Komplikasi hipertensi
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. (Mei 2025) |
![]() | Artikel ini memberikan informasi dasar tentang topik kesehatan. |
Komplikasi Hipertensi adalah dampak medis yang disebabkan oleh tekanan darah tinggi yang tidak terkendali dalam jangka waktu lama. Hipertensi sering kali tidak menimbulkan gejala hingga terjadi kerusakan serius pada organ vital seperti jantung, otak, ginjal, dan mata. Kondisi ini meningkatkan risiko penyakit kronis yang dapat menyebabkan kecacatan atau kematian dini.[1]
Salah satu komplikasi utama hipertensi adalah penyakit jantung dan pembuluh darah. Hipertensi dapat menyebabkan gagal jantung karena jantung dipaksa bekerja lebih keras, sehingga otot jantung menebal dan melemah. Selain itu, hipertensi mempercepat aterosklerosis, yaitu penumpukan plak di arteri yang dapat memicu serangan jantung.[2] Kondisi lain seperti aneurisma, yaitu pelebaran dinding arteri yang rentan pecah, juga umum terjadi pada penderita hipertensi.[1]
Gangguan otak menjadi komplikasi serius lainnya akibat hipertensi. Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan stroke, baik iskemik akibat penyumbatan aliran darah ke otak maupun hemoragik akibat pecahnya pembuluh darah. Selain itu, hipertensi kronis dapat merusak pembuluh darah kecil di otak, menyebabkan demensia vaskular yang mengganggu fungsi kognitif.[3]
Kerusakan ginjal adalah salah satu dampak signifikan hipertensi. Kondisi ini dapat menyebabkan penyakit ginjal kronis, di mana fungsi ginjal menurun secara bertahap. Jika tidak ditangani, kerusakan ginjal dapat berkembang menjadi gagal ginjal, kondisi serius yang memerlukan dialisis atau transplantasi untuk mempertahankan fungsi tubuh.[4]
Pada mata, hipertensi dapat menyebabkan retinopati hipertensi, yaitu kerusakan pada pembuluh darah retina. Hal ini dapat mengakibatkan penglihatan kabur hingga kebutaan. Selain itu, hipertensi juga dapat memicu edema makula, yaitu penumpukan cairan di retina yang memperburuk kualitas penglihatan.[5]
Selain itu, hipertensi juga berisiko menyebabkan penyakit arteri perifer, yaitu penyempitan pembuluh darah di ekstremitas. Kondisi ini dapat menyebabkan claudicatio intermittens atau nyeri saat berjalan, bahkan berujung pada gangren akibat aliran darah yang sangat terbatas, yang berisiko memerlukan amputasi.[6]
Pencegahan komplikasi hipertensi sangat penting dilakukan melalui gaya hidup sehat dan pengobatan. Mengurangi konsumsi garam, menjaga berat badan ideal, berolahraga secara teratur, dan menghindari merokok merupakan langkah penting. Selain itu, penggunaan obat antihipertensi yang diresepkan dokter dan pemeriksaan tekanan darah secara rutin juga sangat diperlukan untuk mengelola hipertensi dengan efektif.[7]
Referensi
- ^ a b "Mengetahui Berbagai Komplikasi Hipertensi". Alodokter. 2020-01-15. Diakses tanggal 2025-05-14.
- ^ "Aterosklerosis". Alodokter. 2017-07-26. Diakses tanggal 2025-05-14.
- ^ "Penyebab Demensia dan Berbagai Faktor yang Meningkatkan Risikonya". Hello Sehat. 2018-04-07. Diakses tanggal 2025-05-14.
- ^ Halodoc, Redaksi. "Idap Gagal Ginjal Kronis, Perlukah Transplantasi Ginjal?". halodoc. Diakses tanggal 2025-05-14.
- ^ "tekanan darah tinggi dan mata: komplikasi yang harus diwaspadai - RS & Klinik Mata KMU" (dalam bahasa American English). 2024-09-21. Diakses tanggal 2025-05-14.
- ^ "Penyakit Arteri Perifer". Alodokter. 2017-02-07. Diakses tanggal 2025-05-14.
- ^ "Resistant Hypertension: Detection, Evaluation, and Management: A Scientific Statement From the American Heart Association". Hypertension (dalam bahasa Inggris). doi:10.1161/hyp.0000000000000084?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc.