kelainan tiroid, kondisi ginjal, mendeteksi stroke, dan penyakit demensi.[11] Sifat radioaktif teknesium-99m juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi kelenjar getah bening utama yang mengeringkan kanker, seperti kanker payudara atau melanoma.

Bidang Industri

[sunting | sunting sumber]

Bidang industri menggunakan radionuklida dalam berbagai cara untuk meningkatkan produktivitas dan dalam beberapa kasus, digunakan untuk mendapatkan informasi yang tidak dapat diperoleh dengan cara lain. Salah satu contoh penerapannya yaitu industrial tracers. Radioisotop digunakan oleh produsen sebagai pelacak untuk memantau aliran fluida dan filtrasi, mengukur keausan mesin atau korosi peralatan, dan juga untuk mendeteksi pipa air yang tersumbat atau mengalami kebocoran pada pipa minyak.[12] Pelacak radioaktif (radiotracers) juga digunakan dalam industri minyak dan gas untuk membantu menentukan luasnya ladang minyak.[13]

Bidang pangan dan pertanian

[sunting | sunting sumber]

Penerapan radionuklida dalam iridiasi makanan, yang dilakukan dengan cara penyinaran terhadap pangan baik dengan menggunakan zat radioaktif maupun akselerator, sehingga bakteri dapat terbunuh akibat terpapar oleh sinar gamma.[14] Proses ini dapat untuk mencegah terjadinya pembusukan dan kerusakan pangan serta meningkatkan umur simpan dari produk makanan.

Diketahui bahwa sekitar 25% hingga 30% dari makanan yang dipanen mengalami pembusukan sebelum dapat dikonsumsi. Masalah tersebut terutama terjadi di negara-negara yang panas dan lembap. Sebagian besar negara-negara di dunia, melakukan peningkatan penggunaan teknologi iradiasi untuk mengawetkan makanan. Lebih dari 60 negara di seluruh dunia telah memperkenalkan peraturan yang memungkinkan penggunaan iradiasi untuk produk makanan, termasuk rempah-rempah, biji-bijian, buah, sayuran, dan juga daging. Langkah ini dapat menjadi alternatif pengawetan makanan dengan cara fumigan kimiawi—yang berpotensi berbahaya ketika digunakan untuk membasmi serangga dari biji-bijian kering, kacang-kacangan, buah, dan rempah-rempah.[15]

Pesawat luar angkasa

[sunting | sunting sumber]
Pemeriksaan RTG pesawat ruang angkasa Cassini sebelum diluncurkan

Radionuklida digunakan untuk menyediakan tenaga atau sumber daya pesawat ruang angkasa, terutama melalui generator termoelektrik radioisotop (RTG) dan unit pemanas radioisotop (RHU). Radioisotopic Thermoelectric Generators (RTG) menggunakan panas yang dihasilkan oleh peluruhan radioaktif untuk menghasilkan tenaga listrik dan sering menggunakan isotop plutonium sebagai sumber panas. RTG telah menjadi sumber daya utama oleh antariksa Amerika Serikat sejak tahun 1961.[16]

Satu-satunya radioisotop yang cocok memenuhi kriteria dasar untuk digunakan dalam misi luar angkasa adalah plutonium-238. Plutonium-238 memiliki waktu paruh 88 tahun dan kepadatan daya tinggi, serta telah terbukti menjadi sumber panas yang sangat andal dan aman di lebih dari dua lusin misi luar angkasa Amerika Serikat selama 50 tahun terakhir.[17]

Bidang lain

[sunting | sunting sumber]
  • Dalam ilmu ekologi, radionuklida digunakan untuk melacak dan menganalisis polutan dan mempelajari pergerakan air permukaan. Selain itu juga dapat digunakan untuk mengukur limpasan air dari hujan maupun salju, serta dapat digunakan untuk mengukur laju aliran sungai.[18]
  • Ahli geologi biasanya menggunakan metode penanggalan radiometrik, berdasarkan peluruhan radioaktif alami dari unsur-unsur tertentu seperti kalium dan karbon, yang digunakan untuk memperkirakan atau mengetahui tanggal terjadinya suatu peristiwa di masa lampau. Ahli geologi juga menggunakan metode lain seperti resonansi paramagnetik elektron dan thermoluminescence untuk menentukan usia batuan maupun fosil.[19]

