More Info
KPOP Image Download
  • Top University
  • Top Anime
  • Home Design
  • Top Legend



  1. ENSIKLOPEDIA
  2. Makan Bergizi Gratis - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Makan Bergizi Gratis - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Makan Bergizi Gratis

Tambah pranala
  • Halaman
  • Pembicaraan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Perkakas
Tindakan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Umum
  • Pranala balik
  • Perubahan terkait
  • Pranala permanen
  • Informasi halaman
  • Kutip halaman ini
  • Lihat URL pendek
  • Unduh kode QR
Cetak/ekspor
  • Buat buku
  • Unduh versi PDF
  • Versi cetak
Dalam proyek lain
  • Butir di Wikidata
Tampilan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Untuk makan siang gratis di luar Indonesia, lihat Makan siang gratis.
Kontributor utama artikel ini tampaknya memiliki hubungan dekat dengan subjek. Artikel ini mungkin perlu dirapikan agar mematuhi kebijakan konten Wikipedia, terutama dalam hal sudut pandang netral.
Silakan dibahas lebih lanjut di halaman pembicaraan artikel ini.
(April 2024) (Pelajari cara dan kapan saatnya untuk menghapus pesan templat ini)

Program Makan Bergizi Gratis (yang dikenal dengan singkatan MBG) merupakan program makan siang gratis Indonesia yang dicetuskan pada masa pemerintahan Prabowo Subianto. Program ini dirancang dengan tujuan untuk membangun sumber daya unggul, menurunkan angka stunting (tengkes), menurunkan angka kemiskinan, dan menggerakkan ekonomi masyarakat.[1]  Program ini juga merupakan rancangan pemerintah Prabowo Subianto dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, yang menargetkan terciptanya generasi emas dari bonus demografi, yang mampu membawa Indonesia menjadi negara maju.[2]

Program ini mulai digulir sejak tanggal 6 Januari 2025 di 26 provinsi Indonesia dengan menargetkan siswa-siswi PAUD hingga SMA serta ibu hamil dan menyusui. Program ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada 82,9 juta penerima.[3]

Sejarah

[sunting | sunting sumber]

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) diluncurkan sebagai bagian dari upaya pemerintah dalam meningkatkan gizi masyarakat serta mengurangi angka kemiskinan. Inisiatif ini juga bertujuan untuk memperkuat ketahanan pangan nasional dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah melalui peningkatan permintaan hasil pertanian dan peternakan dalam negeri. Program Makan Bergizi Gratis (MBG) menargetkan 82,9 juta penerima manfaat dengan alokasi anggaran sebesar Rp171 triliun. Program ini difokuskan pada peningkatan gizi anak-anak dan ibu hamil, sekaligus berkontribusi terhadap pengurangan angka kemiskinan hingga 2,6 persen. MBG ditetapkan sebagai salah satu program prioritas nasional 2025-2029 di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.[4][5]

Pada 12 Maret 2025, Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan bahwa audit harus dilakukan setiap tiga bulan sekali untuk memastikan implementasi yang tepat sasaran. Kesepakatan ini dicapai dalam pertemuan dengan Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy. Per bulan Maret 2025, program MBG telah berjalan di 38 provinsi, menjangkau 2 juta penerima manfaat melalui 722 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Pemerintah menargetkan 32.000 SPPG dapat beroperasi hingga akhir 2025.

Berdasarkan data dari Badan Gizi Nasional (BGN), pada 2025, sebanyak 30.000 SPPG diperlukan untuk menjangkau 82,9 juta penerima manfaat MBG secara merata. Dari jumlah tersebut, 1.542 SPPG akan didanai melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), sedangkan 28.458 lainnya akan dibangun melalui skema kemitraan.[6]

Target

[sunting | sunting sumber]
Contoh bekal MBG di sebuah sekolah

MBG memiliki beberapa target pencapaian yang telah ditetapkan. Pada sektor siswa dan santri, program ini bertujuan untuk menghilangkan kelaparan akut dan kronis serta meningkatkan pertumbuhan berat badan sebesar 0,37 kg per tahun dan tinggi badan 0,54 cm per tahun. Selain itu, terdapat target peningkatan tingkat partisipasi siswa di sekolah hingga 10%, serta penambahan rata-rata kehadiran siswa sebanyak 4 hingga 7 hari per tahun. Upaya ini juga mencakup pengurangan rasio ketimpangan gender dengan meningkatkan tingkat partisipasi siswa perempuan di sekolah.

