Tekanan prakonsolidasi
Tekanan prakonsolidasi merupakan nilai tertinggi dari tegangan efektif vertikal yang pernah bekerja pada suatu tanah pada masa lalu, yang menunjukkan batas tekanan maksimum yang pernah diterima tanah sebelum mengalami perubahan volume permanen.[1]
Besaran ini memiliki peranan dalam rekayasa geoteknik untuk memperkirakan penurunan (settlement) yang akan terjadi pada fondasi dan tanggul. Istilah lain yang digunakan untuk menyebut tekanan prakonsolidasi antara lain preconsolidation stress, pre-compression stress, pre-compaction stress, dan preload stress.[2] Suatu tanah dikatakan terkonsolidasi berlebih (overconsolidated) apabila tegangan efektif yang bekerja pada saat ini lebih kecil daripada tegangan maksimum yang pernah dialami tanah tersebut di masa lalu.[3]
Fungsi
Tekanan prakonsolidasi berfungsi untuk menentukan batas tekanan maksimum yang dapat diterima tanah tanpa menimbulkan perubahan volume permanen. Perubahan volume yang tidak dapat pulih ini penting dalam analisis perilaku penyusutan, pembentukan retakan, dan ketahanan terhadap tegangan geser.[4] Riwayat pembebanan tanah tersimpan dalam struktur mikro, sehingga setiap perubahan tegangan pada masa lalu meninggalkan pengaruh terhadap kondisi mekanik tanah saat ini. Jika tanah dikenai beban melebihi tekanan prakonsolidasi, maka struktur tanah akan mengalami keruntuhan atau penataan ulang butiran (restrukturisasi). Akibatnya, tanah menjadi lebih padat, mengalami deformasi permanen, dan kehilangan sebagian kekuatannya terhadap beban tambahan.[5]
Metode
Tekanan prakonsolidasi tidak dapat diukur secara langsung, tetapi dapat ditentukan melalui pengujian laboratorium. Contoh tanah yang diambil dari lapangan harus dalam kondisi tidak terganggu (undisturbed sample) agar hasil uji representatif. Dua metode yang umum digunakan untuk menentukan tekanan prakonsolidasi adalah uji laju regangan konstan (Constant Rate of Strain Test, CRS) dan uji pembebanan bertahap (Incremental Loading Test, IL). Kedua metode ini membutuhkan waktu yang cukup lama dan ketelitian tinggi karena hasilnya sangat bergantung pada kondisi sampel serta keakuratan pelaksanaan uji.[6]
Data hasil pengujian biasanya disajikan dalam bentuk grafik semilogaritmik yang menunjukkan hubungan antara tegangan efektif (σ’vc) dan rasio pori (void ratio). Grafik ini dikenal sebagai kurva e–log p atau kurva konsolidasi. Tekanan prakonsolidasi ditentukan dari titik perubahan kemiringan kurva, yaitu batas antara bagian yang menunjukkan konsolidasi sekunder dan bagian yang menunjukkan konsolidasi primer. Titik ini menunjukkan batas di mana tanah mulai mengalami perubahan plastis akibat peningkatan beban.[7]
Referensi
- ^ Ali, Y., Khan, J. A., & Ibrahim, A. (2020). Pre-consolidation pressure using soil index properties. Global Scientific Journal, 8(3). https://www.globalscientificjournal.com/researchpaper/Pre_consolidation_pressure_using_soil_index_properties.pdf
- ^ Dawidowski, J. B.; Koolen, A. J. (1994-08-01). "Computerized determination of the preconsolidation stress in compaction testing of field core samples". Soil and Tillage Research. 31 (2): 277–282. doi:10.1016/0167-1987(94)90086-8. ISSN 0167-1987.
- ^ "Overconsolidation Ratio - an overview | ScienceDirect Topics". www.sciencedirect.com. Diakses tanggal 2025-11-04.
- ^ "ACSESS - Wiley Online Library". ACSESS (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2025-11-04.
- ^ Introduction to geotechnical engineering. CRC Press. 2017-12-21. hlm. 1–26. ISBN 978-1-315-27495-9.
- ^ Singh, Deep Jyoti; Paramkusam, Bala Ramudu; Prasad, Arun (2022-03-01). "Determination of Consolidation Parameters of Geomaterials Using Modified CRS Consolidation Testing System". KSCE Journal of Civil Engineering. 26 (3): 1066–1079. doi:10.1007/s12205-021-0386-1. ISSN 1226-7988.
- ^ "Preconsolidation Pressure - an overview | ScienceDirect Topics". www.sciencedirect.com. Diakses tanggal 2025-11-04.

