More Info
KPOP Image Download
  • Top University
  • Top Anime
  • Home Design
  • Top Legend



  1. ENSIKLOPEDIA
  2. Agen antiprotozoa - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Agen antiprotozoa - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Agen antiprotozoa

  • العربية
  • Asturianu
  • Català
  • Deutsch
  • English
  • Español
  • فارسی
  • Galego
  • Italiano
  • 日本語
  • Português
  • Română
  • Srpskohrvatski / српскохрватски
  • Slovenčina
  • Српски / srpski
  • Українська
  • Tiếng Việt
Sunting pranala
  • Halaman
  • Pembicaraan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Perkakas
Tindakan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Umum
  • Pranala balik
  • Perubahan terkait
  • Pranala permanen
  • Informasi halaman
  • Kutip halaman ini
  • Lihat URL pendek
  • Unduh kode QR
Cetak/ekspor
  • Buat buku
  • Unduh versi PDF
  • Versi cetak
Dalam proyek lain
  • Wikimedia Commons
  • Butir di Wikidata
Tampilan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Agen antiprotozoa adalah kelas obat yang digunakan untuk mengobati infeksi yang disebabkan protozoa.

Golongan parafiletik, protozoa mempunyai sedikit kesamaan satu sama lain. Sebagai contoh, Entamoeba histolytica, organisme eukariotik unikont, mempunyai kekerabatannya dengan Homo Sapiens, yang juga termasuk dalam golongan filogenetik unikont, jika dibandingkan dengan Naegleria fowleri, bikont "protozoa". Sehingga, agen yang efektif untuk melawan satu patogen mungkin tidak efektif melawan yang lain.

Golongan obat antiprotozoa bisa dikelompokkan berdasarkan mekanisme kerjanya[1] atau berdasarkan dari organisme yang menyebabkan infeksi.[2] Hasil penelitian yang ada juga merekomendasikan penggunaan virus untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh protozoa.[3][4]

Penggunaan untuk medis

[sunting | sunting sumber]

Agen Antiprotozoa digunakan untuk mengobati infeksi protozoa, yang disebabkan oleh amebiasis, giardiasis, cryptosporidiosis, microsporidiosis, malaria, babesiosis, trypanosomiasis, penyakit Chagas, leishmaniasis, dan toksoplasmosis.[5] Masih banyak pengobatan infeksi yang dibatasi karena toksisitasnya.[6]

Mekanisme kerja

[sunting | sunting sumber]

Mekanisme dari obat antiprotozoa sendiri memiliki perbedaan dengan obat satu dengan lainnya. Misalnya, tampaknya eflornithine, obat yang digunakan untuk mengobati trypanosomiasis, menghambat ornithine decarboxylase, sedangkan antibiotik / antiprotozoal aminoglikosida yang digunakan untuk mengobati leishmaniasis dianggap menghambat sintesis protein.[7]

Contoh obat antiprotozoa

[sunting | sunting sumber]
  • Eflornithine
  • Hidrokuinolon
  • Tindazole

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Webster, Cynthia R. L. (2001). Clinical pharmacology. Jackson Hole, Wyo.: Teton NewMedia. ISBN 1-893441-37-7. OCLC 45461623.
  2. ^ Trevor, Anthony J. (2008). Katzung & Trevor's pharmacology : examination & board review. Bertram G. Katzung, Susan B. Masters (Edisi 8th ed. by Anthony J. Trevor, Bertram G. Katzung, Susan Masters). New York: McGraw Hill Medical. ISBN 978-0-07-148869-3. OCLC 271648462.
  3. ^ Keen, Eric C (2013-07). "Beyond phage therapy: virotherapy of protozoal diseases". Future Microbiology. 8 (7): 821–823. doi:10.2217/fmb.13.48. ISSN 1746-0913.
  4. ^ Hyman, Paul; Atterbury, Robert; Barrow, Paul (2013-05). "Fleas and smaller fleas: virotherapy for parasite infections". Trends in Microbiology. 21 (5): 215–220. doi:10.1016/j.tim.2013.02.006. ISSN 0966-842X.
  5. ^ Khaw, M; Panosian, C B (1995-07). "Human antiprotozoal therapy: past, present, and future". Clinical Microbiology Reviews. 8 (3): 427–439. doi:10.1128/cmr.8.3.427. ISSN 0893-8512.
  6. ^ Graebin, C.; Uchoa, F.; Bernardes, L.; Campo, V.; Carvalho, I.; Eifler-Lima, V. (2009-10-01). "Antiprotozoal Agents: An Overview". Anti-Infective Agents in Medicinal Chemistry. 8 (4): 345–366. doi:10.2174/187152109789760199. ISSN 1871-5214.
  7. ^ Creek, Darren J.; Barrett, Michael P. (2014-01). "Determination of antiprotozoal drug mechanisms by metabolomics approaches". Parasitology. 141 (1): 83–92. doi:10.1017/S0031182013000814. ISSN 1469-8161. PMC 3884841. PMID 23734876.
  • l
  • b
  • s
Kelompok-kelompok obat utama
Saluran pencernaan (A)
  • Antasid
  • Antiemetik
  • Antagonis H2
  • Penghambat pompa proton
  • Laksatif (pencahar)
  • Antidiare
Darah dan organ pembentuk darah (B)
  • Antikoagulan
  • Antiperdarahan
  • Antitrombosit
  • Trombolitik
Sistem kardiovaskular (C)
  • Antiaritmik
  • Antihipertensi
  • Diuretik
  • Vasodilator
  • Antiangina
  • Penyekat beta
  • Inhibitor ACE
  • Antihiperlipidemia
Kulit (D)
  • Emolien - Antipruritik (antigatal)
Sistem reproduksi (G)
  • Kontrasepsi hormonal
  • Agen kesuburan
  • Modulator reseptor estrogen selektif
  • Hormon seks
Sistem endokrin (H)
  • Antidiabetes
  • Kortikosteroid
  • Hormon seks
  • Hormon tiroid
Infeksi dan infestasi (J, P)
  • Antibiotika
  • Antivirus
  • Vaksin
  • Antijamur
  • Antiprotozoa
  • Antelmintik (obat cacing)
Penyakit ganas dan sistem imun (L)
  • Agen antikanker
  • Imunostimulator
  • Imunosupresan
Otot, tulang, dan sendi (M)
  • Steroid anabolik
  • Antiradang
  • Antirematik
  • Kortikosteroid
  • Pelemas otot
Otak dan sistem saraf (N)
  • Anestetik
  • Analgesik
  • Antikonvulsan (antikejang)
  • Penstabil suasana hati
  • Anksiolitik
  • Antipsikotik
  • Antidepresan
  • Perangsang sistem saraf
  • Sedatif
Sistem pernafasan (R)
  • Bronkodilator
  • Dekongestan
  • H1 antagonis
Ikon rintisan

Artikel bertopik farmasi ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

  • l
  • b
  • s
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Agen_antiprotozoa&oldid=26355503"
Kategori:
  • Antiprotozoa
  • Biosida
Kategori tersembunyi:
  • Galat CS1: tanggal
  • Semua artikel rintisan
  • Semua artikel rintisan selain dari biografi
  • Rintisan bertopik farmasi
  • Semua artikel rintisan September 2024

Best Rank
More Recommended Articles