More Info
KPOP Image Download
  • Top University
  • Top Anime
  • Home Design
  • Top Legend



  1. ENSIKLOPEDIA
  2. Idjon Djanbi - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Idjon Djanbi - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Idjon Djanbi

  • مصرى
  • English
  • Français
  • Jawa
Sunting pranala
  • Halaman
  • Pembicaraan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Perkakas
Tindakan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Umum
  • Pranala balik
  • Perubahan terkait
  • Pranala permanen
  • Informasi halaman
  • Kutip halaman ini
  • Lihat URL pendek
  • Unduh kode QR
Cetak/ekspor
  • Buat buku
  • Unduh versi PDF
  • Versi cetak
Dalam proyek lain
  • Butir di Wikidata
Tampilan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Mochammad Idjon Djanbi
(Rodes Barendrecht Visser)
M. Idjon Djanbi
Komandan Kesatuan Komando Angkatan Darat ke-1
Masa jabatan
16 April 1952 – 1956
Sebelum
Pendahulu
Jabatan baru
Pengganti
Mayor Inf R. E. Djailani
Informasi pribadi
Lahir
Rodes Barendrecht Visser

(1914-05-13)13 Mei 1914
Boskoop, Belanda
Meninggal1 April 1977(1977-04-01) (umur 62)
Yogyakarta, Indonesia
Suami/istriSuyatmi
HubunganRizky Djanbi (cucu)
Anak1
Penghargaan sipil
  • Mobilisasi Perang Salib,
  • Salib Peringatan Perang,
  • Salib Perunggu,
  • Bintang Burma,
  • Medali Kemenangan Perang Dunia II,
  • Medali untuk Ketertiban dan Perdamaian dengan gesper pita 1946, 1947, 1948, 1949
Karier militer
PihakBelanda Belanda
Belanda Hindia Belanda
Indonesia Indonesia
Dinas/cabang Angkatan Darat Kerajaan Belanda
Tentara Kerajaan Hindia Belanda
Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat
Masa dinas1938–1969
Pangkat Sersan Angkatan Darat Kerajaan Belanda (KL)
Kapten Tentara Kerajaan Hindia Belanda (KNIL)
Letnan Kolonel Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI)
SatuanPasukan Belanda No. 2
Komando No. 10 (Inter Sekutu) (1942–1945)
Brigade Layanan Khusus ke-4
Markas Besar Operasi Gabungan, Kantor Perang, Pemerintah Britania Raya
Korps Speciale Troepen (1945–1949)
Kopassus (1952–1969)
KomandoKopassus
Pertempuran/perang
  • Perang Dunia II
    • Pertempuran Belanda
    • Operasi Market Garden
    • Operasi Infatuate
  • Revolusi Nasional Indonesia
    • Kampanye Sulawesi Selatan
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Letnan Kolonel (Purn.) Mochammad Idjon Djanbi (13 Mei 1914 – 1 April 1977) yang sebelumnya dikenal sebagai Rodes Barendrecht "Rokus" Visser, juga dieja Barendregt, adalah seorang prajurit Indonesia kelahiran Belanda yang bertugas sebagai komando Belanda selama Perang Dunia II, perwira Korps Speciale Troepen dan akhirnya menjadi komandan pertama Kopassus.[1][2]

Karier militer

[sunting | sunting sumber]

Karier di militer Belanda

[sunting | sunting sumber]