Contoh

[sunting | sunting sumber]

Tabel berikut mencantumkan properti radionuklida terpilih yang mengilustrasikan berbagai propertinya

Isotop Z N Waktu paruh DM DE Elektronvolt Cara pembentukan
Tritium (3H) 1 2 12,3 β− 19 Kosmogenik
Berilium-10 4 6 1,387,000 tahun β− 556 Kosmogenik
Karbon-14 6 8 5,700 tahun β− 156 Kosmogenik
Fluor-18 9 9 110 menit β+, EC 633/1655 Kosmogenik
Aluminium-26 13 13 717,000 tahun β+, EC 4004 Kosmogenik
Klorin-36 17 19 301,000 tahun β−, EC 709 Kosmogenik
Kalium-40 19 21 1.24×109 tahun β−, EC 1330 /1505 Primordial
Kalsium-41 20 21 99,400 tahun EC Kosmogenik
Kobalt-60 27 33 5,3 tahun β− 2824 Sintesis
Strontium-90 38 52 28,8 tahun β− 546 Produk fisi nuklir
Technetium-99 43 56 210,000 tahun β− 294 Produk fisi nuklir
Teknesium-99m 43 56 6 jam γ,IC 141 Sintesis
Yodium-129 53 76 15,700,000 tahun β− 194 Kosmogenik
Yodium-131 53 78 8 hari β− 971 Produk fisi nuklir
Xenon-135 54 81 9,1 jam β− 1160 Produk fisi nuklir
Cesium-137 55 82 30,2 tahun β− 1176 Produk fisi nuklir
Gadolinium-153 64 89 240 hari EC Sintesis
Bismuth-209 83 126 2.01×1019 tahun α 3137 Primordial
Polonium-210 84 126 138 hari α 5307 Produk peluruhan
Radon-222 86 136 3,8 hari α 5590 Produk peluruhan
Thorium-232 90 142 1.4×1010 tahun α 4083 Primordial
Uranium-235 92 143 7×108 tahun α 4679 Primordial
Uranium-238 92 146 4.5×109 tahun α 4267 Primordial
Plutonium-238 94 144 87,7 tahun α 5593 Sintesis
Plutonium-239 94 145 24,110 tahun α 5245 Sintesis
Amerisium-241 95 146 432 tahun α 5486 Sintesis
Kalifornium-252 98 154 2,64 tahun α/SF 6217 Sintesis

Ketarangan

  • Z = nomor atom
  • N = jumlah neutron
  • DM = mode peluruhan
  • DE = energi peluruhan
  • EC = penangkapan elektron

Pendeteksi asap rumah tangga

[sunting | sunting sumber]

Radionuklida sering digunakan di dalam detektor asap rumah. Radionuklida yang digunakan adalah amerisum-241.[20]

Dampak atau pengaruh

[sunting | sunting sumber]

Radionuklida yang masuk ke lingkungan memiliki risiko berbahaya sebagai kontaminasi radioaktif. Radionuklida tersebut juga dapat menyebabkan kerusakan apabila digunakan secara berlebihan, sehingga makhluk hidup yang terpapar dapat keracunan radiasi.

Potensi kerusakan kesehatan akibat paparan radionuklida bergantung pada sejumlah faktor, dan dapat merusak fungsi jaringan atau organ. Contohnya pada manusia, paparan radiasi dapat mengakibatkan kulit menjadi kemerahan dan rambut rontok, bahkan dapat menimbulkan luka bakar radiasi dan sindrom radiasi akut. Selain itu, paparan radiasi dalam jangka panjang dapat menyebabkan sel rusak dan bahkan menyebabkan kanker. Tanda-tanda sel kanker mungkin baru muncul bertahun-tahun atau bahkan puluhan tahun setelah terpapar. Risiko paparan radiasi tersebut berisiko lebih tinggi untuk anak-anak dan remaja, karena mereka secara signifikan lebih sensitif terhadap paparan radiasi dibandingkan orang dewasa.[21]

