More Info
KPOP Image Download
  • Top University
  • Top Anime
  • Home Design
  • Top Legend



  1. ENSIKLOPEDIA
  2. Pengeboman Borobudur 1985 - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Pengeboman Borobudur 1985 - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Pengeboman Borobudur 1985

  • العربية
  • English
  • Français
  • ไทย
  • 中文
Sunting pranala
  • Halaman
  • Pembicaraan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Perkakas
Tindakan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Umum
  • Pranala balik
  • Perubahan terkait
  • Pranala permanen
  • Informasi halaman
  • Kutip halaman ini
  • Lihat URL pendek
  • Unduh kode QR
Cetak/ekspor
  • Buat buku
  • Unduh versi PDF
  • Versi cetak
Dalam proyek lain
  • Butir di Wikidata
Tampilan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Bom Candi Borobudur 1985)
Bom Candi Borobudur 1985
Kerusakan pada beberapa stupa di teras atas Borobudur akibat serangan teroris Bom Borobudur pada 21 Januari 1985.[1]
LokasiIndonesia Candi Borobudur, Magelang, Indonesia
Tanggal21 Januari 1985 [1] (UTC+7)
SasaranCandi Borobudur
Jenis serangan
Pemboman, Propaganda dengan perbuatan
PelakuMohammad Jawad alias "Ibrahim" alias "Kresna" (perencana)
Abdulkadir Ali Alhabsyi (pelaku)
Husein Ali Alhabsyi (pelaku) [2]
Bagian dari seri
Penindasan terhadap Buddhis
  • Penindasan Buddhisme di era Huichang
  • Empat Penindasan Buddhis di Tiongkok
  • Islamisasi dan Turkisasi Xinjiang
  • Krisis Thailand Selatan
  • Konflik Jalur Bukit Chittagong
  • Kekerasan di Ramu 2012
  • Krisis Buddhis Vietnam
  • Patung Buddha Bamiyan
  • Gua Seribu Buddha Bezeklik
  • Pengeboman di Bodh Gaya
  • Genosida Kamboja
  • Pengeboman Borobudur 1985
  • Kemunduran Buddhisme di anak benua India
    • Kehancuran Nalanda
  • l
  • b
  • s

Bom Candi Borobudur adalah peristiwa pengeboman peninggalan bersejarah Candi Borobudur dari zaman Dinasti Syailendra yang terletak di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah pada hari Senin, 21 Januari 1985.[1] Peristiwa terorisme ini adalah peristiwa terorisme bermotif "jihad" kedua yang menimpa Indonesia, setelah pembajakan pesawat Garuda DC 9 Woyla oleh anggota Komando Jihad pada 1981.[3]

Beberapa ledakan yang cukup dahsyat menghancurkan sembilan stupa pada candi peninggalan Dinasti Syailendra tersebut. Otak peristiwa pengeboman ini disebut sebagai "Ibrahim" alias Mohammad Jawad alias "Kresna" yang oleh kepolisian penyidik peristiwa pengeboman ini disebut sebagai dalang pengeboman. Walaupun begitu, sosok Mohamad Jawad, otak peristiwa peledakan Candi Borobudur ini masih belum ditemukan dan belum berhasil diringkus oleh kepolisian Indonesia hingga saat ini.[3]

Tanggal kejadian peristiwa ini sering dikutip secara salah kaprah oleh pengguna blog di dunia maya sebagai tanggal 15 Januari dari sumber majalah TEMPO.[1][2]

Dampak pengeboman pada beberapa stupa yang terdapat di Candi Borobudur.

Penangkapan tersangka dan proses peradilan

[sunting | sunting sumber]

Setelah penyelidikan, polisi Indonesia menangkap dua bersaudara Abdulkadir bin Ali Alhabsyi dan Husein bin Ali Alhabsyi yang dituding sebagai pelaku peledakan Candi Borobudur ini.

Dalam persidangan kasus ini, jaksa menuduh bahwa tindakan pengeboman terhadap Candi Borobudur merupakan aksi balas dendam Abdulkadir dan kawan-kawan terhadap peristiwa Tanjung Priok tahun 1984 yang menewaskan puluhan nyawa pemeluk agama Islam. Abdulkadir membenarkan motivasi peledakan itu sebagai ungkapan ketidakpuasannya atas peristiwa berdarah tersebut. Namun keterangan itu kemudian diragukan, karena sosok Mohammad Jawad atau "Ibrahim" yang disebut Husein sebagai dalangnya kemudian tidak pernah ditemukan oleh kepolisian.