Terlahir sebagai putra seorang petani Tulip yang sukses. Selepas menyelesaikan kuliahnya, Visser muda membantu ayahnya berjualan bola lampu di London. Ketika itu perang dunia kedua dimulai dan karena tidak bisa pulang ke Belanda yang dikuasai oleh Jerman, Visser mendaftarkan pada dinas Ketentaraan Belanda yang mengungsi ke Britania dan membentuk kekuatan baru di sana. Setelah itu dia ditugaskan menjadi sopir Ratu Wilhelmina. Setelah setahun di pos tersebut dia mengundurkan diri dan mendaftarkan diri sebagai operator radio (Radioman) di pasukan Belanda ke-2 (2nd Dutch Troop). Bersama dengan pasukan sekutu, Visser merasakan operasi tempurnya yang pertama, yaitu Operasi Market Garden pada bulan September 1944, saat itu pasukan Belanda ke 2 bagian di mana Visser berada, dimasukkan dalam Divisi Lintas Udara 82 Amerika Serikat. Diterjunkan melalui pesawat layang Visser dan teman-teman Amerikanya mendarat di bagian dengan konsentrasi pasukan Jerman yang tinggi. Dua bulan kemudian saat dikumpulkan kembali, Visser digabungkan dengan pasukan Sekutu yang lain dan melakukan operasi pendaratan amfibi di Walcheren, sebuah kawasan pantai di Belanda bagian selatan.

Karena dianggap berprestasi maka dia disekolahkan di Sekolah Perwira sebelum dikirim ke Asia. Selanjutnya Viser dikirimkan ke Sekolah Pasukan Para di India dan dimaksudkan bergabung dengan pasukan untuk memukul kekuatan Jepang di Indonesia. Kekalahan pasukan Jepang pada 1945 mengakhiri perang dunia ke 2 dan Jepang mundur dari Indonesia sebelum pasukan Visser sempat dikirimkan ke Indonesia. Mundurnya Jepang dari Indonesia membuka peluang kepada Belanda untuk kembali menguasai Indonesia. Karena keadaan di Belanda sedang kacau dan mereka tidak mampu mengirimkan pasukan dari Eropa ke Indonesia, maka mereka berusaha membentuk kesatuan unit khusus di India dengan mendirikan School voor Opleiding van Parachutisten (sekolah pasukan terjun payung) yang dipimpin oleh Letnan Visser dan pasukan ini dikirim ke Jakarta pada 1946. Sekolah ini kemudian di pindah ke Jayapura (Hollandia) di Irian Jaya yang waktu itu dinamakan Dutch West Guinea oleh Belanda, menempati sebuah bangunan rumah sakit Amerika yang telah ditinggalkan oleh pasukan Douglas MacArthur.

Dengan segala kondisi yang ada Visser ternyata menyukai hidup di Asia sehingga dia meminta istrinya (wanita Inggris yang dinikahinya semasa perang dunia II) dan keempat anaknya untuk ikut dengannya ke Indonesia. Ketika istrinya menolak, Visser memilih untuk bercerai. Saat kembali ke Indonesia pada 1947, Sekolah pimpinannya sudah dipindah ke Cimahi, Bandung dan Visser dipromosikan naik pangkat menjadi Kapten. Selama tahun 1947 sampai akhir 1949, sekolah pimpinan Kapten Visser terus melahirkan tentara terjun payung sampai saat di mana Belanda harus menyerahkan kekuasaannya kepada Republik Indonesia. Karena sudah merasa nyaman dengan gaya hidup Asia, maka Kapten Visser memutuskan untuk tinggal di Indonesia sebagai warga sipil. Keputusan ini sangat berisiko, karena walaupun dia bukan termasuk pasukan baret hijau Belanda yang dikenal sangat kejam (Visser sendiri berbaret merah), tapi tidak ada yang bisa meramalkan bagaimana keamanan seorang mantan perwira penjajah di negara jajahannya yang baru saja merdeka. Akhirnya dia menetapkan keputusannya untuk tinggal di Indonesia, pindah ke Bandung, bertani bunga di Pacet, Lembang, memeluk agama Islam, menikahi kekasihnya yang orang Jogja dan mengubah namanya menjadi Mochammad Idjon Djanbi.[3]

Membentuk pasukan khusus Indonesia

[sunting | sunting sumber]
Djanbi berdiri di sisi kiri, sedangkan di sebelah paling kanan tampak Letjen Sarwo Edhie Wibowo

Pengalaman Idjon Djanbi sebagai anggota pasukan komando pada Perang Dunia II telah menarik perhatian Kolonel A.E. Kawilarang untuk membantu merintis pasukan komando. Idjon Djanbi kemudian aktif di TNI dengan pangkat Mayor. Idjon segera melatih kader perwira dan bintara untuk menyusun pasukan.

