More Info
KPOP Image Download
  • Top University
  • Top Anime
  • Home Design
  • Top Legend



  1. ENSIKLOPEDIA
  2. ARISE Plus Indonesia - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
ARISE Plus Indonesia - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

ARISE Plus Indonesia

Tambah pranala
  • Halaman
  • Pembicaraan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Perkakas
Tindakan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Umum
  • Pranala balik
  • Perubahan terkait
  • Pranala permanen
  • Informasi halaman
  • Kutip halaman ini
  • Lihat URL pendek
  • Unduh kode QR
Cetak/ekspor
  • Buat buku
  • Unduh versi PDF
  • Versi cetak
Dalam proyek lain
  • Butir di Wikidata
Tampilan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan. (September 2025)


ARISE Plus Indonesia adalah program kerja sama perdagangan antara Uni Eropa dengan Indonesia yang sudah terjalin pada tahun 2019-2024.[1] Program ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing ekspor serta mengintegrasikan Indonesia ke dalam rantai nilai global (GVC). Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan (Ditjen PEN Kemendag), Dody Edward berharap ARISE Plus Indonesia dapat menjadikan produk ekspor Indonesia menjadi bagian dari rantai pasok dunia.[2] Melalui program ini, Uni Eropa mendukung pemerintah Indonesia untuk memantau dan melaksanakan kebijakan perdagangan dan investasi yang sudah ada dengan lebih efektif, serta mengembangkan kebijakan baru guna memperluas peluang bisnis bagi perusahaan Indonesia. Program ini menjadi wadah bagi Uni Eropa dalam membantu Indonesia untuk meningkatkan kinerja dan daya saing kegiatan perdagangan internasional sekaligus sebagai wadah untuk memperkuat kerja sama mereka dengan Indonesia. Bantuan yang diberikan Uni Eropa dalam program ini berupa pemberian bantuan teknis serta pemberian hibah sekitar €15 juta sebagai pendanaan program.[3]

Hibah tersebut dibagi menjadi dua tahapan dalam program Bantuan Teknis ARISE Plus Indonesia. Hibah pertama sekitar €9 juta diberikan dalam program Bantuan Teknis I yang diluncurkan pada tahun 2019 dengan masa pelaksanaan program selama empat tahun.[3] Sementara itu, untuk melengkapi Bantuan Teknis I yang usai pada tahun 2023,[4] hibah kedua sekitar €4,7 juta diberikan pada tanggal 2 Agustus 2021 dalam program Bantuan Teknis II dengan masa pelaksanaan program selama dua setengah tahun. Bantuan teknis yang diberikan ini menyasar lembaga atau institusi terkait hingga Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Indonesia. Bantuan teknis diberikan kepada institusi terkait dengan tujuan untuk mengasah keterampilan negosiasi institusi tersebut dalam merundingkan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (CEPA) dengan Uni Eropa yang dikenal dengan IEU-CEPA. Sementara itu, bantuan teknis yang diberikan kepada UKM bertujuan untuk mempermudah partisipasi aktif mereka dalam perdagangan internasional serta untuk lebih memberdayakan perempuan dalam aspek ekonomi.[3]

IEU-CEPA sendiri adalah perjanjian ekonomi antara Indonesia dengan Uni Eropa yang pada tahun 2025 ini sudah mencapai tahap finalisasinya setelah 10 tahun perundingan berjalan. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia, Airlangga Hartarto menegaskan bahwa IEU-CEPA akan diselenggarakan oleh Indonesia dan Uni Eropa dengan skema yang saling menguntungkan dan mengedepankan kepentingan kedua belah pihak.[5]

Seputar Program

[sunting | sunting sumber]
Peta dan bendera negara anggota ASEAN yang mendapatkan dukungan dari program ARISE Plus untuk mengintegrasikan ekonomi regional mereka
Peta dan bendera negara anggota ASEAN yang mendapatkan dukungan dari program ARISE Plus untuk mengintegrasikan ekonomi regional mereka