Menurut pengakuannya, Abdulkadir mengaku dia tidak mengetahui rencana pengeboman tersebut. Dia dan ketiga kawan lain pada awalnya hanya sekadar diajak oleh Mohammad Jawad untuk "berkemah" ke Candi Borobudur sebelum kemudian dibujuk oleh Mohammad Jawad untuk mengebom candi bersejarah di Nusantara tersebut.[2][3]

Sebagai pelaku di lapangan, Abdulkadir bukanlah seorang profesional karena dia mengaku bahwa dia tidak mengetahui seluk-beluk teknikal sebuah bom dan hanya mengiyakan bujukan "Ibrahim" rekannya. Setelah menyetujui bujukan Ibrahim, mereka kemudian diberikan sejumlah bom waktu rakitan yang telah dirakit secara sempurna. Menurut pengakuannya, Ibrahim adalah orang yang merakit bom-bom tersebut. Bahan bom terbuat dari trinitrotoluena (TNT) tipe batangan PE 808 / tipe produksi Dahana. Tiap bom rakitan terdiri dari dua batang dinamit yang dipilin dengan selotip. Abdulkadir dan pelaku yang lain kemudian hanya tinggal memasangnya di dalam stupa dan menekan tombol berupa tombol arloji untuk mengaktifkan bom waktu tersebut.[2]

Abdulkadir kemudian divonis oleh Pengadilan Negeri Malang dengan hukuman penjara 20 tahun setelah terbukti sebagai pelaku peledakan itu. Kakak Abdulkadir, Husein bin Ali Alhabsyi kemudian dihukum penjara seumur hidup di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Lowokwaru, Malang.[2] Abdulkadir bin Ali Alhabsyi memperoleh remisi dari Presiden RI setelah menjalani hukuman 10 tahun, dan Husein bin Ali Alhabsyi kemudian mendapat grasi dari Presiden BJ Habibie pada 23 Maret 1999. Husein sampai sekarang menolak tuduhan atas keterlibatannya dalam peledakan Borobudur dan menuding Mohammad Jawad sebagai dalang peristiwa tersebut.[2]

Meledaknya bus Pemudi Express

[sunting | sunting sumber]

Peristiwa pengeboman Candi Borobudur ini berkaitan dengan kasus ledakan bom di bus Pemudi Express jurusan Bali yang meledak di Banyuwangi, Jawa Timur pada tanggal 16 Maret 1985. Terungkap dari pengakuan Abdulkadir setelah penangkapannya, bahwa dia dan Husein menumpang bus tersebut pada saat kejadian, dan meledaknya bus tersebut adalah karena bom yang mereka bawa meledak secara tidak sengaja karena terpicu oleh panasnya mesin kendaraan tersebut. Menurut pengakuannya, mereka tidak paham bahwa bom yang telah dimasukkan ke dalam lonjoran berbahan paralon berdiameter sekitar 30 cm dan dimasukkan dalam tas itu bisa meledak bila kepanasan. Bom tersebut mereka letakkan di atas mesin, dan karena panas dan pemuaian, meledaklah bom tersebut.[2]

Peristiwa pengeboman Candi Borobudur ini diduga pula berkaitan dengan peledakan Gereja Sasana Budaya Katolik Magelang beberapa waktu setelahnya.

Pasca bom Borobudur

[sunting | sunting sumber]

Lama setelah peristiwa bom Borobudur, Ibrahim alias Mohamad Jawad belum juga dapat ditemukan dan ditangkap oleh Kepolisian Indonesia. Menurut pengakuan Husein pada TEMPO, sosok Mohammad Jawad adalah nyata karena orang itu pernah datang ke majelis taklim yang dipimpin Husein di Kota Malang. Jawad kerap datang sebagai ustad dan memberikan ceramah tentang berbagai hal di situ, termasuk tentang Tragedi Tanjung Priok tanggal 12 September 1984. Sosok ini menurut Husein sangat pandai berbicara dan mampu memengaruhi anak-anak muda, termasuk Abdulkadir yang kemudian menjadi pelaku peledakan Candi Borobudur ini. Ketidakmampuan kepolisian untuk melacak dan menangkap Mohammad Jawad hingga kini masih menjadi bahan diskusi.[2]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]
  • "Bom Borobudur, 16 Tahun Kemudian" Diarsipkan 2010-08-03 di Wayback Machine. - Tempo Online, 17 Mei 1999.