Bagi ibu hamil dan balita, program ini menargetkan penurunan angka stunting nasional ke level di bawah 10% dalam 3-5 tahun. Selain itu, diharapkan dapat mengurangi tingkat kematian balita yang saat ini mencapai 21 kematian per 1.000 kelahiran.

Dalam target jangka panjang, program ini menetapkan sejumlah pencapaian ambisius bagi Indonesia pada tahun 2045. Diproyeksikan bahwa hanya 0,5% - 0,8% penduduk yang masih berada di bawah garis kemiskinan. Indonesia juga menargetkan status Tanpa Kelaparan dengan nilai Global Hunger Index (GHI) di bawah 10. Selain itu, angka stunting diharapkan menurun hingga di bawah 5%, termasuk balita yang tidak mengalami kekurangan gizi. Untuk sektor pendidikan, targetnya adalah meningkatkan rata-rata lama belajar penduduk Indonesia menjadi 12 tahun pada 2045.

Kontroversi

[sunting | sunting sumber]

Efektivitas program

[sunting | sunting sumber]

Program MBG bertujuan untuk mengatasi masalah stunting dan meningkatkan kualitas gizi anak-anak. Namun, Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) mengkritik bahwa program ini belum tepat sasaran. Salah satu masalah utama adalah distribusi yang tidak merata, karena kasus gizi buruk dan stunting lebih tinggi di beberapa daerah dibanding yang lain. Selain itu, ada kekhawatiran bahwa pemangkasan biaya per porsi makan dari Rp15.000-20.000 menjadi Rp10.000 akan menurunkan kualitas makanan yang diberikan. Hal ini dapat membuat program MBG kurang efektif dalam mengatasi stunting.

Dampak terhadap anggaran negara

[sunting | sunting sumber]

Pemerintah Indonesia mengalokasikan anggaran sebesar Rp71 triliun untuk menjalankan program MBG hingga Juni 2025. Namun, Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, menyatakan bahwa untuk menjalankan program secara penuh sepanjang tahun diperlukan anggaran hingga Rp 420 triliun. Pada Juni 2025, pemerintah berencana mengajukan tambahan anggaran sebesar Rp 140 triliun untuk memastikan kelanjutan program ini. Namun, sejumlah pihak menilai bahwa negara belum memiliki cukup dana untuk membiayai MBG secara menyeluruh.[7]

Dengan anggaran MBG mencapai Rp71 triliun, program ini hampir setara dengan 90% dari total belanja perlindungan sosial Kementerian Sosial pada 2024. Hal ini berpotensi mengorbankan program sosial lainnya, seperti Permakanan untuk lansia dan disabilitas. Selain itu, jika anggaran MBG tidak tercukupi, negara berisiko mengalami defisit lebih besar dari batas maksimal 3% dari PDB, yang dapat mengancam stabilitas ekonomi. Oleh karena itu, CISDI merekomendasikan agar MBG lebih difokuskan pada daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar) serta wilayah dengan angka stunting tertinggi.[7]

Direktur Ekonomi Digital Celios, Nailul Huda, menambahkan bahwa terbatasnya penerimaan negara dan menurunnya rasio pajak membuat pendanaan MBG semakin sulit. Jika program ini dipaksakan, defisit anggaran berpotensi melebihi 3% dari PDB. Huda juga mengkritik penggunaan dana desa untuk membiayai program MBG, karena hal itu dapat mengurangi kemandirian desa. Ia juga menyoroti potensi peningkatan penerimaan negara dari pajak pertambangan yang rendah dan pengemplang pajak yang jumlahnya mencapai lebih dari Rp 300 triliun.[7]

Kasus keracunan

[sunting | sunting sumber]

Artikel Utama : Daftar Kasus Keracunan Massal Program Makan Bergizi Gratis

Sejak Januari 2025, sejumlah kasus keracunan massal dilaporkan terjadi di berbagai daerah di Indonesia, diduga terkait dengan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diluncurkan di sekolah-sekolah.

