Eduard Cuypers
| Eduard Cuypers | |
|---|---|
Potret arsitek Eduard Cuypers, 1925 | |
| Lahir | Eduard Henricus Gerardus Hubertus Cuypers 18 April 1859 Roermond |
| Meninggal | 1 Juni 1927 (umur 68) Den Haag |
| Kebangsaan | |
| Pekerjaan | Arsitek, seniman kaca, pengukir, juru gambar, ilustrator, desainer |
| Gedung | Stasiun Den Bosch |
| Penghargaan
| |
Eduard Cuypers (18 April 1859 – 1 Juni 1927) adalah seorang arsitek Belanda. Ia bekerja di Amsterdam dan Hindia Belanda.
Kehidupan dan karya

Cuypers mendapatkan pelatihan arsitektur dari pamannya, P.J.H. Cuypers, dan menjalankan praktiknya sendiri pada tahun 1881, di Amsterdam. Jaringannya yang luas membuatnya mendapat banyak klien kantor, toko dan rumah. Meskipun ia mendapatkan pelatihan dari pamannya yang merupakan arsitek neo-Gothic besar, karyanya justru lebih dekat dengan Neo-renaissance dan Jugendstil. Selain itu, ia juga berbeda dari paman dan sepupunya Joseph Cuypers, bahwa ia tidak menjebloskan diri sepenuhnya pada arsitektur gereja. Ia merancang beberapa lusin stasiun kereta, yang kebanyakan berada di utara Belanda, beberapa rumah sakit dan banyak rumah.
Cuypers dan karyawannya juga mendesain mebel serta objek interior lainnya, seperti lampu. Pada tahun 1905 Cuypers menerbitkan Het Huis, Oud & Nieuw (The House, Old and New), sebuah majalah desain interior yang terus diterbitkan hingga ia meninggal pada tahun 1927. Ia dimakamkan di kuburan Zorgvlied.
Kantor Eduard Cuypers dianggap sebagai titik mula Aliran Amsterdam dalam arsitektur karena banyak pionir dalam aliran ini seperti Michel de Klerk, Johan van der Mey dan Piet Kramer, dilatih di sana. Berend Tobia Boeyinga, salah satu arsitek Aliran Amsterdam paling besar, juga sempat bekerja untuk Cuypers. Begitupun dengan Liem Bwan Tjie, arsitek Indonesia.[1] Setelah Cuypers meninggal pada tahun 1927, praktik kerjanya dilanjutkan oleh orang lain. Namanya sekarang adalah A/D Amstel Architects.
Hindia Belanda

Cuypers pertama kali mengenal Hindia Belanda ketika, pada tahun 1907, Gerard Vissering, direktur Javasche Bank, menugaskannya untuk merancang beberapa gedung bank. Mereka bertemu ketika Cuypers ditugaskan untuk memperluas cabang Amsterdamsche Bank, di mana Vissering saat itu menjabat sebagai direktur. Gedung-gedung bank baru di Hindia Belanda dirancang untuk memancarkan daya tarik yang sebanding dengan gedung-gedung bank dan pemerintahan di kota-kota seperti Singapura, Hong Kong, Sydney, dan Manila. Seorang arsitek berpengaruh di Hindia Belanda, Moojen, diberi kesempatan pertama untuk merancang gedung-gedung bank tersebut. Namun, rancangannya, dengan gaya arsitektur Belanda kontemporer dan semangat Berlage, tidak diterima dengan baik. Vissering tahu bahwa Cuypers menyukai gaya Beaux-Arts, sebuah gaya yang dianggapnya cocok untuk Hindia Belanda. Gaya arsitektur ini tidak populer di Belanda, sehingga nyaris tidak ada bangunan yang dibangun dengan gaya tersebut.[2]
Atas saran Vissering, Cuypers menjalin kemitraan dengan arsitek-kontraktor berpengalaman di Hindia Belanda, Marius Hulswit. Pada tahun yang sama, pembangunan dua gedung bank yang dirancang oleh Cuypers dimulai, satu di Medan dan yang lainnya di Surakarta. Pada tahun 1909, Cuypers melakukan perjalanan ke Hindia Belanda untuk menjelajahi lokasi pembangunan bank di masa depan, mengamati kemajuan, dan menandatangani perjanjian dengan Hulswit. Bersama dengan Hulswit, Cuypers mendirikan firma arsitektur Hindia Belanda "Ed. Cuypers en Hulswit," yang berdiri di Weltevreden. Untuk Pameran Dunia 1910 di Brussel, ia ditugaskan untuk merancang presentasi produk-produk Hindia Belanda dan taman Belanda.[9] Setelah perjalanannya, Cuypers kembali ke Belanda, dari sana ia membuat dan mengirimkan desain untuk proyek-proyek Hindia Belanda. Firma ini menghadapi pertentangan yang cukup besar dari pemerintah kota Batavia, di mana Moojen yang disebutkan sebelumnya memiliki pengaruh yang cukup besar dalam penilaian rencana bangunan, dan terpaksa membangun dengan gaya Hindia Belanda. Pada tahun 1914, Hulswit dan Cuypers juga bergabung dengan firma teknik A.A. Fermont, yang bertanggung jawab atas pelaksanaan proyek, dan namanya menjadi "Hulswit, Fermont dan Ed. Cuypers." Pada tahun 1921, firma ini menjadi "N.V. Architecten-Ingenieursbureau Hulswit dan Fermont di Weltevreden dan Ed. Cuypers di Amsterdam." Setelah kematian Eduard Cuypers, firma ini bernama Fermont-Cuypers, yang bertahan hingga bubar pada tahun 1958.[3][4]