Lihat juga

[sunting | sunting sumber]
  • Daftar perusakan cagar budaya di Indonesia

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c d "Sembilan Stupa Borobudur Diledakkan Senin Dini Hari". KOMPAS. 1985-01-22. ;
  2. ^ a b c d e f g h "Bom Borobudur, 16 Tahun Kemudian" Diarsipkan 2010-08-03 di Wayback Machine. - Tempo Online, 17 Mei 1999. Diakses 11 Mei 2010.
  3. ^ a b c Candi Borobudur Korban Aksi Teror Kedua - News.okezone.com, diakses 10 Mei 2010
  • l
  • b
  • s
Terorisme di Indonesia
Sebelum 2000
  • Masjid Nurul Iman Padang 1976
  • Cicendo 1981
  • Garuda Indonesia Penerbangan 206 1981
  • Candi Borobudur 1985
2000–2009
  • Konsulat Filipina 2000
  • Bursa Efek Jakarta 2000
  • Malam Natal 2000
  • Plaza Atrium 2001
  • Gereja Santa Anna dan HKBP 2001
  • Tahun Baru 2002
  • Bali 2002
  • Makassar 2002
  • Kompleks Mabes Polri 2003
  • Bandara Soekarno-Hatta 2003
  • JW Marriott 2003
  • Palopo 2004
  • Kedubes Australia 2004
  • Bali 2005
  • Tentena 2005
  • Palu 2005
  • Jakarta 2009
2010–2019
  • Cirebon 2011
  • Gading Serpong 2011
  • Solo 2011
  • Jakarta 2016
  • Solo 2016
  • Samarinda 2016
  • Singkawang 2016
  • Bandung 2017
  • Jakarta 2017
  • Depok 2018
  • Surabaya 2018
  • Riau 2018
  • Sibolga 2019
  • Percobaan pembunuhan Wiranto 2019
  • Medan 2019
2020–2029
  • Sigi 2020
  • Makassar 2021
  • Mabes Polri 2021
  • Istana Negara 2022
  • Bandung 2022
  • l
  • b
  • s
Bencana alam, kecelakaan, dan kerusuhan di Indonesia tahun 1980-1989
Bencana alam
Gempa bumi
  • Gempa bumi Irian Jaya 1981
  • Gempa bumi Flores 1982
  • Gempa bumi Sumatera Utara 1984
  • Gempa bumi Papua Barat 1989
Gunung meletus
  • Letusan Gunung Galunggung 1982
Kecelakaan
Kereta api
  • Tabrakan kereta api Kebasen 1981
  • Tabrakan kereta api Bintaro 1987
Pesawat terbang
  • Garuda Indonesia 206
  • Musibah Fokker F28 Garuda Indonesia 1982
  • Garuda Indonesia Penerbangan 035
Kapal
  • KMP Tampomas 1981
Kerusuhan
  • Peristiwa Lapangan Banteng 1982
  • Peristiwa Tanjung Priok 1984
  • Kerusuhan rasial Jawa Tengah 1980
Lain-lain
  • Petisi 50 1980
  • Peristiwa Cicendo 1981
  • Pengeboman Borobudur 1985
  • Kasus Setiabudi 13
  • Kasus biskuit beracun 1989
  • Peristiwa Talangsari 1989
◀ 1970-an 1990-an ▶
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pengeboman_Borobudur_1985&oldid=27251401"
Kategori:
  • Pages using infobox civilian attack with unknown parameters
  • Indonesia dalam tahun 1985
  • Terorisme tahun 1985
  • Terorisme di Indonesia
Kategori tersembunyi:
  • Pages using the JsonConfig extension
  • Galat CS1: butuh URL
  • Galat CS1: URL pengarsipan
  • Templat webarchive tautan wayback
  • Halaman dengan argumen ganda di pemanggilan templat

Best Rank
More Recommended Articles