Hubungan Korea Utara dengan Suriah
![]() | |
![]() Korea Utara |
![]() Suriah |
---|
Hubungan Korea Utara dengan Suriah (bahasa Korea: 수리야-조선민주주의인민공화국 관계) bersifat sangat kuat dan dekat sejak 1960an, saat Korea Utara menyediakan bantuan militer kepada Suriah dalam perangnya dengan Israel.[1] Kedua negara tersebut mendirikan kedubes di ibukota satu sama lain.[2]namun setelah runtuhnya pemerintahan keluarga Assad pada bulan Desember 2024, hubungan untuk masa depan antara Suriah dan Korea Utara menjadi rumit dan di ragukan dikarenakan para pemberontak berhasil mengambil ahli kekuasaan keluarga Assad ,dan Bassel al-Assad telah melarikan diri ke Rusia, kedutaan besar Korea Utara di Suriah terpaksa di evakuasi, semenjak itu Korea Utara merasa telah kehilangan mitra kuat satu satunya di timur tengah. hubungan antara kedua negara tersebut semakin memburuk setelah pemerintah Suriah yang baru telah menjalin hubungan diplomatik dengan Korea Selatan dan menolak mempromosikan kebijakan otoriter dari Korea Utara ,yang menjelaskan kalau transisi pemerintahan baru Suriah sedang berfokus untuk mendekatkan hubungannya dengan negara negara barat.
Referensi
- ^ Taylor, Adam (25 March 2016). "Are North Koreans fighting in Syria? It's not as far-fetched as it sounds". The Washington Post. Diarsipkan dari versi aslinya tanggal 3 August 2016.
- ^ O'Carroll, Chad (31 January 2017). "A long way from Damascus: Life as Syria's ambassador to North Korea". NK News. Diarsipkan dari versi aslinya tanggal 3 February 2017.