Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Artikel ini tidak memiliki pranala ke artikel lain. Bantu kami untuk mengembangkannya dengan memberikan pranala ke artikel lain secukupnya.(Juni 2025)
Artikel bermasalah
Ini adalah Artikel yang memenuhi kriteria penghapusan cepat karena merupakan halaman nonkontroversial yang tidak dapat ditimpa, dan ada halaman lain yang ingin dialihkan ke halaman ini Galat: Halaman yang dialihkan dan alasannya tidak ada.Ditetapkan sebagai pemeliharaan nonkontroversial. Lihat KPC U6.%5B%5BWP%3ACSD%23U6%7CU6%5D%5D%3A+Dihapus+untuk+menangani+masalah+pemindahanhalaman+nonkontroversialU6
Jika artikel ini tidak memenuhi syarat KPC, hapus pemberitahuan ini.
Kelompok Islam Syiah adalah kelompok Islam yang muncul di era perpecahan antara Khulafah rasyidin dengan wangsa Umayyah, meski begitu beberapa pendapat menyebut kelompok ini muncul sejak Abu bakar di tunjuk sebagai khalifah, karena menurut pendapat yang mempercayai nya, Ali telah di tunjuk oleh Rasul SAW pada peristiwa Ghadir Khum (18 Zulhijah 10 H /16 Maret 632 M), namun para sahabat malah memilih Abu bakar sebagai khalifah, beberapa teori menyebut bahwa Syiah sebenarnya terbentuk pada saat pemilihan khalifah, dimana orang yang tak ikut dalam pemilihan itu dan memilih menjaga Jenazah Nabi SAW. sebenarnya tidak setuju bahwa Abu bakar adalah khalifah penerus kepemimpinan dan memilih mengakui Ali sebagai khalifah penerus, Ada juga teori yang menyatakan bahwa Syiah sebagai kelompok yang terorganisir baru benar-benar terbentuk setelah perpecahan antara kelompok pendukung Ali bin Abi Thalib dan Dinasti Umayyah. Teori ini berpendapat bahwa meskipun ada dukungan terhadap Ali sejak awal, Syiah sebagai mazhab yang memiliki doktrin dan struktur yang jelas mulai berkembang setelah konflik politik yang terjadi pada masa pemerintahan Muawiyah bin Abu Sufyan dan penerusnya, dan kesimpulan yang di dapat adalah Syiah pada awalnya hanya sebuah kelompok politik yang berubah menjadi cabang keagamaan dalam Islam, yang pasti Islam Syiah telah banyak mengalami peristiwa dalam sejarah Islam.
Peristiwa sejarah
Tragedi Karbala (680 M): Peristiwa tragis di mana cucu Nabi Muhammad, Husain bin Ali, dan para pengikutnya dibantai oleh pasukan Yazid bin Muawiyah. Peristiwa ini menjadi titik penting dalam sejarah Syiah dan diperingati setiap tahun dalam perayaan Asyura.
Perang Siffin (657 M): Konflik antara Khalifah Ali bin Abi Thalib dan Muawiyah bin Abu Sufyan yang berujung pada arbitrase dan semakin memperjelas perpecahan antara Sunni dan Syiah.
Revolusi Iran (1979): Peristiwa besar yang mengubah Iran menjadi negara dengan pemerintahan berbasis Syiah di bawah Ayatollah Khomeini.
Konflik Sunni-Syiah di Timur Tengah: Sejarah mencatat berbagai konflik antara kelompok Sunni dan Syiah, termasuk di Irak, Suriah, Yaman, dan Lebanon.
Perpecahan
Perpecahan antar kelompok Syiah terjadi karena perbedaan dalam interpretasi kepemimpinan dan ajaran agama. Sejak awal, Syiah meyakini bahwa kepemimpinan umat Islam harus berada di tangan keturunan Nabi Muhammad melalui Ali bin Abi Thalib. Namun, seiring waktu, muncul berbagai pandangan yang menyebabkan terbentuknya beberapa cabang utama dalam Syiah.
Beberapa faktor utama yang menyebabkan perpecahan antar kelompok Syiah meliputi:
Masalah Imamah – Perbedaan pendapat mengenai siapa yang berhak menjadi Imam setelah Ali bin Abi Thalib. Misalnya, Syiah Dua Belas Imam (Imamiyah) percaya bahwa ada 12 Imam yang ditunjuk secara ilahi, sementara Syiah Zaidiyah hanya mengakui lima Imam pertama.
Konsep Mahdi – Sebagian kelompok Syiah percaya bahwa Imam terakhir masih hidup dan akan kembali sebagai Mahdi, sementara yang lain memiliki pandangan berbeda tentang peran Mahdi dalam akhir zaman.
