Sungai Kebuyutan
Sungai Kebuyutan | |
---|---|
Peta OpenStreetMap
| |
Lokasi | |
Provinsi | Jawa Tengah |
Kabupaten | Brebes |
Ciri-ciri fisik | |
Hulu sungai | Pegunungan selatan Brebes |
Muara sungai | Laut Jawa |
Panjang | 51 km |
Daerah Aliran Sungai | |
Sistem sungai | DAS Kebuyutan (1420020) |
Luas DAS | 171 km2 (66 sq mi) |
Badan air | Waduk Malahayu |
Informasi lokal | |
GeoNames | 6764731 |
Sungai Kebuyutan atau Kali Kabuyutan atau Ciblandongan adalah salah satu sungai yang berada di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.[1] Dengan panjang sekitar 51 km[butuh rujukan] mengalir dari dari selatan ke utara hingga bermuara ke Laut Jawa tepatnya di Kecamatan Tanjung.[2]
Hidrologi DAS
Sungai Kebuyutan merupakan sungai utama di DAS Kebuyutan seluas 171 km2. Hulu aliran Kebuyutan berasal dari kawasan pegunungan di selatan Brebes.[2] Sungai Kebuyutan dari hulu melewati Kecamatan Banjarharjo, Kecamatan Ketanggungan, Kecamatan Kersana dan Kecamatan Tanjung. Wilayah hulu Sungai Kebuyutan merupakan dataran tinggi dengan kontur curam sedangkan di bagian tengah berupa perbukitan bergelombang serta dataran rendah hingga bagian hilir sungai.
Beberapa anak sungai ini diantaranya:[butuh rujukan]
- Sungai Cigora
- Sungai Cicaruy
- Sungai Cicacaban
- Sungai Cimandala
- Sungai Ciomas
- Sungai Cikuya
- Sungai Cibuluh
Waduk Malahayu
Waduk Malahayu adalah sebuah waduk yang terletak di aliran Sungai Kebuyutan, tepatnya di Kecamatan Kecamatan Banjarharjo. Waduk Malahayu memiliki daerah aliran sungai seluas 63 Km² beserta anak sungainya seperti Sungai Cimandala, Sungai Pabogohan, dan Sungai Ciomas. Pada saat diresmikan, waduk ini mempunyai kapasitas tampungan mencapai 69 juta m³ mengairi lahan pertanian seluas 18.456 hektar. Namun, pengukuran pada tahun 1974, kapasitas Waduk Malahayu tinggal 47 juta m³ akibat terjadinya sedimentasi.[3] Selain untuk mengairi lahan pertanian di Kecamatan Banjarharjo, Kecamatan Kersana, Kecamatan Ketanggungan, Kecamatan Loasari, Kecamatan Tanjung dan Kecamatan Bulakamba, waduk ini juga difungsikan sebagai pengendali banjir dan dimanfaatkan sebagai objek wisata.
Pemanfaatan
Aliran arus Sungai Kebuyutan yang cukup deras serta tersedianya air saat musim kemarau, menjadikan sungai ini sangat penting terutama para petani dan pengrajin batubata. Sungai ini dikenal sebagai sungai pengrajin batubata oleh masyarakat sekitar, khususnya Desa Cikandang, karena memang sebagian dari warga Desa Cikandang menjadi pengrajin batubata. Sungai kebuyutan mempunyai nilai bagi masyarakat karena sanggup menghidupi warga yang ada disekitarnya akan tetapi kurangnya perhatian masyarakat akan kebersihan sungai kabuyutan ini. Seperti halnya membuang sampah rumah tangga baik organik maupun non organik seenaknya kesungai, yang berakibat pada bencana banjir, dan berkumpulan sarang penyakit. Mungkin ini disebabkan kurangnya kesadaran masyarakat sekitar dan sosialisasi dari pemerintah. Pemerintah setempat telah memperluas tepian disepanjang aliran sungai karena dapat memperlancar aliran air sungai. Upaya ini untuk menanggulangi banjir di daerah aliran sungai tersebut saat musim penghujan.
Referensi
- ^ "Kali Kabuyutan". Mapcarta (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2025-08-22.
- ^ a b "Peta Interaktif SIGAP Kementerian LHK". geoportal.menlhk. Diakses tanggal 2025-08-22.
- ^ Sinaro, Radhi (2007). Menyimak Bendungan di Indonesia (1910-2006) (dalam bahasa Indonesia). Tangerang Selatan: Bentara Adhi Cipta. ISBN 978-979-3945-23-1. Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)