Sigalingging
Sigalingging | |||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Aksara Batak | ᯘᯪᯎᯞᯪᯰᯎᯪᯰ (Surat Batak Toba) | ||||||||||||
Nama marga | Sigalingging | ||||||||||||
Silsilah | |||||||||||||
Jarak generasi dengan Siraja Batak |
| ||||||||||||
Nama lengkap tokoh | Raja Pangulu Oloan Sigalingging | ||||||||||||
Nama istri | |||||||||||||
Nama anak |
| ||||||||||||
Kekerabatan | |||||||||||||
Induk marga | Raja Sitempang | ||||||||||||
Persatuan marga | Parna (bersama seluruh marga keturunan Tuan Sorbadijulu) | ||||||||||||
Kerabat marga | |||||||||||||
Matani ari binsar | Naibaho Malau | ||||||||||||
Asal | |||||||||||||
Suku | Batak | ||||||||||||
Etnis | Batak Toba | ||||||||||||
Daerah asal | Sait Nihuta, Pangururan, Samosir | ||||||||||||
Paguyuban | |||||||||||||
Lokasi tugu | Sait Nihuta 2°37′8.36″N 98°41′44.77″E / 2.6189889°N 98.6957694°E |
Sigalingging (Surat Batak: ᯘᯪᯎᯞᯪᯰᯎᯪᯰ) adalah salah satu marga Batak Toba yang berasal dari Sait Nihuta, Pangururan, Samosir.
Asal-usul
Sigalingging termasuk dalam marga-marga Pomparan ni Raja Naiambaton atau Parna, leluhur (bona pasogit) Raja Sigalingging berasal dari Sait Nihuta, Pangururan, Samosir.[1]
Raja Nai Ambaton memiliki 2 orang anak yakni Raja Sitempang dan Raja Nabolon. Raja Sitempang memiliki 2 orang anak yaitu Raja Sitanggang dan Raja Sigalingging. Raja Sitanggang inilah sering disebut sebagai Raja Pangururan, dan penguasa tanah / golat di Pangururan adalah keturunan dari Raja Sitempang.
Raja Sigalingging memiliki 3 (tiga) orang anak dan seorang putri. Istri dari Raja Sigalingging adalah Naibaho Sitakkaraen/Sitangkaraen, putri dari Raja Sigalingging kawin dengan putra dari Naibaho Siahaan. Berikut nama anak Raja Sigalingging:
- Guru Mangarissan (Sigorak)
- Raja Tinatea (Tambolang)
- Namora Pangujian (Parhaliang/Garingging)
Salah satu Cucu Raja Sigalingging adalah Mpu Bada anak dari Guru Mangarissan yang merantau ke tanah Sindeas, Dairi, Pakpak, dan melahirkan beberapa marga antara lain :
- Tendang
- Banurea
- Manik
- Beringin
- Gajah
- Berasa
Dan keturunan PARHALIANG yang merantau ke tanah Simalungun anaknya memakai marga :
- Garingging
Keturunan lain dari Raja Sigalingging adalah Datu Bangun Sigalingging di daerah Sirisi-risi Dolok Sanggul (sebahagian pindah ke arah pakkat)
Seluruh keturunan marga Sigalingging ini terkumpul dalam wadah organisasi atau punguan marga dengan nama PPRS (Parsadaan Pomparan Raja Sigalingging)
Tarombo marga Sigalingging
Tarombo Si Raja Batak - Raja Sigalingging

Raja Pangururan/Raja Natanggang
Raja Sitempang adalah anak Raja Nai Ambaton.[2] Atau dengan kata lain mereka adalah Keturunan Si Raja Batak dari garis keturunan Isumbaon yang sering disebut garis Mataniari, berbeda dengan garis keturunan Guru Tatea Bulan yang disebut garis Bulan.