Pada 16 Januari 2025, sebanyak 40 siswa di SDN Dukuh 03, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, mengalami gejala keracunan setelah menyantap menu MBG.[8] Selanjutnya, pada 18 Februari 2025, delapan siswa sekolah dasar di Kabupaten Empat Lawang, Sumatra Selatan, juga mengalami keracunan usai menyantap makanan dari program serupa.[8] Pada 14 April 2025, sebanyak 60 pelajar di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, dari delapan sekolah jenjang TK hingga SMP melaporkan gejala menyerupai keracunan usai menyantap makanan dari program MBG.[9]

Kasus serupa juga terjadi pada 21 April 2025 di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, ketika 78 siswa dari Madrasah Aliyah Negeri 1 Cianjur dan SMP PGRI 1 Cianjur mengalami gejala muntah, pusing, dan diare setelah mengonsumsi paket MBG. Program MBG di dua sekolah tersebut dihentikan sementara pascakejadian.[10] Dua hari kemudian, pada 23 April 2025, Pemerintah Kabupaten Cianjur menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) setelah tercatat 177 warga mengalami keracunan, termasuk 79 siswa korban keracunan MBG pada 21 April.[11] Pada hari yang sama, 23 April 2025, sebanyak 13 siswa sekolah dasar di Bombana, Sulawesi Tenggara, mengalami gejala keracunan seperti muntah, sakit perut, dan pusing setelah menyantap ayam goreng tepung dari menu MBG yang diduga basi.[8]

Sebanyak 342 siswa di Kota Bandung keracunan seusai mengonsumsi paket makan bergizi gratis pada Selasa, 29 April 2025 sore. Para korban merupakan siswa SMPN 35 Bandung di Dago Pojok, Kecamatan Coblong. Mereka menyantap paket MBG yang sudah berbau tidak enak pada pukul 11.00 WIB. Sore harinya, 324 siswa mengalami diare, mual, hingga muntah. Akibatnya, dapur satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) yang selama ini mendistribusikan paket MBG ke SMP Negeri 35 dan tiga sekolah lain (SDN 24, SDN 189, SMAN 19) dihentikan untuk sementara. Pada hari itu, tidak ditemukan kasus keracunan di tiga sekolah lain, karena siswa di dua SD tersebut mengonsumsi makanannya lebih pagi, sedangkan siswa SMAN 19 yang baru mendapatkan MBG pada pukul 13.30 WIB tidak memakannya karena sudah berbau. [12]

Sebanyak 400 pelajar di Kabupaten Tasikmalaya merasakan mual, pusing, sakit perut, hingga diare pada Kamis, 1 Mei 2025, setelah menyantap menu Makan Bergizi Gratis. Para pelajar tersebut tersebar dari jenjang pendidikan TK, SD, hingga SMP di Kecamatan Rajapolah. Para siswa mengonsumsi paket MBG pada Rabu, 30 April 2025. Selang sehari, para siswa mulai merasakan gejala keracunan. [13]

Sebanyak 223 siswa taman kanak-kanak hingga sekolah menengah atas dari sembilan sekolah di Kota Bogor keracunan usai mengonsumsi paket Makan Bergizi Gratis yang didistribusikan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Yayasan Bosowa Bina Insani pada Selasa, 6 Mei 2025. Menu tersebut terdiri dari nasi, telur mata sapi disiram saus, tahu kuning, jeruk serta tumis taoge dan jagung. Para siswa mengalami sakit perut, pusing, mual, muntah hingga diare. B (13), siswa kelas 6 SDN Kedung Jaya 1 Kota Bogor mengeluhkan sakit perut, pusing, dan mual pada Selasa malam. Ia muntah-muntah saat bersiap ke sekolah pada Rabu, 7 Mei 2025 pagi. "Dibawa ke puskesmas. Dikasih obat, tapi diare. Jadi dibawa ke RS Islam," katanya. Ia harus dirawat inap hampir satu minggu. Teman sekelasnya R (12), mengalami hal serupa. Ia menderita sakit perut dan mual, hingga terus berlanjut dengan muntah-muntah dan diare pada Rabu dini hari. Orangtuanya bergegas membawa R ke RSUD Kota Bogor dan dirawat inap selama dua hari. Dinas Kesehatan Kota Bogor melaporkan sejak 7 hingga 12 Mei, sebanyak 45 murid dirawat inap, 49 dirawat jalan dan 127 lainnya mengalami keluhan ringan. Kasus ini berasal dari sembilan sekolah yang telah melapor. [14]