ASEAN Regional Integration Support by the EU (ARISE Plus atau ARISE+) adalah program yang didukung Uni Eropa untuk memfasilitasi kegiatan perdagangan dan integrasi ekonomi Asia Tenggara ke dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Program ARISE Plus yang pendanaannya berasal dari Uni Eropa ini bukan hanya dilaksanakan di Indonesia saja, melainkan juga di semua negara ASEAN, kecuali Singapura dan Brunai Darussalam.[6] Di level nasional, di samping integrasi ekonomi regional, program ARISE Plus juga memfokuskan diri untuk mendukung prioritas-prioritas nasional.[7] Namun, selain dilaksanakan di level negara-negara, ARISE Plus juga dilaksanakan di level regional Asia Tenggara melalui organisasi ASEAN. Bahkan, program di level regional ini lebih awal munculnya daripada program di level nasional. ARISE Plus regional yang sudah terjalin sejak tahun 2017-2022 adalah kelanjutan dari program kerja sama serupa dengan tajuk ARISE yang dilaksanakan pada tahun 2013-2016. Program ARISE yang mengawali ARISE Plus ini juga dilaksanakan demi terwujudnya Pasar Tunggal ASEAN serta peningkatan kapasitas sekretariat ASEAN.[6]

Rapat Komite Pengarah Proyek ARISE Plus kedua yang diselenggarakan pada 24 April 2019 antara perwakilan Uni Eropa dan ASEAN
Rapat Komite Pengarah Proyek ARISE Plus kedua yang diselenggarakan pada 24 April 2019 antara perwakilan Uni Eropa dan ASEAN

Melalui program di level regional ini, Uni Eropa bekerja sama dengan ASEAN untuk mewujudkan usaha negara-negara ASEAN mengintegrasikan ekonomi regional mereka melalui pelaksanaan Cetak Biru dari Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2025. Program yang didanai Uni Eropa dengan hibah sebesar €41 juta ini terbagi ke dalam lima komponen. Kelima komponen tersebut adalah ARISE Plus Pasar Tunggal ASEAN, Hak Kekayaan Intelektual ASEAN, Pengembangan Kapasitas Sekretariat ASEAN, Pemantauan Proses Integrasi ASEAN, serta Transportasi Udara ASEAN. Hibah tersebut dibagi untuk kelima komponen dengan komponen Pasar Tunggal dan Pemantauan Proses Integrasi yang digabung dalam satu proyek ARISE Plus-Bantuan Teknis menerima anggaran paling besar, yakni €22,5 juta.[8]

Latar Belakang

[sunting | sunting sumber]

Berdasarkan kerangka kerja sama Uni Eropa-Indonesia tahun 2014-2020, ARISE Plus Indonesia menjadi salah satu program paling penting yang diprakarsakan. Selain itu, program ini juga menjadi bagian dari kerja sama Uni Eropa dengan ASEAN, organisasi regional di Asia Tenggara. Dengan demikian, selain sebagai program kerja sama antara Uni Eropa dengan Indonesia, ARISE Plus Indonesia juga turut menjadi bagian dari usaha pengintegrasian ekonomi negara-negara di kawasan ASEAN.[3] Namun, kendati sudah disepakati sejak 21 Agustus 2018,[9] peresmian program ini baru dilakukan di Jakarta pada tanggal 25 September 2019,[2] sedangkan pelaksanaannya ditandai dengan peluncuran Bantuan Teknis I pada tahun 2019.[4]

