More Info
KPOP Image Download
  • Top University
  • Top Anime
  • Home Design
  • Top Legend



  1. ENSIKLOPEDIA
  2. Kantuk berlebihan di siang hari - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kantuk berlebihan di siang hari - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Kantuk berlebihan di siang hari

  • العربية
  • English
  • Français
  • Italiano
  • Português
  • Simple English
  • Српски / srpski
Sunting pranala
  • Halaman
  • Pembicaraan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Perkakas
Tindakan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Umum
  • Pranala balik
  • Perubahan terkait
  • Pranala permanen
  • Informasi halaman
  • Kutip halaman ini
  • Lihat URL pendek
  • Unduh kode QR
Cetak/ekspor
  • Buat buku
  • Unduh versi PDF
  • Versi cetak
Dalam proyek lain
  • Butir di Wikidata
Tampilan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kantuk berlebihan di siang hari
Informasi umum
Nama lainHipersomnolens
SpesialisasiPsikiatri, neurologi
PenyebabNarkolepsi, hipersomnia idiopatik, gangguan ritme sirkadian, apnea tidur, obat, dan lain-lain
Aspek klinis
Gejala dan tanda Rasa kantuk terus-menerus pada siang hari walau tidur sudah cukup pada malam hari

Kantuk berlebihan di siang hari (excessive daytime sleepiness, EDS) merupakan kondisi yang bercirikan rasa kantuk terus-menerus dan, sering kali, energi yang kurang pada siang hari bahkan setelah tidur malam hari yang cukup atau bahkan yang lama. EDS juga merupakan kondisi yang mencakup banyak gangguan tidur dengan gejala tidur yang lebih banyak atau yang menjadi pertanda gangguan lain, misalnya narkolepsi, gangguan ritme sirkadian, apnea tidur, atau hipersomnia idiopatik.

Sebagian orang yang menderita EDS, termasuk dari penderita hipersomnia baik narkolepsi maupun hipersomnia idiopatik, tertidur berulang kali pada siang hari; berhadapan dengan dorongan yang semakin kuat untuk tidur pada waktu-waktu yang tidak pantas, misalnya saat berkendara, jam kerja, makan, atau bercakap. Seiring menguatnya dorongan untuk tidur, kemampuan individu untuk melakukan sesuatu menghilang; fenomena ini mirip dengan intoksikasi (alkohol). Pada situasi tertentu dan/atau kondisi dengan stimulasi, individu tersebut kadang mungkin tetap bergerak, terbangun dan memiliki perhatian kepada lingkungan, selama periode waktu yang singkat atau lama. EDS dapat mempengaruhi kemampuan individu berfungsi dalam keluarga, kondisi sosial, lingkungan kerja, atau latar yang lain.[1][2] Diagnosis yang tepat terhadap penyebab yang mendasarinya dan, pada ujungnya, penanganan gejala dan/atau penyebab dasar tersebut yang tepat dapat membantu mengurangi komplikasi tersebut.[3] Menurut National Sleep Foundation Amerika Serikat, sekitar 20% orang mengalami EDS.[4]

Sebab

[sunting | sunting sumber]

EDS dapat menjadi gejala sejumlah faktor dan gangguan. Terdapat spesialis gangguan tidur yang berkompetensi menegakkan diagnosis. Sejumlah kondisi tersebut antara lain:

