More Info
KPOP Image Download
  • Top University
  • Top Anime
  • Home Design
  • Top Legend



  1. ENSIKLOPEDIA
  2. Wayang Kulit Gagrag Pesisiran - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Wayang Kulit Gagrag Pesisiran - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Wayang Kulit Gagrag Pesisiran

Tambah pranala
  • Halaman
  • Pembicaraan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Perkakas
Tindakan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Umum
  • Pranala balik
  • Perubahan terkait
  • Pranala permanen
  • Informasi halaman
  • Kutip halaman ini
  • Lihat URL pendek
  • Unduh kode QR
Cetak/ekspor
  • Buat buku
  • Unduh versi PDF
  • Versi cetak
Dalam proyek lain
Tampilan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Artikel ini mungkin memuat teks yang disalin secara bulat-bulat dari situs web kecerdasan buatan. Informasi di dalamnya dapat saja berisi halusinasi atau bahkan memuat referensi fiksi atau palsu. Setiap pelanggaran hak cipta dan riset asli yang dimuat ke artikel ini harus segera dihapus.
Wayang kulit gaya pesisiran dari pantai utara Jawa
AsalPantai utara Jawa, Indonesia
JenisSeni pertunjukan tradisional
Alat musik pengiringGamelan
BahanKulit kerbau, tanduk, kayu
StatusWarisan Budaya Takbenda Indonesia
  • l
  • b
  • s

Wayang Kulit Gagrag Pesisiran adalah salah satu gaya pementasan wayang kulit yang berkembang di daerah pesisir utara Pulau Jawa, terutama di wilayah seperti Tegal, Pekalongan, Cirebon, dan Semarang. Gaya ini dikenal memiliki ciri khas yang berbeda dibandingkan dengan gagrag Surakarta atau Yogyakarta, baik dari segi bentuk tokoh, alur cerita, maupun penggarapan musik gamelan yang digunakan.

Ciri Khas

[sunting | sunting sumber]

[1] Wayang Kulit Gagrag Pesisiran memiliki ciri visual yang lebih ekspresif dan kadang lebih sederhana. Tokoh-tokohnya cenderung berwarna terang dengan riasan mencolok dan garis ukiran yang tajam. Secara umum, gagrag ini lebih bebas dalam menampilkan cerita dan tidak terlalu terikat pada pakem klasik.

Secara musikal, pengiring gamelan memiliki warna khas pesisiran dengan pengaruh musik lokal seperti gamelan Banyumasan, serta penggunaan suluk dan tembang dengan logat lokal.

Tokoh dan Cerita

[sunting | sunting sumber]

Cerita yang dibawakan umumnya bersumber dari epos Ramayana dan Mahabharata, namun tak jarang juga disisipkan cerita-cerita lokal, babad, hingga cerita dengan unsur dakwah. Karakter punakawan seperti Semar,[2]Petruk, Gareng, dan Bagong tetap hadir namun bisa dimodifikasi untuk menyampaikan kritik sosial atau pesan moral yang lebih kontekstual.

Perkembangan dan Pelestarian

[sunting | sunting sumber]

Wayang Kulit Gagrag Pesisiran berkembang seiring masuknya pengaruh budaya pesisir, termasuk Islam. Seni ini sering dijadikan media dakwah oleh para wali, terutama Sunan Kalijaga. Kini, banyak seniman muda di pesisir utara Jawa yang mencoba melestarikan gagrag ini dengan menggelar pentas kolaboratif dan pementasan daring.[3]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]
  • Wayang Kulit
  • Wayang Gagrag Surakarta
  • Wayang Gagrag Yogyakarta
  • Kebudayaan Jawa
  • Gamelan

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Soemardjo, Jakob (2000). Wayang: Kajian estetika dan budaya. ITB Press. ISBN 9789798591483.
  2. ^ Sedyawati, Edi (2006). "Wayang Pesisiran: Akulturasi Budaya di Pesisir Utara Jawa". Jurnal Humaniora. 18 (3): 201–210.
  3. ^ "Wayang Kulit Gaya Pesisiran". Warisan Budaya Takbenda Indonesia. Diakses tanggal 12 Juli 2025.

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]
  • Wayang Kulit Gaya Pesisiran – Warisan Budaya Takbenda
  • Wayang di Wikipedia Bahasa Indonesia
  • Contoh pagelaran wayang pesisiran di YouTube
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Wayang_Kulit_Gagrag_Pesisiran&oldid=27658544"
Kategori:
  • Artikel yang dicurigai dibuat menggunakan AI
  • Wayang
  • Seni pertunjukan Indonesia
  • Budaya Jawa
  • Warisan budaya Indonesia
Kategori tersembunyi:
  • Galat CS1: ISBN

Best Rank
More Recommended Articles