Dalam acara penandatanganan kesepakatan program ARISE Plus Indonesia pada tanggal Selasa (21/08/2018), Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunai Darussalam, Vincent Guerend menuturkan bahwa Indonesia dengan statusnya sebagai negara dengan penduduk terbanyak keempat di dunia memiliki potensi besar untuk menjadi mitra dagang strategis bagi Uni Eropa. Kendati demikian, berdasarkan data statistik ASEAN tahun 2017, hubungan perdagangan barang Indonesia dengan Uni Eropa hanya mencatatkan 11,2% dari keseluruhan hubungan perdagangan barang Uni Eropa di ASEAN. Selain itu, investasi Uni Eropa di Indonesia juga hanya 1,6% dari keseluruhan investasi Uni Eropa di Asia. Bahkan untuk level ASEAN yang hanya terdiri dari sepuluh negara anggota saja, investasi Uni Eropa di Indonesia hanya mencatatkan 6% saja dari keseluruhan. Guerend berharap agar kerja sama Indonesia dengan Uni Eropa terus berlangsung dan dapat memberikan manfaat positif bagi kedua belah pihak. Oleh karena itu, program ARISE Plus Indonesia muncul dilatarbelakangi oleh motif untuk meningkatkan kapasitas Indonesia di berbagai sektor agar Indonesia bisa menembus pasar Uni Eropa sehingga kegiatan perdagangan ke Uni Eropa dapat meningkat.[9]

Tujuan dan Prioritas

[sunting | sunting sumber]

Program ARISE Plus Indonesia bertujuan untuk meningkatkan daya saing ekspor serta mengintegrasikan Indonesia ke dalam rantai nilai global (GVC).[2] Program ARISE Plus Indonesia juga dilaksanakan untuk mendukung prioritas-prioritas pemerintah Indonesia. Di samping itu, program yang berjalan dalam dua tahapan Bantuan Teknis dari Agustus 2019 hingga Juli 2024 ini bertujuan untuk memperkuat kerja sama antara Indonesia dan Uni Eropa. ARISE Plus Indonesia sebagai bagian dari program regional ARISE Plus ASEAN juga turut serta dalam usaha pengintegrasian ekonomi regional negara-negara ASEAN.[3] Pengkajian dampak perundingan IEU-CEPA antara Indonesia dan Uni Eropa juga menjadi salah satu agenda dari program ini. Melalui program ini pula, Indonesia berharap dapat meningkatkan arus perdagangan yang lebih masif dengan Uni Eropa, meningkatkan arus investasi Uni Eropa di Indonesia, serta mendapatkan akses yang lebih mudah untuk ekspor produk Indonesia ke Uni Eropa. Uni Eropa sebagai organisasi regional yang di antara anggotanya ada negara dengan ekonomi yang kuat dibutuhkan kontribusi dan dukungannya oleh Indonesia dalam hal perdagangan barang, jasa, dan investasi di Indonesia.[10] Uni Eropa sendiri berharap agar kerja sama dengan Indonesia terus berlangsung dan dapat memberikan manfaat positif bagi kedua belah pihak.[9]

ARISE Plus Indonesia memiliki empat program prioritas, yakni dukungan perdagangan dan investasi, peningkatan fasilitas perdagangan, peningkatan infrastruktur ekspor yang berkualitas, serta promosi Indikasi Geografis.[11] Dalam aspek perdagangan dan investasi, penguatan kemampuan lembaga-lembaga pemerintah Indonesia dalam mengoordinasikan dan melaksanakan kebijakan yang berkaitan dengan aspek ini menjadi tujuan ARISE Plus Indonesia.[10] Di samping itu, Ketua Tim Bantuan Teknis ARISE Plus Indonesia, Paula Norris menerangkan bahwa investasi asing adalah prioritas pertama dari program ini.[11] Dalam aspek peningkatan fasilitas perdagangan, ARISE Plus Indonesia membantu pemerintah dalam mencapai tujuan perjanjian fasilitas perdagangan (TFA) di WTO, membantu tim negosiator Indonesia melakukan analisis pasar, menilai hambatan perdagangan, meningkatkan transparansi peraturan, melindungi Hak Kekayaan Intelektual (HAKI), dan menangani isu-isu yang berkaitan dengan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (CEPA). Aspek peningkatan infrastruktur ekspor yang berkualitas dilakukan dengan cara menyelaraskan prosedur pengembangan standar dan regulasi teknis agar sesuai dengan standar internasional. Dalam hal ini, ARISE Plus Indonesia bertujuan membantu Indonesia memenuhi persyaratan kualitas dan keamanan produk yang ditetapkan mitra dagang.[10] Dalam aspek Indikasi Geografis, perwakilan Indonesia sebagai pelaksana dari program ini menyebutkan bahwa produk Indikasi Geografis sebagai bagian dari produk pertanian yang menjadi sektor unggulan harus ditingkatkan jumlah komoditas dan nilai tambahnya.[11]