  • Kualitas dan kuantitas tidur pada malam hari yang tidak cukup[5]
  • Apnea tidur obstruktif[6]
  • Ketidakselarasan pemacu ritme sirkadian tubuh dengan lingkungan (misalnya, jet lag, kerja shift, atau gangguan tidur ritme sirkadian lainnya)[7]
  • Gangguan tidur lain yang mendasarinya, seperti narkolepsi, sleep apnea,[8] hipersomnia idiopatik, atau sindrom kaki gelisah
  • Gangguan seperti depresi klinis atau depresi atipikal[butuh rujukan] 
  • Tumor, trauma kepala, anemia, gagal ginjal, hipotiroidisme, atau cedera pada sistem saraf pusat[9]
  • Penyalahgunaan obat[butuh rujukan] 
  • Predisposisi genetik[10]
  • Kekurangan vitamin, seperti kekurangan biotin[butuh rujukan] 
  • Golongan obat tertentu, entah yang diserahkan dengan resep maupun obat bebas[11]  
  • COVID jangka panjang[12]
Obat yang Menyebabkan EDS[11]
Golongan Obat Indikasi (termasuk off-label) Mekanisme
Benzodiazepin Alprazolam, klonazepam, diazepam, temazepam, dan lainnya Penanganan jangka pendek insomnia akut, gangguan kecemasan Aktivasi GABAA
Agonis GABAA (obat Z) Zolpidem, zopiklon, zaleplon, eszopiclone Penanganan jangka pendek insomnia akut Aktivasi GABAA
Antihistamin Setirizin, klorfenamin, difenhidramin, feksofenadin, loratadin Rinitis alergi, alergi Antagonisme H1
Antidepresan sedatif Amitriptilin, mirtazapin, trazodon, doksepin Insomnia, depresi, nyeri kronis (amitriptilin) Antikolinergik, antagonisme alfa-adrenergik (amitriptilin); antagonisme H1, antagonisme 5-HT2 (mirtazapin); antagonisme alfa-adrenergik, antagonisme 5-HT2 (trazodon); efek antikolinergik, antiserotonergik, dan antihistaminergik (doksepin)
Antipsikotik Klozapin, olanzapin, kuetiapin, risperidon Psikosis Antagonisme H1, 5-HT2A (klozapin); antagonisme H1, alfa-adrenergik, 5-HT2 (olanzapin, kuetiapin); antagonisme 5-HT2A, alfa-adrenergik (risperidon)
Dual orexin receptor antagonists (DORAs) Suvoreksant, lemboreksant, daridoreksant Insomnia Antagonisme reseptor oreksin (OXR1 dan OXR2)
Analgesik opioid Kodein, tramadol, fentanil, meperidin, oksikodon Nyeri Agonisme reseptor opioid Mu
Antikejang Gabapentin, pregabalin, klobazam, klonazepam, natrium valproat, levetirasetam Epilepsi; nyeri neuropati (pregabalin dan gabapentin); sindrom kaki gelisah (pregabalin dan gabapentin); stabilisasi suasana hati (natrium valproat) Afinitas tinggi terhadap subunit α2δ kanal kalsium begerbang voltase (gabapentin, pregabalin); efek yang mendukung GABA (klobazam, natrium valproat)
Dopaminergik Levodopa, pramipeksol, ropinirol, rotigotin Penyakit Parkinson; sindrom kaki gelisah (agonis dopamin non-ergotik) Stimulasi otoreseptor inhibitor yang menyerupai D2
Antihipertensi Penyekat beta (karvedilol, labetalol); penyekat alfa1 adrenergik (doksazosin) Hipertensi Antagonisme reseptor adrenergik

Diagnosis

[sunting | sunting sumber]

Orang dewasa yang tertidur berulang kali pada siang hari mungkin mengalami kantuk berlebihan di siang hari (EDS). Namun, terdapat kantuk di siang hari sesekali berbeda dengan EDS yang bersifat kronis.[butuh rujukan]

Sejumlah alat digunakan dalam menapis EDS yang muncul. Salah satunya adalah Epworth Sleepiness Scale (ESS) yang menilai hasil kuesioner dengan delapan pertanyaan yang mengacu pada situasi sehari-hari. ESS mungkin menunjukkan nilai dengan rentang 0–24, nilai 10 atau lebih menjadi rujukan agar seseorang mengunjungi spesialis tidur untuk diperiksa lebih lanjut.[13][14][15]

Alat lain yang digunakan dalam penapisan adalah Multiple Sleep Latency Test (MSLT) yang telah digunakan sejak tahun 1970-an. Alat ini mengukur waktu yang diperlukan untuk mencapai tanda-tanda tidur yang paling awal sejak waktu tidur siang dimulai, latensi tidur. Mereka yang diuji menjalani serangkaian kesempatan tidur 20 menit sebanyak lima kali tanpa faktor pemicu perhatian dengan selang waktu dua jam pada satu hari. Uji ini dibuat berdasarkan teori bahwa semakin seseorang mengantuk maka ia akan lebih cepat tertidur.[16][17]

Maintenance of Wakefulness Test (MWT) ialah alat yang juga digunakan dalam menilai kantuk di siang hari secara kuantitatif. Uji ini diadakan di pusat diagnosis tidur, mirip dengan MSLT karena juga mengukur latensi tidur awal. Namun demikian pada MWT, pasien diminta untuk menahan diri sehingga tidak tertidur dalam kondisi mengantuk dalam periode waktu yang telah ditetapkan.[18] [19]