Contoh lain yaitu pancaran radiasi memiliki efek positif pada pertumbuhan tanaman pada tingkat radiasi yang lebih rendah, tapi dapat menimbulkan efek berbahaya pada tingkat tinggi. Tanaman membutuhkan beberapa jenis radiasi non-pengion seperti sinar matahari dalam proses fotosintesis. Meskipun radiasi matahari tersebut sangat penting untuk kelangsungan hidup tumbuhan, namun beberapa bentuk radiasi non-pengion dan pengion lainnya dapat merusak tumbuhan. Radiasi juga dapat mengganggu resistensi stomata. Stomata merupakan lubang udara kecil di dalam daun tanaman yang juga berperan dalam mengontrol air. Apabila terjadi banyak penguapan karena radiasi intens. Kemudian apabila stomata tidak dapat terbuka dalam jangka waktu yang lama, maka pertumbuhan tanaman akan terhambat.

Perusahaan radionuklida

[sunting | sunting sumber]

Perusahaan radionuklida adalah perusahaan yang bergerak dalam produksi, pengolahan, dan pemanfaatan radionuklida, baik untuk keperluan medis (kedokteran nuklir) maupun industri (misalnya, pengujian nondestruktif, industri pengolahan nikel). Contoh perusahaan internasional termasuk Eckert & Ziegler Medical dan NorthStar Medical Radioisotopes, sementara di Indonesia terdapat perusahaan yang menggunakan radionuklida dalam proses industrinya seperti PT Huayue Nickel Cobalt dan perusahaan penyedia layanan seperti Cahaya Nuklida Persada dan PT RadPro Energi Mandiri. 

Contoh perusahaan radionuklida internasional Eckert & Ziegler Medical: Mengkhususkan diri dalam produksi radionuklida untuk aplikasi medis dan non-medis, termasuk produksi generator 99mTc dan sumber radioaktif tertutup untuk NDT.NorthStar Medical Radioisotopes, LLC: Perusahaan radiofarmasi yang fokus pada pengembangan dan produksi radioisotop untuk deteksi dan pengobatan kanker, termasuk Tembaga-67 untuk uji klinis. 

Contoh perusahaan di Indonesia PT Huayue Nickel Cobalt (PT HYNC): Menggunakan sumber radioaktif untuk level gauging dan density gauging dalam proses pengolahan nikelnya.PT. RadPro Energi Mandiri: Perusahaan yang bergerak di bidang energi, salah satunya terkait radionuklida.Cahaya Nuklida Persada: Menyediakan layanan terkait radionuklida, termasuk pengurusan izin, kalibrasi alat radiasi, dan penjualan perangkat seperti dosimeter dan shielding Pb. 

Beberapa perusahaan yang memproduksi radionuklida dan radiofarmaka di Indonesia adalah PT Bio Farma (Persero), PT Global Onkolab Farma (anak perusahaan Kalbe Farma), dan PT INUKI (Persero). PT Bio Farma memproduksi radiofarmaka pertama buatan dalam negeri di fasilitas cyclotronnya, sementara PT Global Onkolab Farma fokus pada produksi obat kanker dan radioisotop. PT INUKI juga terlibat dalam produksi dan distribusi radiofarmaka.