Wujud dan Kegiatan

[sunting | sunting sumber]

Berdasarkan prioritas atau komponennya, wujud dan kegiatan dari ARISE Plus Indonesia dapat dikelompokkan ke dalam empat aspek berikut ini.

Aspek Perdagangan dan Investasi

[sunting | sunting sumber]
Acara Peluncuran Daya Tarik Investasi Uni Eropa di Indonesia pada 25 April 2024 (ariseplus-indonesia.org)
Rencana Daya Tarik Investasi Uni Eropa di Indonesia diluncurkan melalui program Bantuan Teknis II ARISE Plus Indonesia pada 25 April 2024 (ariseplus-indonesia.org)

Guna mencapai tujuan dalam aspek pertama ini, ARISE Plus Indonesia telah meluncurkan kajian bertajuk Rencana Daya Tarik Investasi Uni Eropa di Indonesia. Kajian yang diluncurkan pada tanggal 25 April 2024 oleh Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia ini dibuat melalui program Bantuan Teknis II ARISE Plus Indonesia. Peluncuran kajian ini bertujuan untuk mempromosikan dan menarik gelombang baru investasi berkelanjutan Uni Eropa di Indonesia. Investor yang menjadi sasaran utama kajian ini adalah perusahaan-perusahaan Uni Eropa yang bergerak dalam bidang energi terbarukan, ilmu hayati, Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dan elektronik, ekonomi hijau, ekonomi biru, teknologi,digitalisasi, serta mobilitas dan kota pintar.[12]

Aspek Peningkatan Fasilitas Perdagangan

[sunting | sunting sumber]

Dalam rangka mencapai tujuan dalam aspek kedua ini, ARISE Plus Indonesia turut berperan dalam membantu pengembangan studi komprehensif yang mengukur dampak perjanjian IEU-CEPA bagi Indonesia yang pada tahun 2025 sudah mencapai tahap finalisasinya.[13] Studi yang bertajuk Memetik Keuntungan dari Perjanjian Transformatif: Studi mengenai IEU-CEPA ini mendapat dukungan dari program ARISE Plus Indonesia dan telah rampung disusun pada tahun 2021 oleh Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS) Jakarta dengan keterlibatan aktif Bappenas. Studi ini memuat pembahasan mengenai perdagangan barang dan jasa Indonesia dan Uni Eropa, pola dan perkembangan kerja sama investasi Indonesia dengan Uni Eropa, partisipasi Indonesia dalam rantai nilai global, hingga isu mengenai Hak Kekayaan Intelektual.[14]

Aspek Peningkatan Infrastruktur Ekspor yang Berkualitas

[sunting | sunting sumber]

Dalam aspek peningkatan infrastruktur ekspor yang berkualitas, Program ARISE Plus Indonesia memiliki dua tugas utama, yakni mendukung skema penjaminan mutu nasional serta mendukung peningkatan infrastuktur kualitas untuk ekspor. Pelaksanaan program dalam aspek ini dikoordinir oleh Kementerian Perdagangan melalui Direktur Standardisasi dan Pengendalian Mutu, Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Kepatuhan Perdagangan.[15] Dalam rangka mencapai tujuan program dalam aspek ini, ARISE Plus Indonesia telah melaksanakan berbagai kegiatan.