Penggunaan pembacaan elektroensefalografi (EEG) tidak dapat dipisahkan dari penegakan diagnosis EDS yang objektif. Latensi tidur awal yang ada pada MSLT dan MWT terutama diperoleh dari rekaman EEG.[19] Selain itu, sifat daya gelombang alfa pada pembacaan EEG istirahat, yang berhubungan dengan kantuk, juga menunjukkan korelasi dengan keberadaan EDS. [20] [21]

Tata laksana

[sunting | sunting sumber]

Kantuk berlebihan di siang hari (EDS) ditangani tergantung identifikasi dan penanganan gangguan dasar yang menyebabkannya sehingga pasien tidak lagi mengalami EDS. Obat-obatan, seperti modafinil,[22] armodafinil,[23] pitolisant[24] (Wakix), dan larutan oral sodium oxybate (Xyrem), telah disetujui sebagai pengobatan gejala EDS di Amerika Serikat. Penggunaan obat-obatan lain, seperti metilfenidat (Ritalin), dekstroamfetamin (Dexedrine), amfetamin, lisdeksamfetamin (Vyvanse), metamfetamin (Desoxyn), dan pemoline (Cylert), karena obat dalam golongan stimulan ini mungkin memiliki beberapa efek samping.[25]

EDS juga dapat disebabkan oleh apnea tidur obstruktif (OSA). Pada kasus ini, penderita OSA diarahkan agar menggunakan terapi continuous positive airway pressure (tekanan positif kontinu pada jalan napas, CPAP). Sebelum mulai menggunakan obat yang termasuk agen penambah bangun seperti modafinil, CPAP digunakan sebagai alat bantu pernapasan saat tidur untuk mencegah OSA.[26][7][6]

