Saleh Djamhari
| Saleh As'ad Djamhari | |
|---|---|
| Lahir | 12 Maret 1938 Malang, Hindia Belanda |
| Meninggal | 26 Mei 2017 (umur 79) Jakarta, Indonesia |
| Dinas/cabang | Tentara Nasional Indonesia |
| Lama dinas | 1967–1997 |
| Pangkat | Kolonel |
Saleh As'ad Djamhari (12 Maret 1938 – 26 Mei 2017) adalah seorang sejarawan militer dan perwira Angkatan Darat Indonesia. Ia bertugas selama tiga puluh tahun di Angkatan Darat Indonesia sebagai sejarawan militer, mencapai pangkat kolonel, dan kemudian menjadi dosen sejarah di Universitas Indonesia.[1]
Kehidupan awal
Saleh As'ad Djamhari lahir di Malang pada 12 Maret 1938. Ayahnya, Djamhari, adalah anggota Nahdlatul Ulama yang direkrut menjadi milisi Pembela Tanah Air, dan berjuang dalam Revolusi Nasional Indonesia sebagai komandan kompi.[2] Setelah kemerdekaan Indonesia, Djamhari lulus dari sekolah menengah atas di Malang dan belajar sastra di Universitas Gadjah Mada, menerima gelar sarjana pada tahun 1962.[1][2]
Karier
Ia melanjutkan studinya di Universitas Indonesia (UI), dan lulus dengan gelar Magister Sastra pada tahun 1965. Saat lulus, ia bekerja di Departemen Sejarah dan Antropologi UI sebagai staf. Menurut Djamhari dalam sebuah wawancara pada tahun 2014, inspirasinya untuk bekerja sebagai sejarawan berasal dari upacara wisudanya pada tahun 1965, yang dipimpin oleh Sukarno. Djamhari menyatakan bahwa ia melihat Untung Syamsuri, yang tiga hari kemudian akan melancarkan upaya kudeta, berdiri di samping Sukarno, dan Djamhari pun terinspirasi untuk bekerja di bidang sejarah militer setelah kudeta tersebut.[1]
Pada tahun 1967, Djamhari mendaftar di Angkatan Darat Indonesia karena undangan dari akademisi militer Nugroho Notosusanto.[2] Djamhari pernah menjadi asisten Notosusanto.[3] Ia mengambil kursus sejarah militer di dalam angkatan darat pada tahun 1974, dan akhirnya mencapai pangkat kolonel. Masa baktinya di angkatan darat berakhir pada tahun 1997, setelah itu ia melanjutkan studinya di UI, dan menerima gelar doktor pada tahun 2002.[2] Disertasinya berfokus pada Perang Jawa, khususnya rencana bentengstelsel Belanda selama perang,[1][4] dan kemudian diterbitkan sebagai buku pada tahun 2004.[1]
Ia kemudian menjadi dosen sejarah di UI, di samping memberikan kuliah khusus di universitas-universitas lain.[1] Ia meninggal pada tanggal 26 Mei 2017 di Rumah Sakit Mayapada, Jakarta Selatan,[5] dan dimakamkan di Pemakaman Tanah Kusir.[3]
Kehidupan pribadi
Djamhari menikah dengan Tutie Artica Saleh, yang juga bertugas di militer dan mencapai pangkat kolonel, pada tahun 1967.[6]
Referensi
- ^ a b c d e f "Sosok: Saleh As'ad Djamhari – Pengembang Sejarah Militer dan Perang". Kompas. 18 Maret 2014. Diarsipkan dari asli tanggal 21 Mei 2025. Diakses tanggal 25 Februari 2025.
- ^ a b c d "Pahlawan Man of Thought, Man of Action & Man of Inspiration". Okezone.com. 10 November 2014. Diarsipkan dari asli tanggal 26 Juli 2023. Diakses tanggal 25 Februari 2025.
- ^ a b "Saleh Djamhari Wafat, Taufik: Dia Ahli Sejarah Militer yang Lurus". Sukabumi Update. 24 Februari 2018. Diakses tanggal 25 Februari 2025.
- ^ "Kajian Ilmuwan Jinakkan Diponegoro". Historia. 29 Agustus 2014. Diakses tanggal 25 Februari 2025.
- ^ "Meninggal: KH Mahfudz Ridwan". Tempo. 5 June 2017. Diarsipkan dari asli tanggal 9 Desember 2024. Diakses tanggal 25 Februari 2025.
- ^ "DEWAN PIMPINAN PUSAT LVRI (DPP LVRI)". Veterans' Legion of Indonesia. Diarsipkan dari asli tanggal 18 Agustus 2021.