Salah satu kegiatan tersebut adalah kegiatan yang berkaitan dengan perikanan. Perikanan adalah salah salah satu sektor unggulan yang menjadi sasaran program ARISE Plus Indonesia. Sektor ini dianggap sebagai sektor potensial guna meraih keuntungan bagi Indonesia. Pemerintah Indonesia sendiri juga berharap agar jumlah komoditas serta nilai tambah dari sektor unggulan ini mengalami peningkatan.[11] Oleh karena itu, sebagai bagian dari Bantuan Teknis II, kegiatan pelatihan terkait penerbitan Sertifikat Hasil Tangkapan Ikan (SHTI) dilaksanakan di tiga pelabuhan perikanan di Indonesia pada tanggal 31 Agustus, 5 September, dan 7 September 2023. Ketiga pelabuhan tersebut masing-masing berada di Probolinggo, Makassar, dan Bitung. Pelatihan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman pengawas otoritas serta pelaku bisnis terkait mengenai penerbitan sertifikat hasil tangkapan.[16]

Aspek Promosi Indikasi Geografis (GI)

[sunting | sunting sumber]

Dalam rangka mencapai tujuan program dalam aspek keempat ini, ARISE Plus telah melaksanakan berbagai kegiatan. Kegiatan tersebut dilaksanakan ARISE Plus Indonesia dalam upayanya untuk memberikan dukungan terhadap produk Indikasi Geografis Indonesia. Upaya tersebut di antara lain adalah pemberian bantuan kepada berbagai komunitas Indikasi Geografis dengan tujuan untuk meningkatkan ketelacakan produk berbasis teknologi Informasi, memperkuat kapasitas komunitas, melatih dan menunjuk pengawas internal, serta memfasilitasi pelaksanaan audit dan sertifikasi oleh lembaga terakreditasi. Hasilnya, tujuh produk Indikasi Geografis Indonesia dapat terlacak dan telah tersertifikasi. Ketujuh produk tersebut adalah Garam Amed Bali, Gula Kelapa Kulonprogo Yogyakarta, Kakao Berau, Kopi Arabika Flores Manggarai, Kopi Arabika Flores Bajawa, Kopi Arabika Gayo, serta Lada Putih Muntok.[17]

Pada 31 Oktober hingga 3 Oktober 2023, sebagai bagian dari Bantuan Teknis II, ARISE Plus Indonesia juga memberikan bantuan terhadap Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG) Kakao Ransiki yang baru terbentuk untuk mempersiapkan pendaftaran produk Kakao Ransiki sebagai produk Indikasi Geografis. ARISE Plus Indonesia juga mengadakan pelatihan penerapan HACCP terhadap pihak yang terkait dalam produk Indikasi Geografis yang telah memiliki sertifikat seperti Lada Putih Muntok dan Kayu Manis Koerintji. Pihak terkait tersebut di antara lain adalah penyuluh, petani, Usaha Kecil dan Menengah (UKM), dan eksportir rempah-rempah. Pelatihan HACCP bertujuan untuk memperdalam pengetahuan dan pemahaman mereka mengenai Analisis Bahaya dan Pengendalian Titik Kritis (HACCP) dalam kaitannya dengan kepatuhan terhadap peraturan internasional.[16]

Hasil

[sunting | sunting sumber]