Garis keturunan Mataniari diwarisi oleh Si Raja Batak sebuah Kitab bernama “Tumbaga Holing” yang berisikan Hukum, Ketatanegaraan, Bercocok Tanam, Bertukang, hingga Seni Mencipta. Sementara golongan Bulan diwarisi “Pustaha Laklak” yang berisi Ilmu Pengobatan, Ilmu Perbintangan dan Spiritual.
Warisan ini tentu menjadi suatu kekayaan, termasuk bagi Raja Naiambaton dan anaknya Raja Sitempang turut mewarisi hal ini. Raja Sitempang dalam pengasingannya juga terampil dalam seni mencipta, ia bahkan membangun pondokan/sopo yang indah untuk istrinya.
Ketika kembali dari pengasingannya Raja Sitempang membuka sebuah huta (kampung), di huta itu ia melanjutkan kepiawaiannya dalam seni mencipta. Tidak hanya itu, ia juga membantu dan mengajarkan masyarakat di huta itu dalam hal seni bertukang dan membangun rumah. Keterampilannya mengolah batang pohon menjadi “urur” (kayu kasau/beroti, kayu yang dipakai untuk membangun rumah dan penyangga bangunan) akhirnya tersohor sampai ke daerah lain, sehingga banyak orang yang datang untuk mencari nya.
Jaman dahulu belum semudah seperti sekarang dalam mengolah kayu, karena peralatannya masih belum canggih, menebang pohon dan membentuknya menjadi kayu kasau (urur) hanya menggunakan kapak dari batu, ataupun dari tembaga yang kasar. Karena itu butuh keterampilan dalam membuatnya.
Semakin banyaklah orang datang ke huta yang dibuka oleh Raja Sitempang untuk mencari urur, dan sebagian lagi belajar membuat urur. Karena itulah huta itu akhirnya diberi nama “Pang-urur-an” tempat orang mendapatkan urur untuk membuat bangunan.
- Bius Sitolu Hae Horbo
Bius Pangururan disebut Bius Sitolu Tali yang kemudian berubah nama menjadi Bius Sitolu Hae Horbo. Disebut Tolu Hae karena yang memiliki harajaon adalah tiga Marga yaitu: Sitanggang, Simbolon dan Naibaho. Apabila ada acara, maka masing-masing marga ini dapat sakhae dari kerbau yang disembelih. Konon katanya, hae keempat ditanam dibatu mamak. Kemudian dalam perkembangannya hae keempat diberikan kepada pargonsi.
- Aek Parsuangan
Di salah satu sisi di Gunung Pusuk Buhit, ada 3 (tiga) mata air yang disebut Aek Parsuangan. Pemilik dan nama mata air itu berturut-turut dari atas kebawah adalah: Naibaho, Sitanggang dan Simbolon.
Ompu Bada / Mpu Bada
Ompu Bada atau Mpu Bada adalah cucu dari Raja Sigalingging, dari anak pertama Guru Mangarissan (Sigorak). Dalam sejarahnya Mpu Bada membuka 'huta' ke arah Sindeas Manduamas, hingga Dairi, Pakpak. Keturunan Ompu Bada terdapat di Klasen Kabupaten Dairi di Manduamas Kab Tapanuli Tengah dan di Boang Kabupaten Aceh Selatan
Marga-marga keturunan Mpu Bada
- Marga Tendang yang tersebar di Boang Aceh
- Rea menjadi Banurea di Salak Kabupaten Dairi
- Manik (dari Pakpak) yaitu Manik Kecupak dan Manik Pegindar di Dairi
- Bringin di Simerpara Kab Dairi
- Gajah di Manduamas (Kab Tapanuli Tengah), Parmonangan (Tap Utara) dan Pakkat (Kab Dairi)
- Berasa di Parmonangan, Parlilitan dan Sileang Kab Tapanuli Utara
Selain marga diatas masih ada lagi Boangmanalu dan Bancin yang masih anak Banurea keturunan Mpu Bada.
