More Info
KPOP Image Download
  • Top University
  • Top Anime
  • Home Design
  • Top Legend



  1. ENSIKLOPEDIA
  2. Subjektivitas dan objektivitas (filsafat) - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Subjektivitas dan objektivitas (filsafat) - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Subjektivitas dan objektivitas (filsafat)

  • العربية
  • English
  • Հայերեն
  • Кыргызча
  • Русский
  • Türkçe
Sunting pranala
  • Halaman
  • Pembicaraan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Perkakas
Tindakan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Umum
  • Pranala balik
  • Perubahan terkait
  • Pranala permanen
  • Informasi halaman
  • Kutip halaman ini
  • Lihat URL pendek
  • Unduh kode QR
Cetak/ekspor
  • Buat buku
  • Unduh versi PDF
  • Versi cetak
Dalam proyek lain
  • Butir di Wikidata
Tampilan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Perbedaan antara subjektivitas dan objektivitas merupakan salah satu gagasan dasar dalam filsafat, khususnya padaepistemologi dan metafisika. Hal ini sering dikaitkan dengan diskusi tentang kesadaran, agensi, kepribadian, filsafat pikiran, filsafat bahasa, realitas, kebenaran, dan komunikasi (misalnya dalam komunikasi naratif dan jurnalisme).

Sesuatu dikatakan subyektif jika ia bergantung pada suatu pikiran (bias, persepsi, emosi, opini, imajinasi, atau pengalaman sadar).[1] Jika suatu klaim benar dengan mempertimbangkan kebenaran klaim tersebut dari sudut pandang makhluk hidup, maka klaim tersebut adalah benar secara subyektif. Misalnya, seseorang mungkin menganggap cuaca hari ini terang dan menyenangkan, namun orang lain mungkin menganggap bahwa cuaca hari ini terlalu panas; kedua pandangan itu subjektif. Kata subjektivitas berasal dari subjek dalam arti filosofis, yang berarti individu yang memiliki pengalaman sadar yang unik, seperti perspektif, perasaan, keyakinan, dan keinginan,[1][2] atau yang (secara sadar) bertindak atau memegang kekuasaan atas orang lain (objek).[3]

Sesuatu dikatakan obyektif jika kebenarannya dapat dipastikan tanpa bergantung pada pikiran. Jika suatu klaim benar tanpa mempertimbangkannya di luar sudut pandang makhluk hidup, maka klaim tersebut diberi label benar secara obyektif. Objektivitas ilmiah adalah mengamalkan ilmu pengetahuan tanpa mempunyai keberpihakan, bias, atau pengaruh luar. Objektivitas moral adalah konsep kode moral atau etika yang objektif dengan memperbandingkan beragam teori etika untuk sampai kepada suatu kebenaran universal.[4] Objektivitas jurnalistik adalah pemberitaan fakta dan berita dengan bias personal seminimal mungkin atau dengan tidak memihak dan netral secara politik.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b Solomon, Robert C. "Subjectivity", in Honderich, Ted. Oxford Companion to Philosophy (Oxford University Press, 2005), p.900.
  2. ^ Gonzalez Rey, Fernando (June 2019). "Subjectivity in Debate: Some Psychology". Journal for the Theory of Social Behaviour. 49: 212–234.
  3. ^ Allen, Amy (2002). "Power, Subjectivity, and Agency: Between Arendt and Foucault". International Journal of Philosophical Studies. 10 (2): 131–49. doi:10.1080/09672550210121432.
  4. ^ Rescher, Nicholas (January 2008). "Moral Objectivity". Social Philosophy and Policy. 25 (1): 393–409. doi:10.1017/S0265052508080151.
Ikon rintisan

Artikel bertopik filsafat ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

  • l
  • b
  • s
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Subjektivitas_dan_objektivitas_(filsafat)&oldid=24472316"
Kategori:
  • Teori sosiologi
  • Ontologi
  • Pengalaman subjektif
  • Konsep filsafat budi
Kategori tersembunyi:
  • Pages using the JsonConfig extension
  • Semua artikel rintisan
  • Semua artikel rintisan selain dari biografi
  • Rintisan bertopik filsafat
  • Semua artikel rintisan Oktober 2023

Best Rank
More Recommended Articles