Lihat juga

[sunting | sunting sumber]
  • Sindrom Kleine–Levin

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "How to Manage Excessive Sleepiness During the Day". Health (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi aslinya tanggal 29 June 2024. Diakses tanggal 29 June 2024.
  2. ^ Hein, Matthieu; Mungo, Anais; Hubain, Philippe; Loas, Gwenolé (2020). "Excessive daytime sleepiness in adolescents: current treatment strategies". Sleep Science. 13 (2): 157–171. doi:10.5935/1984-0063.20190143 (tidak aktif 1 November 2024). ISSN 1984-0659. PMC 7384526. PMID 32742588. Pemeliharaan CS1: DOI nonaktif per November 2024 (link)
  3. ^ Guilleminault, C; Brooks, SN (August 2001). "Excessive daytime sleepiness: a challenge for the practising neurologist". Brain: A Journal of Neurology. 124 (Pt 8): 1482–91. doi:10.1093/brain/124.8.1482. PMID 11459741.
  4. ^ "Do I Have Excessive Sleepiness?". National Sleep Foundation (dalam bahasa American English). 2020-12-03. Diarsipkan dari versi aslinya tanggal 16 November 2021. Diakses tanggal 2021-11-16.
  5. ^ Abad, V. C.; Guilleminault, C. (2003). "Diagnosis and treatment of sleep disorders: a brief review for clinicians". Dialogues in Clinical Neuroscience (dalam bahasa Inggris). 5 (4): 371–388. doi:10.31887/DCNS.2003.5.4/vabad. PMC 3181779. PMID 22033666.
  6. ^ a b Wang Y, Zhang W, Ye H, Xiao Y (August 2024). "Excessive daytime sleepiness in obstructive sleep apnea: Indirect treatment comparison of wake-promoting agents in patients adherent/nonadherent to primary OSA therapy". Sleep Med Rev. 78: 101997. doi:10.1016/j.smrv.2024.101997. PMID 39243682. Kesalahan pengutipan: Tanda <ref> tidak sah; nama "pmid39243682" didefinisikan berulang dengan isi berbeda
  7. ^ a b Morgenthaler TI, Lee-Chiong T, Alessi C, Friedman L, Aurora RN, Boehlecke B, Brown T, Chesson AL, Kapur V, Maganti R, Owens J, Pancer J, Swick TJ, Zak R (November 2007). "Practice parameters for the clinical evaluation and treatment of circadian rhythm sleep disorders. An American Academy of Sleep Medicine report". Sleep. 30 (11): 1445–1459. doi:10.1093/sleep/30.11.1445. PMC 2082098. PMID 18041479. Kesalahan pengutipan: Tanda <ref> tidak sah; nama "pmid18041479" didefinisikan berulang dengan isi berbeda
  8. ^ "How to Stop Snoring". Sleep Apnea. Diarsipkan dari asli tanggal 4 March 2016. Diakses tanggal 15 August 2015.
  9. ^ Arnold, Ria; Issar, Tushar; Krishnan, Arun V; Pussell, Bruce A (2016). "Neurological complications in chronic kidney disease". JRSM Cardiovascular Disease (dalam bahasa Inggris). 5: 204800401667768. doi:10.1177/2048004016677687. ISSN 2048-0040. PMC 5102165. PMID 27867500.
  10. ^ Wang, Heming; Lane, Jacqueline M.; Jones, Samuel E.; Dashti, Hassan S.; Ollila, Hanna M.; Wood, Andrew R.; van Hees, Vincent T.; Brumpton, Ben; Winsvold, Bendik S. (2019-08-13). "Genome-wide association analysis of self-reported daytime sleepiness identifies 42 loci that suggest biological subtypes". Nature Communications (dalam bahasa Inggris). 10 (1): 3503. Bibcode:2019NatCo..10.3503W. doi:10.1038/s41467-019-11456-7. ISSN 2041-1723. PMC 6692391. PMID 31409809.
  11. ^ a b Pérez-Carbonell, Laura; Mignot, Emmanuel; Leschziner, Guy; Dauvilliers, Yves (2022-09-24). "Understanding and approaching excessive daytime sleepiness". The Lancet (dalam bahasa English). 400 (10357): 1033–1046. doi:10.1016/S0140-6736(22)01018-2. ISSN 0140-6736. PMID 36115367. Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
  12. ^ Roya, Yazdani; Farzaneh, Barzkar; Mostafa, Almasi-Dooghaee; Mahsa, Shojaie; Babak, Zamani (2023). "Narcolepsy following COVID-19: A case report and review of potential mechanisms". Clinical Case Reports (dalam bahasa Inggris). 11 (6): e7370. doi:10.1002/ccr3.7370. PMC 10213711. PMID 37251741.
  13. ^ Johns, Murray W. (November 1991). "A New Method for Measuring Daytime Sleepiness: The Epworth Sleepiness Scale". Sleep. 14 (6): 540–545. doi:10.1093/sleep/14.6.540. PMID 1798888. Diakses tanggal 14 March 2021.
  14. ^ Johns, Murray W. (July 1992). "Reliability and Factor Analysis of the Epworth Sleepiness Scale". Sleep. 15 (4): 376–381. doi:10.1093/sleep/15.4.376. PMID 1519015. Diarsipkan dari versi aslinya tanggal 13 March 2022. Diakses tanggal 14 March 2021.
  15. ^ Kendzerska, Tetyana B.; Smith, Peter M.; Brignardello-Petersen, Romina; Leung, Richard S.; Tomlinson, George A. (August 2014). "Evaluation of the measurement properties of the Epworth sleepiness scale: A systematic review" (PDF). Sleep Medicine Reviews. 18 (4): 321–331. doi:10.1016/j.smrv.2013.08.002. PMID 24135493. Diakses tanggal 14 March 2021.