Keturunan lain adalah Saraan (daerah Keppas), Kombih (daerang Boang) dan Brampu (daerah Keppas), ketiga marga ini masih cucu dari Op. Banurea.
Namun belakangan ini telah terjadi kontroversi dimana mayoritas keturunan Mpu Bada telah mendeklarasikan bahwa mereka bukanlah bagian dari marga " Parna" dan bukan juga bagian dari marga Sigalingging.
Tarombo Mpu Bada dari sumber buku zaman Hindia Belanda [3]

Huta Sigalingging
Keturunan Raja Sigalingging terkenal perantau ulung, pemberani dan penolong serta pemilik 'ilmu', sehingga banyak menguasai lahan hutan dan mendapat tanah dari upaya menolong orang, sehingga memiliki banyak tanah ulayat/huta. Huta Sigalingging tersebar seluas yang dijelajahi di beberapa Kabupaten Sumatera Utara, berikut daftarnya:

- Lumban Sigalingging di Desa Sait Nihuta, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir (Bona Pasogit Sigalingging - Makam Op. Raja Sigalingging - Tempat Tugu)
- Huta Sigalingging di Desa Tanjungbunga, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir
- Huta Sigalingging Tarabunga di Kecamatan Palipi, Kabupaten Samosir
- Lumban Sigalingging di Sirait Uruk, Kecamatan Porsea, Kabupaten Toba
- Desa Sigalingging, Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi
- Lumban Sigalingging di Kecamatan Siempat Nempu, Kabupaten Dairi
- Huta Sigalingging Sigumbang, Siborongborong, Tapanuli Utara
Sekretariat Lembaga Adat Sulang Silima Marga Sigalingging Rading Berru di Siburabura, Sidikalang. - Huta Sigalingging di Kecamatan Parmonangan, Kabupaten Taput
- Huta Sigalingging Lumban Bangun Sirisi-risi, Kecamatan Doloksanggul, Kabupaten Humbahas
- Huta Sigalingging di Siambaton, Kecamatan Pakkat, Kabupaten Humbahas
- Huta Sigalingging, Kecamatan Parlilitan, Kabupaten Humbahas
- Huta Sigalingging di Kecamatan Manduamas, Kabupaten Tapteng
- Desa Garingging, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo
- Huta Sigalingging Combi Boang, Kabupaten Aceh Singkil
- Lumban Sigalingging / Huta ginjang ( Sitabo- tabo) Kecamatan Palipi Kabupaten Samosir
Perlu disadari, beragam Huta (bona nipinasa) pasti beragam adat.
Mars Raja Sigalingging
Pencipta : Titus Sigalingging (op. Juan) lirik:
Na marbona do songon aek marmula do songon udan,
Sigalingging bonapasogit jonokhon ni Pangururan
Sian i do haborhatan ni pomparan ni Raja Sigalingging i
Tu angka luat si hadaoan humaliang dasa naualu i tu angka luat di parserahan
- Hutai ma parningotan Disi do tugu ni ompu,
- si ingoton ni pinomparna Di nadao nang na jonok
- Tolu do anak ni Ompui Ima si Gorak si angkkangan na i
- Sitambolang anak paidua si Parhaliang ma siampudan i tubu ni Boru Naibaho dohot Malau.
Sai sitorop ma di dangkana si toropma di rantingna,
sai toropma nang di hahana Toropma nang di anggina
Sai horas ma pomparanna i dipasupasu Tuhanta Debata
Marsihohot hita martangiang mangido sian parholong roha i, Ima Tuhanta parasiroha i
- Sai horas namarhaha anggi horas manang diboruna,
- rap tu dolok rap tu toruan tu hamajuon
- Sai ta tiop holong dame i diparsaoran nang di punguan i
- Dos ni roha dohot hasadaon di haha anggi dohot di boru i, Ima ta tiop ta ingot sai tongtong