PT Bio Farma (Persero), memproduksi radiofarmaka pertama buatan Indonesia, yaitu FloDeg (Fludeoxyglucose-18F) di fasilitas Cyclotron di Cikarang. Fasilitas ini telah memenuhi standar CPOB dari BPOM dan protokol keselamatan radiasi dari BAPETEN. PT Global Onkolab Farma. Anak perusahaan dari PT Kalbe Farma Tbk. Berkantor pusat di Jakarta dan berfokus pada pengembangan dan produksi obat kanker serta radioisotop. Memiliki fasilitas produksi radioisotop dan radiofarmaka yang telah diverifikasi oleh BAPETEN. PT INUKI (Persero), merupakan perusahaan perseroan yang juga terlibat dalam produksi radionuklida dan radiofarmaka. Mendukung kegiatan penelitian dan pengembangan di bidang kedokteran nuklir di Indonesia. PT Huayue Nickel Cobalt (PT HYNC): Menggunakan sumber radioaktif untuk level gauging dan density gauging dalam proses pengolahan nikelnya. PT. RadPro Energi Mandiri. Perusahaan yang bergerak di bidang energi, salah satunya terkait radionuklida. Cahaya Nuklida Persada: Menyediakan layanan terkait radionuklida, termasuk pengurusan izin, kalibrasi alat radiasi, dan penjualan perangkat seperti dosimeter dan shielding Pb.

Eckert & Ziegler Medical (EZAG). Spesialis dalam produksi dan penanganan radionuklida untuk penggunaan medis dan non-medis. Menyediakan fasilitas untuk berbagai tahapan produksi, termasuk produksi komersial. ITM Radiopharma, memiliki fasilitas produksi Lutetium-177 terbesar di dunia untuk terapi radionuklida kanker. NorthStar Medical Radioisotopes, LLC. Perusahaan yang berfokus pada produksi radionuklida untuk diagnostik medis.

Produsen radionuklida utama

  • ITM Isotope Technologies Munich SE: Memiliki fasilitas produksi lutetium-177 terbesar di dunia, sebuah isotop penting untuk terapi kanker tertarget.
  • Cardinal Health: Pemasok utama radiofarmasi, menyediakan isotop seperti Actinium-225 dan Gallium-68 untuk keperluan terapeutik dan diagnostik.
  • TerThera: Perusahaan yang berbasis di Belanda yang berfokus pada produksi radionuklida inovatif Terbium-161 untuk aplikasi kedokteran nuklir.
  • Eckert & Ziegler: Spesialis dalam penanganan dan produksi radionuklida yang disesuaikan, menyediakan solusi untuk kedokteran nuklir dan industri lainnya.
  • Ionetix: Memproduksi radionuklida pemancar alfa dan telah membangun fasilitas baru untuk produksi isotop.
  • IBA - Radio Pharma Solutions: Perusahaan yang aktif di pasar solusi radiofarmasi, termasuk produksi radionuklida. IRE ELiT: Kemitraan antara Pusat Penelitian Nuklir Belgia (SCK CEN) dan Institut Nasional untuk Elemen Radio (IRE), yang berfokus pada produksi lutetium-177 skala besar.
  • SHINE Technologies: Perusahaan yang terlibat dalam teknologi fusi nuklir, yang relevan dengan produksi radionuklida.

Beberapa produsen radioisotop terkemuka antara lain NTP Radioisotopes, NRG PALLAS, dan NorthStar Medical Radioisotopes, yang memproduksi isotop untuk diagnostik dan terapi medis. Perusahaan lain seperti Nusano sedang mengembangkan teknologi baru untuk aplikasi medis dan industri, seperti untuk mengisi daya baterai. Beberapa produsen nasional atau regional juga ada, seperti Pusat Produksi Radioisotop di Armenia.

Produsen dengan aplikasi yang lebih luas

  • Nusano: Mengembangkan teknologi produksi radioisotop baru yang lebih efisien untuk keperluan medis dan non-medis, seperti baterai tahan lama untuk Internet of Things dan eksplorasi ruang angkasa.
  • Laurentis Energy Partners: Memproduksi isotop medis dan non-medis, termasuk molibdenum-99, itrium-90, dan helium-3.
  • Eckert & Ziegler Medical: Spesialisasi dalam penanganan dan produksi radionuklida yang disesuaikan untuk aplikasi medis dan non-medis.
  • Nuklir Standar: Berfokus pada produksi bahan bakar nuklir TRISO dan sistem tenaga radioisotop skala besar untuk reaktor nuklir canggih.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]
  • Penanggalan radiometrik