Kemudian pada tanggal 16 April 1952 dibentuklah pasukan istimewa tadi dengan nama Kesatuan Komando Teritorium Tentara III/Siliwangi (Kesko TT. III/Siliwangi) dengan Mayor Infanteri Mochammad Idjon Djanbi sebagai komandannya.

Karena satuan Komando ini perlu didukung dengan fasilitas dan sarana yang lebih memadai dan operasional satuan ini diperlukan dalam lingkup yang lebih luas oleh Angkatan Darat, maka Kesko TT. III/Siliwangi beralih kedudukan langsung di bawah komando KSAD bukan di bawah Teritorium lagi dan pada bulan Januari tahun 1953 berganti nama menjadi Kesatuan Komando Angkatan Darat (KKAD). Pada tanggal 29 September 1953 KSAD mengeluarkan Surat Keputusan tentang pengesahan pemakaian baret sebagai tutup kepala prajurit yang lulus pelatihan Komando.

Latihan lanjutan Komando dengan materi Pendaratan Laut (Latihan Selundup) baru bisa dilakukan pada tahun 1954 di Pantai Cilacap Jawa Tengah.

Pada tanggal 25 Juli 1955 KKAD berubah namanya menjadi Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat (RPKAD). Yang menjadi komandan adalah Mayor Mochammad Idjon Djanbi.

Untuk meningkatkan kemampuan prajuritnya, tahun 1956 RPKAD menyelenggarakan pelatihan penerjunan yang pertama kalinya di Bandung. Mengingat Indonesia adalah negara kepulauan, maka Mayor Infanteri Mochammad Idjon Djanbi menginginkan agar prajurit RPKAD memiliki kemampuan sebagai peterjun sehingga dapat digerakkan ke medan operasi dengan menggunakan pesawat terbang dan diterjunkan di sana. Lulusan pelatihan ini meraih kualifikasi sebagai peterjun militer dan berhak menyandang Wing Para.

Berhenti dari pasukan khusus

[sunting | sunting sumber]

Pada tanggal 25 Juli 1955, Wapres Moh. Hatta meresmikan peningkatan KKAD menjadi RPKAD dan dikepalai tetap oleh Mayor Inf Mochamad Idjon Djanbi dengan Kastaf Mayor Inf R. E. Djailani yang juga merangkap sebagai Komandan SPKAD (sekolah Pasukan Komando Angkatan Darat) dibantu oleh Letnan LB Moerdani sebagai wakilnya.

Di bawah pimpinan Mayor R. E. Djailani dan wakilnya Letnan LB Moerdani, pendidikan komando mulai memperlihatkan hasil yang cukup memadai kendati banyak kekurangan tenaga pengajar maupun dana, dan hal tersebut melipatgandakan keefektifan tempur pasukan.

Pimpinan MABESAD melihat celah untuk mengambil alih kepemimpinan di RPKAD ke orang asli pribumi tetapi hal tersebut tercium oleh mayor Djanbi, dan setelah Djanbi ditawarkan jabatan baru yang jauh dari pelatihan komando, Mayor Djanbi marah dan meminta pensiun.[butuh rujukan]

Kebetulan pada saat itu pada tahun 1956, Indonesia sedang aktif menasionalisasi perusahaan-perusahaan milik asing dan Moh Idjon Djanbi yg sudah menjadi WNI diberi jabatan mengepalai perkebunan milik asing yg dinasionalisasi.