  16. ^ Carskadon, Mary A. (December 1986). "Guidelines for the Multiple Sleep Latency Test (MSLT): A Standard Measure of Sleepiness". Sleep. 9 (4): 519–524. doi:10.1093/sleep/9.4.519. PMID 1798888. Diarsipkan dari versi aslinya tanggal 25 May 2021. Diakses tanggal 14 March 2021.
  17. ^ Littner, Michael R.; Kushida, Clete; Wise, Merrill; Davila, David G.; Morgenthaler, Timothy; Lee-Chiong, Teofilo; Hirshkowitz, Max; Loube, Daniel L.; Bailey, Dennis (January 2005). "Practice Parameters for Clinical Use of the Multiple Sleep Latency Test and the Maintenance of Wakefulness Test". Sleep. 28 (1): 113–121. doi:10.1093/sleep/28.1.113. PMID 15700727. Diarsipkan dari versi aslinya tanggal 13 August 2021. Diakses tanggal 14 March 2021.
  18. ^ Mitler, Merrill M.; Gujavarty, Krishnareddy S.; Browman, Carl P. (June 1982). "Maintenance of wakefulness test: A polysomnographic technique for evaluating treatment efficacy in patients with excessive somnolence". Electroencephalography and Clinical Neurophysiology. 53 (6): 658–661. doi:10.1016/0013-4694(82)90142-0. PMC 2480525. PMID 6177511.
  19. ^ a b Arand, Donna; Bonnet, Michael; Hurwitz, Thomas; Mitler, Merrill; Rosa, Roger; Sangal, R. Bart (January 2005). "The Clinical Use of the MSLT and MWT". Sleep. 28 (1): 123–144. doi:10.1093/sleep/28.1.123. PMID 15700728. Diarsipkan dari versi aslinya tanggal 3 August 2022. Diakses tanggal 14 March 2021. Kesalahan pengutipan: Tanda <ref> tidak sah; nama "arand2005a" didefinisikan berulang dengan isi berbeda
  20. ^ Kalauzi, Aleksandar; Vuckovic, Aleksandra; Bojić, Tijana (December 2012). "EEG alpha phase shifts during transition from wakefulness to drowsiness". International Journal of Psychophysiology. 86 (3): 195–205. doi:10.1016/j.ijpsycho.2012.04.012. PMID 22580156. Diarsipkan dari versi aslinya tanggal 9 May 2021. Diakses tanggal 14 March 2021.
  21. ^ Lin, Chin-Teng; Wu, Ruei-Cheng; Liang, Sheng-Fu; Chao, Wen-Hung; Chen, Yu-Jie; Jung, Tzyy-Ping (December 2005). "EEG-based drowsiness estimation for safety driving using independent component analysis". IEEE Transactions on Circuits and Systems I: Regular Papers. 52 (12): 2726–2738. doi:10.1109/TCSI.2005.857555. Diarsipkan dari versi aslinya tanggal 9 October 2021. Diakses tanggal 14 March 2021.
  22. ^ Valentino, RM; Foldvary-Schaefer, N (August 2007). "Modafinil in the treatment of excessive daytime sleepiness". Cleveland Clinic Journal of Medicine. 74 (8): 561–6, 568–71. doi:10.3949/ccjm.74.8.561 (tidak aktif 2 December 2024). PMID 17708127. Pemeliharaan CS1: DOI nonaktif per Desember 2024 (link)
  23. ^ Nishino, S; Okuro, M (June 2008). "Armodafinil for excessive daytime sleepiness". Drugs of Today. 44 (6): 395–414. doi:10.1358/dot.2008.44.6.1223892. PMID 18596995.
  24. ^ Zhan S, Ye H, Li N, Zhang Y, Cheng Y, Wang Y, Hu S, Hou Y (2023). "Comparative Efficacy and Safety of Multiple Wake-Promoting Agents for the Treatment of Excessive Daytime Sleepiness in Narcolepsy: A Network Meta-Analysis". Nat Sci Sleep. 15: 217–230. doi:10.2147/NSS.S404113. PMC 10112483. PMID 37082610. Pemeliharaan CS1: DOI bebas tanpa ditandai (link)
  25. ^ Harris, SF; Monderer, RS; Thorpy, M (November 2012). "Hypersomnias of central origin". Neurologic Clinics. 30 (4): 1027–44. doi:10.1016/j.ncl.2012.08.002. PMID 23099128.
  26. ^ Hashemian SM, Farhadi T (2020). "A review on modafinil: the characteristics, function, and use in critical care". Journal of Drug Assessment. 9 (1): 82–86. doi:10.1080/21556660.2020.1745209. PMC 7170336. PMID 32341841.

Tautan eksternal

[sunting | sunting sumber]
Klasifikasi
D
  • ICD-10: F51.1, G47.1
  • ICD-9-CM: 291.82, 292.85, 307.43-307.44, 327.1, 780.53-780.54
  • MeSH: D006970
Sumber luar
  • eMedicine: med/3129

Templat:SleepSeries2

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kantuk_berlebihan_di_siang_hari&oldid=27089593"
Kategori:
  • Pemeliharaan CS1: DOI nonaktif per November 2024
  • Pemeliharaan CS1: DOI nonaktif per Desember 2024
  • Pemeliharaan CS1: DOI bebas tanpa ditandai
  • Gangguan tidur
Kategori tersembunyi:
  • Halaman dengan kesalahan referensi
  • Pages using the JsonConfig extension
  • CS1 sumber berbahasa Inggris (en)
  • CS1 sumber berbahasa American English (en-us)
  • Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui
  • Artikel dengan pernyataan yang tidak disertai rujukan
  • Artikel dengan pernyataan yang tidak disertai rujukan Maret 2025

Best Rank
More Recommended Articles