Tugu Biawak Wonosobo
Tugu Biawak Wonosobo, atau secara resmi dikenal sebagai Tugu Monumental Krasak Menyawak adalah sebuah monumen berbentuk biawak yang terletak di Desa Krasak, Kecamatan Selomerto, Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Monumen ini menarik perhatian publik karena desainnya yang realistis serta posisinya yang strategis di tepi Jalan Nasional Ajibarang–Secang, tidak jauh dari Jembatan Krasak.
Tugu ini telah didaftarkan sebagai karya cipta dan tercatat dalam basis data Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual. Penyerahan sertifikat hak cipta dilakukan pada 26 April 2025, bertepatan dengan peringatan Hari Kekayaan Intelektual Sedunia. Sesuai dengan ketentuan hukum kekayaan intelektual di Indonesia, karya ini akan mendapatkan perlindungan selama masa hidup penciptanya dan 70 tahun setelah yang bersangkutan wafat.[1]
Latar belakang
Desa Krasak, Kecamatan Selomerto, Kabupaten Wonosobo, dikenal sebagai habitat endemik biawak, yang oleh masyarakat setempat disebut sebagai "menyawak". Keberadaan hewan ini telah lama menjadi bagian dari keseharian warga, yang bahkan menjuluki jembatan di kawasan tersebut sebagai "Jembatan Biawak" karena kerap terlihat biawak melintas atau berjemur di sekitar aliran sungai.[2]
Pembangunan tugu biawak di desa ini didasari oleh upaya untuk mengangkat identitas lokal dan mendorong pelestarian ekosistem setempat. Patung biawak setinggi 7 meter ini dibangun dengan gaya realistis dan menampilkan detail yang menyerupai hewan aslinya. Proses pembangunannya melibatkan kolaborasi antara seniman lokal dan masyarakat dengan dukungan anggaran terbatas. Monumen ini diharapkan menjadi simbol pelestarian lingkungan sekaligus representasi budaya dan gotong royong komunitas setempat.[3]
Desain dan arsitektur
Patung biawak setinggi 7 meter dibangun oleh seniman lokal bernama Rejo Arianto. Gaya arsitektur yang digunakan adalah realistis, yaitu patung biawak yang sangat mirip dengan hewan aslinya. Kerangka patung terbuat dari besi, kemudian diisi dengan semen atau mortar untuk membentuk bentuk biawak. Patung mengandung filosofi mendalam tentang pelestarian alam dan budaya lokal, serta menjadi simbol kolaborasi kreatif antara komunitas dan seniman.[4]
Pembangunan
Peletakan batu pertama untuk pembangunannya dilakukan pada tanggal 3 Februari 2025. Dalam waktu sekitar 1,5 bulan setelah peletakan batu pertama, patung tugu biawak tersebut sudah selesai dibangun. Dibangun dengan anggaran sekitar Rp 50 juta, yang berasal dari program Corporate Social Responsibility (CSR) sejumlah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Wonosobo yang melibatkan kolaborasi antara masyarakat dan seniman lokal.[2]
Respons dan dampak
Tugu Biawak di Wonosobo menjadi sorotan publik dan ramai diperbincangkan di media sosial, tidak hanya karena bentuknya yang menyerupai biawak asli secara realistis, tetapi juga karena proses pembangunannya yang melibatkan kolaborasi antara masyarakat, pemerintah desa, dan seniman lokal. Pembangunan tugu ini dilakukan dengan anggaran terbatas, yang secara signifikan lebih kecil dibandingkan dengan pembangunan tugu-tugu lain di Indonesia yang umumnya memerlukan biaya hingga miliaran rupiah.
Keunikan dan keindahan visual Tugu Biawak menjadikannya sebagai lokasi swafoto yang populer di kalangan wisatawan maupun warga setempat. Banyak pengendara yang sengaja berhenti untuk berfoto di depan tugu tersebut, sehingga menambah daya tarik wisata kawasan sekitar. Saat ini, Tugu Biawak tidak hanya berfungsi sebagai penanda lokasi Desa Krasak, tetapi juga menjadi simbol kolaborasi antara masyarakat, seniman, dan pemerintah dalam mengangkat identitas serta potensi budaya dan pariwisata daerah.[3]
Referensi
- ^ Purnama Sari, Putri (27 April 2025). "Patung Biawak Wonosobo yang Viral Resmi Dapat Hak Cipta dari Kemenkumham". metrotvnews. Diakses tanggal 1 Juni 2025.
- ^ a b Apriliano, Bayu (2025-04-24). "Sederet Fakta Tugu Biawak, Ikon Baru Wonosobo yang Menyedot Perhatian Publik". Kompas. Diakses tanggal 2025-06-01.
- ^ a b Nadzira, Ilmidza Amalia. "Tugu Biawak di Wonosobo Viral, Dibangun dengan Dana Desa Rp50 Juta tapi Bikin Takjub Warganet - Radar Kediri". Tugu Biawak di Wonosobo Viral, Dibangun dengan Dana Desa Rp50 Juta tapi Bikin Takjub Warganet - Radar Kediri. Diakses tanggal 2025-06-01.
- ^ Dwi Utami, Kristi (2025-05-08). "Ari Anto, Tangan Ajaib di Balik Patung Biawak Wonosobo". Kompas.id. Diakses tanggal 2025-06-03.