More Info
KPOP Image Download
  • Top University
  • Top Anime
  • Home Design
  • Top Legend



  1. ENSIKLOPEDIA
  2. Ekonomi Malaysia - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Ekonomi Malaysia - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Ekonomi Malaysia

  • العربية
  • Asturianu
  • Български
  • Català
  • Deutsch
  • Ελληνικά
  • English
  • Español
  • فارسی
  • Suomi
  • Français
  • Galego
  • Հայերեն
  • Jaku Iban
  • Ido
  • Italiano
  • ქართული
  • Қазақша
  • 한국어
  • Македонски
  • Bahasa Melayu
  • Occitan
  • Polski
  • پښتو
  • Português
  • Română
  • Русский
  • தமிழ்
  • Türkçe
  • Українська
  • Tiếng Việt
  • 中文
  • 閩南語 / Bân-lâm-gí
Sunting pranala
  • Halaman
  • Pembicaraan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Perkakas
Tindakan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Umum
  • Pranala balik
  • Perubahan terkait
  • Pranala permanen
  • Informasi halaman
  • Kutip halaman ini
  • Lihat URL pendek
  • Unduh kode QR
Cetak/ekspor
  • Buat buku
  • Unduh versi PDF
  • Versi cetak
Dalam proyek lain
  • Wikimedia Commons
  • Butir di Wikidata
Tampilan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Ekonomi Malaysia
Kuala Lumpur, ibu kota sekaligus kota terbesar Malaysia
Mata uangRinggit (MYR, RM)
Tahun fiskalTahun kalender
Organisasi perdaganganAPEC, ASEAN, IORA, WTO
Statistik
PDB
  • Kenaikan US$439,37 miliar (nominal; est. 2022) (ke-34)[1]
  • Kenaikan US$1,09 triliun (KKB; est. 2022) (ke-31)[1]
Pertumbuhan PDB
  • 4,7% (2018) 4,3% (2019e)
  • −3,1% (2020f) 6,9% (2021f)[2]
PDB per kapita
  • Kenaikan US$13.268 (nominal; est. 2022) (ke-67)[1]
  • Kenaikan US$32.901 (KKB; est. 2022) (ke-58)[1]
PDB per sektor
  • Pertanian: Kenaikan 8,8%
  • Industri: Kenaikan 37,6%
  • Layanan: Kenaikan 53,6%
  • (2017)[3]
Inflasi (IHK)−1,1% (est. 2020)[1]
Penduduk
di bawah garis kemiskinan
  • ▲ 5,6% (2020)[4]
  • 2,7% dengan kurang dari US$5,50/hari (2015)[5]
Koefisien gini▲ 41,0 sedang (2015, Bank Dunia)[6]
Angkatan kerja
berdasarkan sektor
  • Pertanian: 11,1%
  • Industri: 36%
  • Layanan: 53%
  • (est. 2012)[7]
Pengangguran▲ 3,4% (Juni 2017)[8]
Industri utamabarang elektronik, semikonduktor, cip mikro, sirkuit terpadu, karet, oleokimia, otomotif, alat-alat optik, farmasi, peralatan medis, peleburan, pengolahan kayu, kertas, perbankan syariah, minyak bumi, gas alam cair (LNG), petrokimia, produk telekomunikasi
Peringkat kemudahan melakukan bisnisKenaikan ke-12 (sangat mudah, 2020)[9]
Eksternal
EksporUS$299,5 miliar (est. 2021)
Komoditas eksporsemikonduktor & barang elektronik, minyak sawit, gas alam cair (LNG), minyak bumi, bahan kimia, permesinan, kendaraan, manufaktur dari logam, karet, kayu, dan produk kayu
Tujuan ekspor utama
  •  Tiongkok Kenaikan 15%
  •  Singapura Kenaikan 13%
  •  Amerika Serikat Kenaikan 12%
  •  Jepang Kenaikan 5,6%
  •  Bangladesh Kenaikan 5,4%
  •  Hong Kong Kenaikan 4,1%
  •  Thailand Kenaikan 4,1%
  •  India Kenaikan 3,2%
  • (2017)[10]
ImporUS$197 miliar (est. 2017)[10]
Komoditas imporbarang elektronik, permesinan, bahan kimia, minyak bumi, barang plastik, kendaraan, manufaktur produk logam, besi dan baja
Negara asal impor utama
  •  Tiongkok Kenaikan 19%
  •  Singapura Kenaikan 14%
  •  Amerika Serikat Kenaikan 7,4%
  •  Jepang Kenaikan 6,8%
  •  Thailand Kenaikan 5,5%
  •  Indonesia Kenaikan 4,4%
  •  Korea Selatan Kenaikan 4,1%
  •  Taiwan Kenaikan 4,0%
  • (2017)[10]
Modal investasi langsung asing
  • Kenaikan US$139,5 miliar (est. 31 Desember 2017)[7]
  • Kenaikan Luar negeri: US$128,5 miliar (est. 31 Desember 2017)[7]
Utang kotor luar negeri▲ US$217,2 miliar (est. 31 December 2017)[7]
Pembiayaan publik
Utang publik▼ 54,1% dari PDB (est. 2017)[7]
PendapatanUS$51,25 miliar (est. 2017)[7]
BebanUS$60,63 miliar (est. 2017)[7]
Bantuan ekonomiUS$31,6 juta (est. 2005)
Peringkat utang
  • Standard & Poor's:[11]
  • A+ (Domestik)
  • A− (Asing)
  • A+ (Penilaian S&K)
  • Penurunan Pandangan: Negatif
  • Moody's:[12]
  • A3
  • Pandangan: Positif
  • Fitch:[13]
  • Penurunan BBB+
  • Pandangan: Stabil
Cadangan mata uang asingKenaikan US$112,5 miliar (29 April 2022)[14]
Sumber data utama: CIA World Fact Book