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "radionuclide | Encyclopedia.com". www.encyclopedia.com. Diakses tanggal 2020-10-22.
  2. ^ a b "radioactive isotope | Description, Uses, & Examples". Encyclopedia Britannica (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-10-22.
  3. ^ a b "Radioisotope production in research reactors". www.iaea.org (dalam bahasa Inggris). 2016-07-15. Diakses tanggal 2020-10-22.
  4. ^ Kumar, Bhishm (2011). Singh, Vijay P.; Singh, Pratap; Haritashya, Umesh K. (ed.). Encyclopedia of Snow, Ice and Glaciers (dalam bahasa Inggris). Dordrecht: Springer Netherlands. hlm. 913–914. doi:10.1007/978-90-481-2642-2_429. ISBN 978-90-481-2642-2.
  5. ^ "Primordial Radionuclides". Nuclear Power (dalam bahasa American English). Diakses tanggal 2020-10-29.
  6. ^ "What is Cosmogenic Radionuclide - Definition". Radiation Dosimetry (dalam bahasa American English). 2019-12-14. Diakses tanggal 2020-10-29.
  7. ^ "Cosmogenic nuclides". www.physics.purdue.edu. Diarsipkan dari asli tanggal 2019-10-29. Diakses tanggal 2020-10-23.
  8. ^ "Radioisotopes | What are Radioisotopes? | ANSTO". www.ansto.gov.au (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-10-22.
  9. ^ "Getting External Beam Radiation Therapy". www.cancer.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-10-24.
  10. ^ Radiology (ACR), Radiological Society of North America (RSNA) and American College of. "Radioiodine (I -131) Therapy for Hyperthyroidism". www.radiologyinfo.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-10-24.
  11. ^ "Technetium scans". healthywa.wa.gov.au. Diakses tanggal 24 Oktober 2020.
  12. ^ Jadiyappa, Sannappa (2018-09-19). "Radioisotope: Applications, Effects, and Occupational Protection". Principles and Applications in Nuclear Engineering - Radiation Effects, Thermal Hydraulics, Radionuclide Migration in the Environment (dalam bahasa Inggris). doi:10.5772/intechopen.79161.
  13. ^ "Radioisotopes in Industry | Industrial Uses of Radioisotopes - World Nuclear Association". www.world-nuclear.org. Diakses tanggal 2020-10-24.
  14. ^ "Pangan Iradiasi, alternatif yang menjanjikan". www.pom.go.id. Diakses tanggal 24 Oktober 2020.
  15. ^ "Radioisotope uses for food and agriculture - World Nuclear Association". www.world-nuclear.org. Diakses tanggal 2020-10-24.
  16. ^ "Thermoelectric Generator - an overview | ScienceDirect Topics". www.sciencedirect.com. Diakses tanggal 2020-10-24.
  17. ^ "About Plutonium-238 | About RPS". NASA Radioisotope Power Systems (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-10-24.
  18. ^ Poschl, Michael; Nollet, Leo M. L. (2006-08-21). Radionuclide Concentrations in Food and the Environment (dalam bahasa Inggris). CRC Press. hlm. 19. ISBN 978-1-4200-1927-8. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
  19. ^ "Dating Rocks and Fossils Using Geologic Methods | Learn Science at Scitable". www.nature.com. Diakses tanggal 2020-10-25.
  20. ^ "Americium Smoke Detectors". large.stanford.edu. Diakses tanggal 2020-10-25.
  21. ^ "Ionizing radiation, health effects and protective measures". www.who.int (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-10-24.
Basis data pengawasan otoritas Sunting di Wikidata
Internasional
  • GND
Nasional
  • Amerika Serikat
  • Jepang
  • Republik Ceko
  • Israel
Lain-lain
  • NARA
  • Yale LUX
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Radionuklida&oldid=28113895"
Kategori:
  • Radioaktivitas
Kategori tersembunyi:
  • CS1 sumber berbahasa Inggris (en)
  • CS1 sumber berbahasa American English (en-us)
  • Galat CS1: parameter tidak didukung
  • Pemeliharaan CS1: Status URL

Best Rank
More Recommended Articles