Sastra lisan
Sastra |
---|
![]() |
Sastra lisan |
Genre tertulis utama |
Fiksi |
Nonfiksi |
Sejarah dan daftar |
Diskusi |
![]() |
Sastra lisan atau sastra rakyat adalah karya sastra dalam bentuk ujaran (lisan) yang sejak awal disebarkan dari mulut ke mulut, tidak tercipta mula-mula dalam bentuk tulisan, meskipun kini banyak sastra lisan telah tercatat dalam tulisan. Sastra lisan membentuk komponen budaya yang lebih mendasar, tetapi memiliki sifat-sifat sastra pada umumnya. Cendekiawan Uganda Pio Zirimu memperkenalkan kata orature untuk menghindari oksimoron, namun sastra lisan (oral literature) masih sering digunakan di lingkup akademik dan masyarakat.[butuh rujukan]
Masyarakat yang belum mengenal huruf tidak memiliki sastra tertulis, tetapi mungkin memiliki tradisi lisan yang kaya dan beragam—seperti wiracarita, cerita rakyat, peribahasa, pantun dan lagu rakyat—yang secara efektif membentuk sastra lisan. Sekalipun semuanya telah dihimpun dan dicetak dalam bentuk buku oleh para ahli cerita rakyat dan paremiografer, hasilnya masih disebut "sastra lisan".
Masyarakat yang mengenal huruf kemungkinan masih melanjutkan tradisi lisan, biasanya di dalam keluarga (seperti pengantar tidur) atau struktur sosial informal. Penyampaian legenda urban dapat dianggap sebagai contoh sastra lisan, sebagaimana lelucon dan puisi lisan, termasuk lomba puisi yang ditayangkan di Def Poetry. Puisi pertunjukan adalah genre puisi yang menggantikan bentuk tertulisnya [1]
Cerita rakyat
Cerita rakyat merupakan salah satu bentuk sastra lisan, yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut.[2] Ciri-ciri tersebut menurut James Danandjaja (seorang ahli cerita rakyat).[3]
- Penyebaran dan pewarisannya biasanya dilakukan secara lisan, yaitu melalui tutur kata dari mulut ke mulut dari satu generasi ke generasi selanjutnya.[2]
- Bersifat tradisional, yaitu disebarkan dalam bentuk relatif tetap atau dalam bentuk standar.[2]
- Berkembang dalam versi yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan penyebarannya secara lisan sehingga cerita rakyat mudah mengalami perubahan. Akan tetapi, bentuk dasarnya tetap bertahan.[2]
- Bersifat anonim, artinya pembuatnya sudah tidak diketahui lagi orangnya.[2]
- Biasanya mempunyai bentuk berpola. Kata-kata pembukanya, misalnya menurut sahibil hikayat (menurut yang empunya cerita) atau dalam bahasa Jawa misalnya dimulai dengan kalimat anuju sawijing dina (pada suatu hari).[2]
- Mempunyai manfaat dalam kehidupan kolektif. Cerita rakyat misalnya berguna sebagai alat pendidikan, pelipur lara, protes sosial, dan cerminan keinginan terpendam.[2]
- Bersifat pralogis, yaitu mempunyai logika sendiri yang tidak sesuai dengan logika umum. Ciri ini terutama berlaku bagi cerita rakyat lisan dan sebagian lisan.[2]
- Menjadi milik bersama dari masyarakat tertentu.[2]
- Pada umumnya bersifat lugu atau polos sehingga sering kali kelihatannya kasar atau terlalu sopan. Hal itu disebabkan banyak cerita rakyat merupakan cerminan emosi manusia yang jujur.[2]
Lihat pula
Daftar pustaka
- Finnegan, Ruth. (2012) Oral Literature in Africa. Cambridge: Open Book Publishers. CC BY edition
- Ong, Walter. (1982) Orality and Literacy: the technologizing of the word. New York: Methuen Press.
- Tsaaior, James Tar. 2010. Webbed words, masked meanings: Proverbiality and narrative/discursive strategies in D.T. Niane's Sundiata: and epic of old Mali. Proverbium 27: 319-338.
- Vansina, Jan. (1978) Oral Tradition, Oral History: Achievements and Perspectives, in B.Bernardi, C.Poni and A.Triulzi (Eds.) Fonti Orali, Oral Sources, Sources Orales. Milan: Franco Angeli, pp. 59–74.
- Vansina, Jan. (1961) Oral Tradition. A Study in Historical Methodology. Chicago and London: Aldine and Routledge & Kegan Paul.
Pranala luar
- World Oral Literature Project: voices of vanishing worlds, University of Cambridge
Referensi
- ^ Three-minute poetry? It’s all the rage, March 07, 2011 / December 16, 2009, publisher The Times, UK
- ^ a b c d e f g h i j "Pengertian, Jenis-jenis dan Fungsi Cerita Rakyat – Sridianti.com". www.sridianti.com. Diarsipkan dari asli tanggal 2019-02-28. Diakses tanggal 2019-02-28.
{{cite web}}
: Unknown parameter|dead-url=
ignored (bantuan) - ^ "Pengertian dan Fungsi Cerita Rakyat – Sridianti.com". www.sridianti.com. Diarsipkan dari asli tanggal 2020-10-07. Diakses tanggal 2019-02-28.
{{cite web}}
: Unknown parameter|dead-url=
ignored (bantuan)