Ekonomi Malaysia merupakan ekonomi negara yang terbesar ketiga di Asia Tenggara dan ke-34 di dunia berdasarkan produk domestik bruto nominal. Inflasi yang terjadi hanya sekitar 0,4% [15] serta angka kemiskinan sebesar 3,5% menjadikan Malaysia sebagai salah satu negara yang perekonomiannya maju dengan pesat setelah krisis finansial Asia 1997.[16] Mata uang yang digunakan secara resmi di seluruh Malaysia adalah Ringgit. Malaysia dikenal dengan hasil pertanian yang melimpah, terutama dalam produksi karet dan minyak kelapa. Mitra ekspor utamanya adalah Tiongkok, Singapura, Amerika Serikat dan Thailand. Ekspor terutama dalam bidang peralatan elektronik, gas alam cair, kayu serta produk olahannya, karet dan tekstil. Malaysia berhasil menduduki peringkat ke-12 untuk kategori kemudahan dalam kegiatan bisnis.

Kebijakan penting

[sunting | sunting sumber]

Dari tahun 1957 hingga tahun 2010, perkembangan ekonomi Malaysia secara umum dipengaruhi oleh empat masa kebijakan ekonomi. Masing–masing ialah kebijakan ekonomi awal kemerdekaan (1957–1970), Kebijakan Ekonomi Baru (1971–1990), Kebijakan Pembangunan Bangsa (1991–2000) dan Kebijakan Wawasan Kebangsaan (2001-2010). Kebijakan ekonomi Malaysia dibentuk berdasarkan situasi ekonomi dengan perbedaan terletak pada tujuan jangka panjang atas perencanaan ekonomi. Dasawarsa pertama setelah kemerdekaan Malaysia, kegiatan ekonomi dipusatkan pada pasar ekspor dengan melakukan promosi produk dalam negeri. Pemerintah Malaysia belum ikut campur di dalam pengembangan ekonomi maupun pengembangan daerah. Setelah Kebijakan Ekonomi Baru diterapkan, ekonomi Malaysia diarahkan untuk memenuhi tujuan mengurangi kemiskinan dan mengatur ulang struktur sosial di masyarakat. Tujuan yang ingin dicapai ialah pertumbuhan ekonomi dan persamaan kesejahteraan. Pada tahun 1991, Kebijakan Pembangunan Bangsa diterapkan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang seimbang dengan mengutamakan pembangunan negara dan persatuan masyarakat. Kebijakan Wawasan Kebangsaan diberlakukan sejak tahun 2001 untuk mengatasi berbagai permasalahan ekonomi di abad ke-21 Masehi. Tujuannya adalah pertumbuhan ekonomi dengan tingkatan yang tinggi disertai dengan pengembangan kualitas dan kemampuan bangsa dalam mewujudukan kemajuan bangsa Malaysia.[17]

