Anggaraka
Anggaraka | |
---|---|
Anggota Nawagraha | |
Dewanagari | अङ्गारक |
IAST | Aṅgāraka |
Afiliasi | Nawagraha |
Kediaman | Manggalaloka |
Planet | Mars |
Mantra | Om Mangala Devaya Namah |
Hari | Selasa |
Warna | merah |
Wahana | domba |
Informasi pribadi | |
Pasangan | Jwalini[2][3] |
Orang tua |
Anggaraka (Dewanagari: अङ्गारक; IAST: Aṅgāraka ; arti: 'si merah')[4] atau Manggala (Dewanagari: मंगल; IAST: Maṅgala ), disebut pula Boma (Dewanagari: भौम; IAST: Bhauma ; arti: 'putra bumi') adalah nama untuk planet Mars dalam Sanskerta, sebagaimana termaktub dalam pustaka Jyotisha (astronomi Hindu). Dia juga dipersonifikasikan sebagai dewa perang dan membujang selamanya. Menurut mitologi Hindu, dia merupakan putra Pertiwi, dewi bumi. Dia juga menguasai zodiak Aries dan Scorpio, dan ahli ilmu gaib (Ruchaka Mahapurusha Yoga).
Dilukiskan dengan warna merah menyala, berlengan empat, membawa trisula, gada, teratai dan tombak. Wahananya adalah domba jantan. Ia menguasai hari Selasa atau Anggarawara / Manggalawara.[5]
Mitologi
Anggaraka dikisahkan dalam mitologi Hindu dengan narasi yang berbeda, sesuai dengan pandangan dua aliran terkemuka dalam agama Hindu, yaitu Waisnawa (ajaran yang memuliakan Wisnu) dan Saiwa (ajaran yang memuliakan Siwa sebagai dewa utama).
Dalam pandangan Waisnawa, kisah Anggaraka berkaitan dengan Waraha awatara, penjelmaan Wisnu yang berwujud babi hutan. Dikisahkan ketika asura Hiranyaksa menculik Dewi Bumi, Wisnu berubah wujud menjadi Waraha lalu turun ke dunia demi menyelamatkan sang dewi. Waraha mendapati bahwa Hiranyaksa telah menyeret Dewi Bumi ke lautan purba. Waraha pun menyelamatkan sang dewi setelah membunuh sang asura, lalu menempatkannya kembali di posisinya semula. Dalam proses penyelamatan tersebut, Waraha menyadari bahwa sebenarnya Dewi Bumi merupakan salah satu aspek dari Laksmi (sakti Dewa Wisnu).[6] Akhirnya Waraha dan Dewi Bumi kawin, kemudian Anggaraka lahir dari hubungan tersebut.[7]
Menurut cerita versi Saiwa, ketika Dewa Siwa sedang dalam meditasi yang mendalam (Sanskerta: samadhi) di tempat tinggalnya, Gunung Kailasa, tiga tetes keringat dari dahinya dan jatuh ke bumi. Dari tetes keringat tersebut muncullah bayi yang sangat indah, kulitnya kemerahan dan memiliki empat lengan. Anak itu diserahkan kepada dewi bumi, Pertiwi untuk diasuh. Anak itu diberi nama 'Boma' (Bhauma) karena diasuh dan dibesarkan oleh 'Bumi' (Bhumi).[8] Ketika Boma tumbuh dewasa, dia pergi ke Kashi dan melakukan tapa yang luar biasa untuk menyenangkan hati Siwa. Sang dewa memberkatinya dengan memberikannya 'Manggalaloka' (kediaman Manggala), yang lebih unggul daripada 'Sukraloka' (planet Venus atau Sukra).[9]
Referensi
- ^ "Mangala, Maṅgalā, Maṅgala, Mamgala: 45 definitions". 27 September 2008.
- ^ "MATA JWALINI - CONSORT OF LORD MANGALA - ePoojaStore.in".
- ^ https://ombeejmantra.com/mangal-beej-mantra/ [URL kosong]
- ^ Turner, Sir Ralph Lilley (1962). "aṅgāraka 126". A comparative dictionary of the Indo-Aryan languages. London: Oxford University Press. Digital Dictionaries of South Asia, University of Chicago. hlm. 7. Diarsipkan dari asli tanggal 2011-08-22. Diakses tanggal 21 Feb 2010.
aṅgāraka 126 aṅgāraka '(hypothetical) red like embers', masculine 'charcoal'. 2. masculine 'the planet Mars'. [áṅgāra -- ] 1. Pali aṅgāraka -- 'red like charcoal'; Sanskrit aṅārī 2. Pali aṅgāraka -- masculine 'Mars',; Sanskrit aṅāro masculine Tuesday.
; - ^ Mythology of the Hindus, Charles Coleman, p. 132
- ^ Misra, Munindra; मिश्रा, मुनीन्द्र (2015-08-04). Lord Vishnu & Goddess Lakshmi (dalam bahasa Hindi). Osmora Incorporated. hlm. 108. ISBN 978-2-7659-1672-7.
- ^ Arumugam, Nesa (2020-09-27). Myths and Legends of the Navagraha: The Nine Movers of Destiny in Indian Astrology (dalam bahasa Inggris). Partridge Publishing Singapore. hlm. 45. ISBN 978-1-5437-6002-6.
- ^ Banerjee, Sudeshna. "Red Bhooma - What Hindu mythology says about Mars". The Telegraph (dalam bahasa Inggris).
- ^ . Siwapurana, bab 2.71