Pada 17 Mei 2023, Diseminasi Hasil Program ARISE Plus Indonesia diselenggarakan di Jakarta untuk memaparkan hasil-hasil dari program kerja sama tahap pertama. Kementerian PPN/Bappenas menjadi wakil dari Indonesia, sedangkan Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunai Darussalam mewakili pihak Uni Eropa. Acara yang diresmikan oleh Menteri Bappenas, Suharso Monoarfa bersama Duta Besar Uni Eropa, Vincent Piket ini menyajikan pencapaian-pencapaian dari program Bantuan Teknis Tahap Pertama (TA I) yang telah berlangsung empat setengah tahun sejak 2019 hingga Mei 2023. Pojok Indikasi Geografis Indonesia juga didirikan untuk mempromosikan produk Indikasi Geografis Indonesia hasil dukungan program ARISE Plus TA I ini. Selain itu, pameran digital juga ditampilkan untuk mempertontonkan hasil, alat bantu, dan publikasi yang dibuat selama tahap pertama program ini berlangsung.[18] Sementara itu, selesainya seluruh kegiatan Bantuan Teknis II yang telah dilaksanakan sejak 2 Agustus 2021 pada Juli 2024 menandai selesainya juga program ARISE Plus Indonesia yang telah dilaksanakan sejak 2019.[4] Meskipun pada awalnya masa dari Bantuan Teknis II ini adalah dua setengah tahun dan direncanakan untuk berakhir pada Februari 2024,[19] program ini baru benar-benar usai pada Juli 2024.[4] Alessandro Martinatto selaku Ketua Tim Bantuan Teknis II ARISE Plus Indonesia sebelumnya telah menyampaikan bahwa program tahap dua ini baru akan berakhir pada Juli 2024 dan kegiatannya akan difokuskan dalam penyelesaian program-program yang belum terselesaikan tanpa memulai kegiatan baru.[20]

Selama hampir lima tahun pelaksanaanya, program ARISE Plus telah berhasil meraih berbagai pencapaian. Beberapa di antaranya adalah:

  1. Peluncuran Rencana Daya Tarik Investasi Uni Eropa di Indonesia yang dirancang untuk menarik investasi perusahaan Uni Eropa di Indonesa;[12]
  2. Penguatan kapasitas lembaga pemerintah dalam melakukan perundingan dan pengimplementasian perjanjian perdagangan bebas, khususnya perundingan IEU-CEPA yang pada tahun 2025 ini sudah mencapai tahap finalisasinya;
  3. Pengembangan dan pengadopsian standar dan peraturan teknis selaras dengan standar internasional;
  4. Pemberdayaan produsen kecil produk Indikasi Geografis (GI) dalam memproduksi dan mempromosikan produk mereka dalam pasar ekspor;
  5. Penetapan tujuh dari sepuluh produk lokal Indonesia sebagai produk Indikasi Geografis (GI);[18]
  6. Pengembangan kerangka kerja untuk memantau dan mengatasi hambatan non-tarif yang dialami perusahaan Indonesia dalam perdagangan internasional;[21]
  7. Pengembangan Dasbor Pemantauan Kinerja Perdagangan Jasa;[22]
  8. Pengembangan Mekanisme Koordinasi Perdagangan Jasa (TiS);[23]
  9. Pengembangan alat yang menyederhanakan dan menstandardisasi Perhitungan Margin Cedera;[24]
  10. Pemberdayaan ahli metrologi di Standar Nasional Satuan Ukuran (SNSU), Badan Standardisasi Nasional;[25]
  11. Peluncuran Peta Jalan Ekonomi Biru Indonesia 2023-2045 melalui kerja sama dengan Bappenas;[26]
  12. Dengan bekerja sama dengan Koltiva (perusahaan teknologi yang bergerak di bidang rantai pasokan), mengembangan Sistem Manajemen Kasus (CMS) yang berfungsi sebagai alat investigasi perdagangan;[27]