Tetapi ia tetap tidak pensiun sebagai anggota RPKAD (di"karyakan"), pada 1969 pada saat ulang tahun RPKAD Mayor Inf Moh. Idjon Djanbi diberi kenaikan pangkat menjadi Letnan Kolonel.[4]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Komandan Pasukan Pengamanan Presiden

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Idjon Djanbi: Kopasus First Training In The Hands Of The Dutch Army". 6 November 2020. Diakses tanggal 15 September 2021.
  2. ^ "Ini Cerita Putra Kedua Idjon Djanbi Tentang Akhir Hayat Sang Pendiri Kopassus". tribun News. 30 August 2013. Diakses tanggal 26 May 2020.
  3. ^ "Perjalanan Karier Idjon Djanbi"
  4. ^ "akhir Pengabdian"

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]
  • Website Kopassus Diarsipkan 2010-02-08 di Wayback Machine.
  • (Indonesia) Sejarah Kopassus Diarsipkan 2010-04-22 di Wayback Machine.
  • Foto Idjon Djanbi dan Sarwo Edhie Wibowo di sebelah paling kanan[pranala nonaktif permanen]
  • Foto Idjon Djanbi memberi pengarahan[pranala nonaktif permanen]
  • Foto RB Visser[pranala nonaktif permanen]
Jabatan militer
Didahului oleh:
pertama
Komandan KKAD
1952 - 1956
Diteruskan oleh:
R. E. Djailani
  • l
  • b
  • s
Panglima Komando Pasukan Khusus
Komandan Kesko TT III
Komandan KKAD
  • Idjon Djanbi
Komandan RPKAD
  • R. E. Djailani
  • Kaharuddin Nasution
  • Mung Parhadimulyo
  • Sarwo Edhie Wibowo
Komandan Puspassus TNI-AD
  • Sarwo Edhie Wibowo
  • Widjojo Soejono
Komandan Kopassandha
  • Widjojo Soejono
  • Witarmin
  • Yogie S. Memet
  • Wismoyo Arismunandar
Komandan Kopassus
  • Wismoyo Arismunandar
  • Sintong Panjaitan
  • Kuntara
  • Tarub
  • Agum Gumelar
  • Subagyo H.S.
  • Prabowo Subianto
Komandan Jenderal Kopassus
  • Prabowo Subianto
  • Muchdi Pr
  • Syahrir MS
  • Amirul Isnaini
  • Sriyanto Muntasram
  • Syaiful Rizal
  • Rasyid Q.A.
  • Soenarko
  • Pramono Edhie Wibowo
  • Lodewijk F. Paulus
  • Wisnu Bawa Tenaya
  • Agus Sutomo
  • Doni Monardo
  • Muhammad Herindra
  • Madsuni
  • Eko Margiyono
  • I Nyoman Cantiasa
  • Mohamad Hasan
  • Teguh Muji Angkasa
  • Widi Prasetijono
  • Iwan Setiawan
  • Deddy Suryadi
  • Djon Afriandi
Panglima Kopassus
  • Djon Afriandi
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Idjon_Djanbi&oldid=27678714"
Kategori:
  • Kelahiran 1914
  • Kematian 1977
  • Meninggal usia 62
  • Artikel dengan pranala luar nonaktif Mei 2021
  • Tokoh militer Indonesia
  • Komandan Jenderal Kopassus
  • Tokoh yang berpindah agama ke Islam
  • Kelahiran 1915
  • Tokoh militer Belanda
  • Tokoh Kopassus
Kategori tersembunyi:
  • Pages using the JsonConfig extension
  • Artikel biografi dengan tabel penghargaan
  • Semua orang yang sudah meninggal
  • Tanggal kelahiran 13 Mei
  • Tanggal kematian 1 April
  • Artikel dengan templat lahirmati
  • Semua artikel biografi
  • Artikel biografi Agustus 2025
  • Semua artikel dengan pernyataan yang tidak disertai rujukan
  • Artikel dengan pernyataan yang tidak disertai rujukan
  • Templat webarchive tautan wayback
  • Artikel dengan pranala luar nonaktif
  • Artikel dengan paramater tanggal tidak valid pada templat
  • Artikel dengan pranala luar nonaktif permanen

Best Rank
More Recommended Articles