Sebanyak 186 siswa di SMPN 8 Kota Kupang mengalami keracunan setelah mengonsumsi paket Makan Bergizi Gratis. Pada Senin, 21 Juli 2025, mereka mengonsumsi paket MBG di sekolah yang berisi nasi, sayur, daging sapi, dan buah. Setelah makan, mereka semua mual, nyeri pada perut, dan muntah. Banyak yang buang air besar terus-menerus sehingga lemas. Para korban dirawat di RSU Mamami, RSUD SK Lerik dan RSU Siloam. [15]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]
  • RASKIN
  • Bantuan Langsung Tunai
  • Badan Urusan Logistik
  • Daftar kasus keracunan massal program Makan Bergizi Gratis

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Ambarwati, Sinta (2025-01-06). "Menkop ungkap program MBG miliki tujuan utama untuk Indonesia". Antara News. Diakses tanggal 2025-03-03.
  2. ^ Sugiarto, Eddy Cahyono (18 Desember 2024). "Makan Bergizi Gratis dan SDM Unggul". Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia. Diakses tanggal 14 Maret 2025.
  3. ^ Dewi, Ni Kadek Trisna Cintya (6 Januari 2025 | 14.58 WIB). "Resmi Dimulai Hari Ini, Siapa Saja Penerima Manfaat Makan Bergizi Gratis?". Tempo. Diakses tanggal 2025-03-03.
  4. ^ "Audit Tiap Kuartal, Luhut Pantau Efektivitas MBG". pantau.com. 2025-03-12. Diakses tanggal 2025-03-12.
  5. ^ Media, Kompas Cyber (2025-03-12). "Luhut: Kita Sepakat akan Mengaudit Program MBG Tiap Kuartal". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2025-03-12.
  6. ^ "Bamsoet: Kadin Siap Bangun 1.000 SPPG untuk Dukung Program MBG". pantau.com. 2025-03-15. Diakses tanggal 2025-03-15.
  7. ^ a b c "Polemik di Balik Ambisi Program Makan Bergizi Gratis: Anggaran Jumbo, Tapi Berpotensi Tak Tepat Sasaran". suara.com. Diakses tanggal 2025-03-12.
  8. ^ a b c JAL (25 April 2025) "Siswa SD di Bombana Keracunan Ayam Basi" Kompas. hal 11
  9. ^ Mohamad Final Daeng (19 April 2025) "Menelisik Kasus Keracunan Makanan" Kompas. hal 11
  10. ^ FLO (23 April 2025) "Seusai Mengonsumsi Paket MBG, 78 Siswa di Cianjur Diduga Keracunan" Kompas. hal 11
  11. ^ FLO (24 April 2025) "Ratusan Warga Keracunan, Cianjur Tetapkan KLB" Kompas. hal 15
  12. ^ FLO (2 Mei 2025) "Lagi, Siswa Keracunan Seusai Konsumsi Paket MBG" Kompas. hal 11
  13. ^ FLO (3 Mei 2025) "400 Pelajar Keracunan Seusai Santap Menu MBG" Kompas. hal 11
  14. ^ Fransiskus Wahyu Wardhana Dhany (15 Mei 2025) "Ironi MBG dan Kasus Keracunan" Kompas. hal 12
  15. ^ FRN (24 Juli 2025) "Warga Mendesak Kasus di Kota Kupang Diungkap Kepada Publik" Kompas. hal 11
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Makan_Bergizi_Gratis&oldid=27593140"
Kategori:
  • Artikel yang diduga memuat konflik kepentingan April 2024
  • Makan gratis
  • Kesehatan di Indonesia
  • Program Pangan Dunia
  • Indonesia dan Perserikatan Bangsa-Bangsa
  • Prabowo Subianto
Kategori tersembunyi:
  • Pages using the JsonConfig extension
  • Galat CS1: tanggal
  • Articles with invalid date parameter in template

Best Rank
More Recommended Articles