Sapri Sale

Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. (Juli 2025)

Sapri Sale adalah guru bahasa yang mendalami bahasa Ibrani, Arab, and Aram. Sale merupakan orang yang pertama yang memperkenalkan pengajaran bahasa Ibrani modern di Indonesia, dan mengajarkannya di Masjid Istiqlal, Jakarta.  Selain sebagai pengajar, ia juga merupakan pendiri dan sekaligus direktur program bahasa Ibrani di Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP).^[1]

Karyanya yang monumental adalah kamus dwi-bahasa Ibrani dan Indonesia. Selain itu, ia telah juga menulis beberapa buku panduan belajar bahasa Ibrani dan Aram untuk khalayak Indonesia.^[2]

Sapri Sale lahir 10 Desember, 1968 di Palu, Sulawesi Tengah, Indonesia.^[3] Ia merupakan anak pertama dari tujuh bersaudara dari keluarga Muslim yang taat. Ayahnya berprofesi sebagai pedagang, dan mengharapkan anak sulungnya meneruskan jejaknya sebagai pengusaha. Sedangkan ibunya adalah seorang guru yang sangat disiplin dan menekankan pengajaran agama yang kuat terutama membaca Al-Quran kepada anak-anaknya. Dari ibunyalah ia pertama kali mendapatkan pengetahuan agama yang kemudian memengaruhi perjalanan hidupnya di kemudian hari.^[4]

Pada usia 14 tahun, Sale berangkat ke Malang, Jawa Timur, untuk meneruskan pendidikan agama di sekolah Islam tradisional atau pesantren. Di sinilah ia mulai mengenal beberapa aliran pemikiran dalam Islam, dan menghadap tantangan yang menuntutnya untuk bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. Tantangan paling awal adalah bergulat dengan perbedaan budaya dan sistem pengajaran di pesantren yang terbilang ketat. Namun, berkat ketekunan dan dedikasinya, ia mampu menyelesaikan pendidikan pesantren dengan sangat baik.^[5]

Termotivasi oleh pengasuh pesantrennya, Sale kemudian melanjutkan pendidikannya ke Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir, yang ia tempuh dari tahun 1989 hingga 1996.^[6] Selama di Al-Azhar, ia belajar dan mendalami sastra Arab^[7] dan memperdalam pengetahuan Islam dan mengasah kemampuannya dalam penguasaan bahasa Arab. Selain bahasa Arab, ia juga tertarik mempelajari bahasa Ibrani yang merupakan bahasa resmi yang digunakan di Israel. Ketertarikan ini tidak terlepas dari situasi geopolitik Timur Tengah saat itu yang menempatkan Israel menjadi titik sorotan di dunia Islam dalam kaitannya dengan konflik dengan Palestina.^[8] Ia kemudian mulai mempelajari bahasa Ibrani secara intensif di pusat pendidikan Israel di Kairo.^[9]

Pada 1996, ia pindah ke Beirut, Lebanon, dan bekerja sebagai sekretaris dan penerjemah di Kedutaan Besar Indonesia di Beirut. Kemudian pada 1999, ia pindah untuk bekerja dan menetap di Amerika Serikat, dan melanjutkan pelajaran bahasa Ibrani melalui virtual e-Teacher program.^[10]

Sebelum menjadi pengajar, Sale bekerja sebagai manajer nasional maskapai Jet Asia Airways di Jakarta. Ia kemudian tertantang dan fokus pada pengajaran bahasa Ibrani. Pada Februari 2018, Sale menerbitkan kamus dwi-bahasa Ibrani-Indonesia yang pengerjaannya telah ia rintis sejak 2006.^[11] Cetakan pertama habis terjual tahun itu juga.

Sale mulai memberikan les privat bahasa Ibrani pada Agustus 2017, dan pada Februari 2018, mulai mengajar bahasa Ibrani secara terbuka dengan menggunakan gedung ICRP di Jakarta.^[12] Awal 2018, peminat bahasa Ibrani terus bertambah dan sebagian besar - sekitar 70% - peminatnya berlatar belakang Kristiani yang tertarik memperlajari Al-Kitab secara lebih mendalam. Sisanya 30% berlatar belakang Muslim, terutama mereka yang meminati kajian agama, sejarah, dan budaya Timur Tengah dan dialog antar budaya.^[9]

Dalam upaya pengembangan pengajaran bahasa Ibrani di Jakarta, Sale bekerjasama dengan Jurusan Bahasa Ibrani Universitas Middlebury, yang membantu siswa untuk mendapatkan pengalaman belajar bahasa Ibrani dari penutur asli melalui kuliah online.^[13] Sale juga aktif mempromosikan kerjasama lintas agama dan pemahaman antar budaya melalui jembatan bahasa. Kiprahnya dalam pengajaran bahasa Ibrani dan Aram mendapat perhatian dari tokoh-tokoh penting di antaranya Duta Besar Amerika Kamala Shirin Lakhdhir and Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof. Dr. Nasarudin Umar yang kini menjabat sebagai Menteri Agama Indonesia ke-25.^[14]