Perbedaan dalam Praktik Keagamaan – Beberapa kelompok Syiah memiliki ajaran yang berbeda dalam hal hukum Islam, ritual, dan doktrin seperti konsep Taqiyah (menyembunyikan keyakinan dalam kondisi tertentu).
Pengaruh Politik dan Geopolitik – Sejarah mencatat bahwa perpecahan Syiah juga dipengaruhi oleh faktor politik, seperti konflik antara Dinasti Safawi di Persia dan Dinasti Ottoman yang beraliran Sunni
Cabang-cabang dalam Syiah
Ada tiga cabang utama syiah yaitu
Syiah Imamiyah (Dua Belas Imam): Mazhab terbesar dalam Syiah yang meyakini bahwa ada 12 Imam yang ditunjuk secara ilahi.
Syiah Zaidiyah: Kelompok yang lebih moderat dan memiliki beberapa kesamaan dengan Sunni.
Syiah Ismailiyah: Percaya bahwa garis kepemimpinan berlanjut melalui Ismail bin Ja'far.
Selain itu ada beberapa kelompok Syiah lain yang mungkin mengundang kontroversi dan juga ada yang merupakan komunitas kecil bahkan ada yang sudah punah seperti:
Syiah Sabaiyah – Kelompok yang dikaitkan dengan Abdullah bin Saba, yang menurut beberapa sumber menganggap Ali bin Abi Thalib sebagai sosok ilahi.
Syiah Kamiliyah – Kelompok yang meyakini bahwa semua sahabat Nabi Muhammad telah murtad kecuali beberapa orang yang setia kepada Ali.
Syiah Bayaniah – Kelompok yang memiliki keyakinan unik tentang kepemimpinan dan sifat-sifat Imam.
Syiah Mughoiriyah – Kelompok yang memiliki pandangan mistis tentang Ali bin Abi Thalib dan perannya dalam sejarah Islam.
Syiah Janahiyah – Salah satu cabang yang memiliki interpretasi berbeda tentang kepemimpinan dalam Islam.
Syiah Kaisaniyah – Kelompok yang percaya bahwa kepemimpinan Islam berlanjut melalui Muhammad bin Hanafiyah, putra Ali bin Abi Thalib dari istri lain selain Fatimah.
Syiah Ghulat – Kelompok ekstrem dalam Syiah yang memiliki keyakinan mistis dan terkadang menganggap Imam sebagai manifestasi ketuhanan.
Peran kelompok Syiah pada peradaban Islam
Teologi dan Pemikiran Islam – Syiah telah berkontribusi dalam pengembangan pemikiran Islam, terutama dalam konsep Imamah (kepemimpinan spiritual) dan tafsir Al-Qur'an yang berbeda dari Sunni.
Politik dan Pemerintahan – Sejarah mencatat bahwa Syiah memainkan peran penting dalam politik Islam, terutama setelah Revolusi Iran 1979, yang menjadikan Iran sebagai negara berbasis Syiah.
Budaya dan Tradisi – Syiah memiliki tradisi unik seperti Asyura, peringatan atas wafatnya Husain bin Ali di Karbala, yang menjadi simbol perjuangan dan pengorbanan.
Konflik dan Perpecahan – Dalam beberapa periode sejarah, perbedaan antara Sunni dan Syiah telah menyebabkan konflik sektarian di berbagai negara seperti Irak, Suriah, dan Yaman.
Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan – Banyak ulama Syiah yang berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan Islam, termasuk dalam bidang filsafat dan hukum Islam.
Proses penyebaran
Syiah menyebar melalui berbagai jalur sejarah, termasuk politik, perdagangan, dan dakwah. Berikut adalah beberapa faktor utama yang berkontribusi pada penyebaran Syiah:
Dukungan Politik – Syiah berkembang pesat di wilayah yang memiliki pemerintahan yang mendukung ajaran mereka, seperti Dinasti Fatimiyah di Mesir dan Dinasti Safawi di Persia.
Perdagangan dan Migrasi – Pedagang dan ulama Syiah membawa ajaran mereka ke berbagai wilayah, termasuk Asia Tengah, India, dan Indonesia.
Dakwah dan Pendidikan – Ulama Syiah aktif dalam menyebarkan ajaran mereka melalui madrasah dan pusat keilmuan, terutama di kota-kota seperti Qom dan Najaf.
Konflik dan Revolusi – Peristiwa seperti Revolusi Iran 1979 memperkuat pengaruh Syiah di dunia Islam dan meningkatkan penyebarannya ke berbagai negara.
Artikel ini tidak memiliki konten kategori. Bantulah dengan menambah kategori yang sesuai sehingga artikel ini terkategori dengan artikel lain yang sejenis.