Firma arsitektur Cuypers dan Hulswit memainkan peran penting dalam perkembangan arsitektur Indonesia pada paruh pertama abad ke-20.[5] Gaya dan penggunaan teknik-teknik terkini yang digunakan firma ini membuatnya populer di kalangan bisnis. Desainnya bergaya Renaisans dan Barok klasik dengan pengaruh lokal.[6] Perusahaan ini membangun, antara lain, kantor pusat Bank Jawa di Batavia, dua belas cabang bank tersebut, termasuk satu cabang di Yogyakarta, gedung Hong Kong Shanghai Bank, dan kantor Chartered Bank, Nederlandsche Handel-Maatschappij, dan Escompto Bank. Perusahaan ini juga membangun gedung perkantoran untuk rumah dagang seperti gedung WEVA, Handelsvereeniging Amsterdam, Lindeteves-Stokvis, dan gedung Asosiasi Kredit dan Perdagangan Internasional Rotterdam; kantor Borneo Company dan perusahaan asuransi seperti Dordrecht; dan sebuah pabrik untuk British American Tobacco Company. Selain itu, perusahaan ini membangun sebuah clubhouse untuk klub kriket, sebuah apotek, sebuah toko buku, sebuah klinik, sebuah rumah sakit, sekolah, gereja Katolik, dan sebuah hotel. Perusahaan ini merupakan perusahaan swasta yang paling produktif di Hindia Belanda.[5]
Cuypers terkesan dengan keindahan lanskap Indonesia dan tertarik pada seni rakyat Indonesia. Hal ini menginspirasinya untuk mendirikan sebuah majalah. Majalah pertamanya, Het Ned.-Indische Huis oud & nieuw (Rumah Hindia Belanda Lama & Baru), yang terbit setiap enam bulan selama tiga tahun antara tahun 1913 dan 1915, membahas arsitektur, seni, dan kerajinan, serta memuat banyak artikel tentang bangunan-bangunan milik perusahaannya, Cuypers-Hulswit. Pada tahun 1916, ia mendirikan majalah baru, Nederlands-Indië Oud & Nieuw (NION), yang lebih umum dan membahas topik-topik terkait Hindia Belanda. Majalah ini terus terbit hingga tahun 1934.[7]
Karya
- Javasche Bank (dengan Hulswit, 1909)
- Gedung Internationale Credit en Handelsvereeniging Rotterdam / Gedung Cipta Niaga (1910)
- Kantor Nederlandsch Indische Escompto Maatschappij (1920)
- Volksapotheek te Rijswijk, kini Kimia Farma di Jalan Veteran, Jakarta (1913)
Referensi
- ^ Suryadinata, Leo (2012). Southeast Asian Personalities of Chinese Descent: A Biographical Dictionary. Volume I & II. Institute of Southeast Asian Studies. hlm. 573–574. ISBN 9814345210.
- ^ Norbruis, Obbe (2018): Alweer een sieraad voor de stad: het werk van Ed. Cuypers en Hulswit - Fermont in Nederlands Indië 1897 - 1927, Volendam, LM Publishers, ISBN 9789460224690 blz. 34
- ^ Bambang Irawan (31 May 2014). "Berlage on Aperdi/Algemeene Building in Surabaya". Ayorek.org. Translated by Emily Wallace. Ayorek.org. Diarsipkan dari asli tanggal 2015-12-22. Diakses tanggal 16 September 2015.
- ^ EDUARD CUYPERS EN ZIJN BETEKENIS ALS ZIEKENHUISARCHITECT, door Constant van Nispen, 2015/2016, blz, 34-37. Gearchiveerd op 23 oktober 2020.
- ^ a b EDUARD CUYPERS EN ZIJN BETEKENIS ALS ZIEKENHUISARCHITECT, door Constant van Nispen, 2015/2016, blz, 41. Gearchiveerd op 23 oktober 2020.
- ^ EDUARD CUYPERS EN ZIJN BETEKENIS ALS ZIEKENHUISARCHITECT, door Constant van Nispen, 2015/2016, blz, 42. Gearchiveerd op 23 oktober 2020.
- ^ EDUARD CUYPERS EN ZIJN BETEKENIS ALS ZIEKENHUISARCHITECT, door Constant van Nispen, 2015/2016, blz, 38-39. Gearchiveerd op 23 oktober 2020.

