Rendang jengkol
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Mei 2025. |
Rendang jengkol | |
---|---|
![]() Rendang jengkol | |
Nama lain | Randang jariang |
Sajian | Menu utama |
Tempat asal | Indonesia |
Daerah | Sumatera Barat |
Suhu penyajian | Hangat atau suhu ruangan |
Bahan utama | Jengkol, Santan, Cabai |
![]() ![]() |
Rendang jengkol merupakan makanan jenis rendang yang bahan utamanya jengkol. Makanan jenis ini berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, namun lebih banyak ditemukan di Payakumbuh. Jengkol yang diolah untuk dijadikan rendang ini adalah jengkol tua. Pemilihan jengkol tua agar lebih mudah diolah dan lebih empuk. Biasanya rendang jengkol juga sering dijual di toko oleh-oleh khas Sumatera Barat.[1]
Sejarah
Biasanya, rendang dikaitkan dengan daging sapi yang dimasak dengan santan dan bumbu berempah hingga gelap. Rendang jengkol sendiri diperkirakan muncul saat pertengahan abad ke-20. Pada masa itu, kuliner Indonesia lebih eksperimental dan beragam menyesuaikan asal daerahnya masing-masing. Awalnya, hidangan ini populer di kawasan Sumatra, terutama di berbagai daerah dengan tradisi mengonsumsi Jengkol yang kuat. Sering waktu, popularitas rendang jengkol ini menyebar di berbagai wilayah di Indonesia, terutama di Pulau Jawa seperti di Jakarta saat ini[2]
Asal usul kata rendang sendiri berasal dari kata Minangkabau randang yang berarti memasak santan secara perlahan hingga kering. Butuh waktu yang cukup lama untuk memasak santan hingga kering menjadi rendang. Tujuan rendang agar membuat makanan bisa tahan lama sampai berbulan-bulan. Hal ini membuat jenis rendang beragam mencapai dua ratusan lebih. Tidak hanya rendang daging, tapi terdapat pula rendang jengkol, rendang telur, rendang ayam, dan sebagainya.[3]
Penghargaan
Rendang secara umum mendapatkan penghargaan di posisi pertama dalam daftar World’s 50 Delicious Foods oleh survei yang dilakukan oleh CNN Internasional pada tahun 2011 lalu. Penilaian tersebut berdasarkan pada indikator rasa, kualitas bahan, serta proses memasak rendang yang unik dan kompleks. Kemudian pada tahun 2013, rendang kembali mendapat pengakuan resmi dari UNESCO sebagai bagian dari daftar Warisan Budaya Takbenda. Pengakuan ini merupakan bentuk apresiasi terhadap kekayaan budaya dan tradisi kuliner Indonesia khususnya terhadap budaya dan sosial masyarakat Minangkabau.[4]
Cara membuat
Bahan-bahan untuk membuat rendang jengkol terdiri dari jengkol, santan, daun limau, daun kunyit, serai, asam kandis, dan minyak. Untuk bumbu rendangnya terdiri dari bawang merah, bawang putih, cabai merah, lengkuas, kemiri, cengkih, kapulaga, dan garam. Pertama-tama rebus jengkol dalam air sampai mendidih. Giling bumbu sampai halus. Setelah itu, bumbu halus tadi ditumis dengan daun kunyit, daun limau, dan serai sampai harum. Selanjutnya masukkan santan. Ketika sudah mendidih, masukan jengkol yang sudah direbus dan asam kandis, masak sampai susut dan berminyak. Aduk sampai bumbu kehitaman.[5][6][7]
Referensi
- ^ Media, Kompas Cyber. "Membuat Rendang Jengkol yang Nikmat". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2025-05-29.
- ^ "Resep Rendang Jengkol: Hidangan Lezat Khas Nusantara". liputan6.com. Diakses tanggal 2025-05-29. Pemeliharaan CS1: Nama numerik: authors list (link)
- ^ "Melihat Sejarah dan Filosofi Rendang: Bekal Perantau serta Falsafah tentang Pendidikan". voi.id. Diakses tanggal 2025-05-29.
- ^ "Menelusuri Sejarah Rendang daging, Makanan Terenak yang Diakui UNESCO". lingkarwilis.com. Diakses tanggal 2025-05-29.
- ^ WS, Odilia. "Resep Rendang Jengkol yang Pedas Gurih". detikfood. Diarsipkan dari asli tanggal 2021-06-14. Diakses tanggal 2021-06-14.
- ^ Okezone (2012-11-0). "Rendang Jariang, Murah & Rasa Merekah : Okezone Lifestyle". Diakses tanggal 2021-06-14.
- ^ uzer. "Web Company Profile Pemerintah Kabupaten Agam". Diarsipkan dari asli tanggal 2021-06-14. Diakses tanggal 2021-06-14.