Kebijakan Ekonomi Baru

[sunting | sunting sumber]

Abdul Razak Hussein selaku Perdana Menteri Malaysia mengeluarkan Kebijakan Ekonomi Baru Malaysia pada tahun 1971. Kebijakan ini bertujuan untuk mengurangi ketimpangan ekonomi dan sosial antar berbagai etnis dan ras yang ada di Malaysia. Target utamanya adalah mengurangi kemiskinan di Malaysia. Koalisi partai dibentuk pada tanggal 1 Januari 1973 untuk melaksanakan kebijakan ekonomi baru. Nama koalisi ini adalah Barisan Nasional. Partai-partai yang tergabung di dalamnya adalah Organisasi Nasional Melayu Bersatu, Asosiasi Tionghoa Malaysia, dan Kongres India Malaysia. Pembentukan Barisan Nasional ini untuk mempertahankan ketahanan nasional melalui perbaikan kondisi ekonomi.[18]

Kerja sama

[sunting | sunting sumber]

Kerja sama subregional

[sunting | sunting sumber]

Malaysia telah melakukan beberapa kerja sama subregional untuk meningkatkan ekonominya. Berbagai kerja sama ekonomi yang dilakukan bertujuan untuk mengembangkan wilayah Malaysia Timur. Kerja sama pertama dilakukan dengan menyetujui Segitiga Pertumbuhan Indonesia–Malaysia–Thailand. Di wilayah sekitaran Sungai Mekong, Malaysia mengadakan kerja sama ekonomi dengan negara anggota Subwilayah Mekong Raya. Selain itu, Malaysia juga mengadakan kerja sama dengan negara-negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggar (ASEAN) di bagian timur melalui Kawasan Pertumbuhan ASEAN Timur. Tujuan kerja sama ini adalah membangun landasan pertumbuhan ekonomi dengan membuat jalur perhubungan antarnegara. Tujuan lainnya adalah mempercepat pengadaan perdagangan bebas.[19]

Permasalahan

[sunting | sunting sumber]

Pengangguran struktural

[sunting | sunting sumber]

Penduduk kawasan perkotaan di Malaysia mengalami masalah pengangguran struktural akibat keberadaan jalan tol. Pembangunan tol ini merupakan bagian dari kerja sama subregional antara Malaysia dan negara-negara tetangganya. Keberadaan jalan tol ini khususnya pada perhubungan antara Malaysia dengan Singapura dan Thailand. Di Malaysia Barat, dahulu perjalanan antar perbatasan negara harus berkendara melalui kota-kota kecil di Malaysia. Pembangunan jalan tol membuat kota-kota kecil ini tidak disinggahi sehingga kegiatan perdagangan berkurang. Para pemilik usaha yang berkaitan dengan pelayanan peziarah akan mengalami penurunan pendapatan. Jenis usaha yang mengalami kemunduran ekonomi antara lain rumah makan, dan penjual kriya di berbagai kota yang masih berkembang. Kemunduran ekonomi kemudian meningkatkan jumlah pengangguran di kota-kota tersebut.[20]

Infrastruktur

[sunting | sunting sumber]

Transportasi

[sunting | sunting sumber]