Bagi Indonesia, ARISE Plus Indonesia telah berhasil mencapai tujuannya untuk memperkuat kinerja dan daya saing perdagangan Indonesia. Sementara itu, bagi Uni Eropa, program ini dinilai telah memberikan hasil capaian yang luar biasa sehingga memotivasi mereka untuk menjalin kerja sama yang lebih mendalam lagi.[18]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ ARISE+ Indonesia (25 Februari 2022). "Implementasi Program Dukungan Teknis Kedua ARISE+ Indonesia Dimulai | ARISE+ Indonesia". ARISE+ Indonesia. Diakses tanggal 2025-09-07.
  2. ^ a b c Gareta, Sella Panduarsa (25 September 2019). "RI-Uni Eropa perkuat kerja sama ekonomi lewat ARISE Plus Indonesia". Antara News. Diakses tanggal 2025-09-07.
  3. ^ a b c d e ARISE+ Indonesia (t.d.). "Tentang: Fasilitas dan Program Dukungan Perdagangan ARISE+ Indonesia". ARISE+ Indonesia. Diakses tanggal 2025-09-06.
  4. ^ a b c d ARISE+ Indonesia (31 Juli 2024). "Warisan ARISE+ Indonesia untuk Lingkungan Perdagangan dan Investasi yang Lebih Kuat | ARISE+ Indonesia". ARISE+ Indonesia. Diakses tanggal 2025-09-07.
  5. ^ Limanseto, Haryo (13 Juli 2025). "Perundingan IEU-CEPA Masuki Putaran Akhir, Menko Airlangga: Milestone Baru di Tengah Ketidakpastian Global". Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI. Diakses tanggal 6 September 2025.
  6. ^ a b Medina, Ayman Falak (20 September 2021). "EU-ASEAN Trade Facilitation: The ARISE Plus Program". ASEAN Business News (dalam bahasa American English). Diakses tanggal 2025-09-06.
  7. ^ The Diplomatic Service of the European Union (21 Agustus 2018). "Uni Eropa beri hibah €10 juta untuk dukung peningkatan perdagangan Indonesia | EEAS". European External Action Service. Diakses tanggal 2025-09-07.
  8. ^ The Diplomatic Service of the European Union (27 Mei 2019). "ARISE+ infographic" (PDF). European External Action Service (EEAS) (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 7 September 2025.
  9. ^ a b c Putera, Andi Donnal; Kontributor Amerika Serikat (21 Agustus 2018). "Perkuat Daya Saing, Indonesia, Dapat Hibah 10 Juta Euro dari Uni Eropa". Kompas. Jakarta. Diakses tanggal 7 September 2025.
  10. ^ a b c Heriamsal, Krisman (2024). "Meningkatkan Efisiensi Perdagangan: Sinergi Berkelanjutan Indonesia-Uni Eropa Melalui ARISE+ Indonesia Trade Support Facility". Global and Policy Journal of International Relations. 12 (02).
  11. ^ a b c d Suwanti (25 September 2019). "ARISE+ Indonesia prioritaskan empat aspek". Antara News. Diakses tanggal 2025-09-08.
  12. ^ a b Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM (27 April 2024). "Indonesia dan Uni Eropa Luncurkan Kajian Strategis untuk Perkuat Kerja Sama Investasi". Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Diakses tanggal 2025-09-06.
  13. ^ ARISE+ Indonesia (t.d.). "Indonesia - EU CEPA | ARISE+ Indonesia". ARISE+ Indonesia. Diakses tanggal 2025-09-08.
  14. ^ CSIS Jakarta (2021). Memetik Keuntungan dari Perjanjian Transformatif: Studi Mengenai Indonesia-EU Comprehensive Economic Partnership Agreement. Jakarta: CSIS. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