Jaringan jalan nasional utama di Malaysia adalah Sistem Rute Federal Malaysia, yang membentang lebih dari 49.935 kilometer. Sebagian besar jalan federal di Malaysia berlajur dua. Di wilayah kota, jalan federal dapat memiliki 4 jalur untuk meningkatkan kapasitas lalu lintas. Hampir semua jalan federal sudah dilapisi aspal, selain beberapa bagian pada Jalan Raya Skudai – Pontian yang dilapisi dengan beton, sedangkan bagian dari Jalan Tol Federal yang menghubungkan Klang ke Kuala Lumpur, dilapisi dengan aspal.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c d e "World Economic Outlook Database, October 2021". IMF.org. Dana Moneter Internasional. Diakses tanggal 23 Mei 2022.
  2. ^ Dunia, Bank (8 Juni 2020). "Global Economic Prospects, June 2020". openknowledge.worldbank.org. Bank Dunia: 74. Diakses tanggal 23 Mei 2022.
  3. ^ "CIA World Factbook". Diakses tanggal 23 Mei 2022.
  4. ^ "World Bank lauds Malaysia's revision of poverty line". The Edge Markets. 17 Juli 2020.
  5. ^ "Poverty headcount ratio at $5.50 a day (2011 PPP) (% of population) - Malaysia". data.worldbank.org. Bank Dunia. Diakses tanggal 23 Mei 2022.
  6. ^ "GINI index (World Bank estimate)". data.worldbank.org. World Bank. Diakses tanggal 23 Mei 2022.
  7. ^ a b c d e f g "The World Factbook". CIA.gov. Badan Intelijen Pusat. Diakses tanggal 23 Mei 2022.
  8. ^ "Key Statistics of Labour Force in Malaysia". Diakses tanggal 23 Mei 2022.
  9. ^ "Ease of Doing Business in Malaysia". Doingbusiness.org. Diakses tanggal 23 Mei 2022.
  10. ^ a b c "OEC - Malaysia (MYS) Exports, Imports, and Trade Partners". atlas.media.mit.edu (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari asli tanggal 23 Mei 2022. Diakses tanggal 23 Mei 2022.
  11. ^ "The Star". Diakses tanggal 23 Mei 2022.
  12. ^ "The Star". Diakses tanggal 23 Mei 2022.
  13. ^ "The Star". Diakses tanggal 23 Mei 2022.[pranala nonaktif permanen]
  14. ^ "International Reserves of Bank Negara Malaysia as at 30 April 2019". Bank Negara Malaysia. 7 Mei 2019. Diakses tanggal 23 Mei 2022.
  15. ^ http://data.worldbank.org/country/malaysia World Bank Publications
  16. ^ Johan, Musalmah (2005). "Eradicating Rural and Urban Poverty" (PDF). Malaysian Institute of Economic Research. Diarsipkan dari asli (PDF) tanggal 26 Juli 2007. Diakses tanggal 7 November 2011. ;
  17. ^ Hanafi, Ivan (2014). Atif, Nurul Falah (ed.). Pendidikan Teknik dan Vokasional: Menggali Pengalaman Sukses Bi-National di Negeri Jiran, dari Konsep hingga Implementasi. Bandung: PT Refika Aditama. hlm. 12. ISBN 978-602-7948-29-7. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
  18. ^ Helmiati (2007). Islam dalam Masyarakat dan Politik Malaysia (PDF). Pekan Baru: Suska Press. hlm. 110. ISBN 978-979-1288-11-8. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
  19. ^ Raharjo, Sandi Nur Ikfal, ed. (2019). Membangun Konektivitas di Perbatasan: Kerja Sama Subregional Indonesia. Brunei Darussalam, Malaysia dan Filipina (PDF). Jakarta: LIPI Press. hlm. 87. ISBN 978-602-496-075-9. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
  20. ^ Muchtolifah (2010). Ekonomi Makro (PDF). Surabaya: Unesa University Press. hlm. 47. ISBN 978-979-028-241-4. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]
  • Mahathir bin Mohamad's interview with the PBS series "Commanding Heights" on the subject of East Asian economic development.
  • Key Statistics for Malaysia Diarsipkan 2006-08-24 di Wayback Machine.
  • Economic Outlook by Economist Intelligence Unit Diarsipkan 2007-10-20 di Wayback Machine.
  • https://ekbis.sindonews.com/read/1167814/35/ringgit-malaysia-diprediksi-terus-melemah-hingga-kuartal-i-2017-1483431808

Bacaan lanjutan

[sunting | sunting sumber]
  • Zahari, Said (2007). The long nightmare: my 17 years as a political prisoner. Malaysia: Utusan Publications. hlm. 186. ISBN 9789676119391.
  • Musa, M. Bakri (2007). Towards A Competitive Malaysia. Petaling Jaya: Strategic Information and Research Development Centre. hlm. 122. ISBN 978-983-3782-20-8.
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ekonomi_Malaysia&oldid=23666127"
Kategori:
  • Artikel dengan pranala luar nonaktif Mei 2022
  • Ekonomi Malaysia
Kategori tersembunyi:
  • Galat CS1: URL pengarsipan
  • CS1 sumber berbahasa Inggris (en)
  • Artikel dengan pranala luar nonaktif
  • Artikel dengan paramater tanggal tidak valid pada templat
  • Artikel dengan pranala luar nonaktif permanen
  • Galat CS1: parameter tidak didukung
  • Pemeliharaan CS1: Status URL
  • Templat webarchive tautan wayback

Best Rank
More Recommended Articles