  15. ^ ARISE+ Indonesia (t.d.). "Infrastruktur Kualitas Ekspor: Menyelaraskan prosedur pengembangan dan adopsi aturan standar serta penyusunan regulasi teknis dengan standar internasional dalam rangka meningkatkan daya saing ekspor Indonesia | ARISE+ Indonesia". ARISE+ Indonesia. Diakses tanggal 2025-09-08.
  16. ^ a b ARISE+ Indonesia (4 Maret 2022). "Galeri Foto Kegiatan | ARISE+ Indonesia". ARISE+ Indonesia (dalam bahasa Inggris (Britania)). Diakses tanggal 2025-09-08.
  17. ^ Galanti, Giovani (2023). "Arise+ Indonesia: Strengthening Geographical Indication In Indonesia" (PDF). Organization for International Geographical Indications Network. Diakses tanggal 8 September 2025.
  18. ^ a b c Widhoroso (17 Mei 2023). "Bappenas Dan Uni Eropa Pamerkan Hasil Program ARISE+ Indonesia". Media Indonesia. Diakses tanggal 2025-09-07.
  19. ^ ARISE+ Indonesia (25 Februari 2022). "Implementasi Program Dukungan Teknis Kedua ARISE+ Indonesia Dimulai | ARISE+ Indonesia". ARISE+ Indonesia. Diakses tanggal 2025-09-10.
  20. ^ ARISE+ Indonesia (13 Desember 2023). "Dampak Positif ARISE+ Indonesia Ditonjolkan Saat Program Hampir Selesai | ARISE+ Indonesia". ARISE+ Indonesia. Diakses tanggal 2025-09-10.
  21. ^ ARISE+ Indonesia (6 Juni 2024). "Komitmen Indonesia untuk Mendukung UKM: Kerangka Kerja Baru untuk Mengatasi Hambatan Non-Tarif | ARISE+ Indonesia". ARISE Plus Indonesia. Diakses tanggal 2025-09-09.
  22. ^ ARISE+ Indonesia (3 Juni 2024). "Dasbor Pemantauan Kinerja Perdagangan Jasa, Alat Baru untuk Meningkatkan Negosiasi Perdagangan | ARISE+ Indonesia". ARISE+ Indonesia. Diakses tanggal 2025-09-09.
  23. ^ ARISE+ Indonesia (12 Juni 2024). "Memperkuat Negosiasi Perdagangan Jasa Melalui Pengembangan Mekanisme Koordinasi | ARISE+ Indonesia". ARISE Plus Indonesia. Diakses tanggal 2025-09-09.
  24. ^ ARISE+ Indonesia (13 Mei 2024). "Menyederhanakan dan Menstandardisasi Perhitungan Margin Cedera dengan Alat Sederhana Baru | ARISE+ Indonesia". ARISE Plus Indonesia. Diakses tanggal 2025-09-09.
  25. ^ ARISE+ Indonesia (9 Agustus 2023). "Pemberdayaan Metrolog di SNSU BSN melalui Pelatihan Metrologi Komprehensif | ARISE+ Indonesia". ARISE+ Indonesia. Diakses tanggal 2025-09-09.
  26. ^ ARISE+ Indonesia (3 Juli 2023). "Roadmap Ekonomi Biru Indonesia Diluncurkan di Forum Ekonomi Biru ASEAN dengan Dukungan ARISE+ Indonesia | ARISE+ Indonesia". ariseplus-indonesia.org. Diakses tanggal 2025-09-09.
  27. ^ ARISE+ Indonesia (25 Mei 2023). "Penyelesaian Pengembangan Sistem Manajemen Kasus: Merevolusi Investigasi Perdagangan | ARISE+ Indonesia". ariseplus-indonesia.org. Diakses tanggal 2025-09-09.
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=ARISE_Plus_Indonesia&oldid=27817226"
Kategori:
  • Artikel tak bertuan sejak September 2025
  • Artikel EUforia Wiki4Trade
  • Investasi
  • ASEAN
  • Organisasi Regional
  • Uni Eropa
  • Ekonomi
  • Indonesia
  • Pasar Tunggal
  • Perdagangan
  • Perdagangan Internasional
  • Kerja Sama
Kategori tersembunyi:
  • Articles with invalid date parameter in template
  • Semua artikel tak bertuan
  • Galat CS1: tanggal
  • CS1 sumber berbahasa American English (en-us)
  • CS1 sumber berbahasa Inggris (en)
  • Pemeliharaan CS1: Status URL
  • CS1 sumber berbahasa Inggris (Britania) (en-gb)
  • Galat CS1: karakter tidak terlihat

Best Rank
More Recommended Articles