More Info
KPOP Image Download
  • Top University
  • Top Anime
  • Home Design
  • Top Legend



  1. ENSIKLOPEDIA
  2. Masatia - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Masatia - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Masatia

  • Bahasa Melayu
Sunting pranala
  • Halaman
  • Pembicaraan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Perkakas
Tindakan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Umum
  • Pranala balik
  • Perubahan terkait
  • Pranala permanen
  • Informasi halaman
  • Kutip halaman ini
  • Lihat URL pendek
  • Unduh kode QR
Cetak/ekspor
  • Buat buku
  • Unduh versi PDF
  • Versi cetak
Dalam proyek lain
  • Butir di Wikidata
Tampilan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Ilustrasi praktik masatia di Bali yang dibuat oleh Frederik de Houtman pada tahun 1597 dalam karyanya, Verhael vande Reyse ... Naer Oost Indien.

Masatia atau Masatya (dalam bahasa Bali berarti "setia") adalah praktik pemakaman religius yang pernah dilangsungkan di Pulau Bali dan Jawa ketika wanita dari keluarga kerajaan yang baru saja menjadi janda membakar diri di atas api kremasi suaminya sebagai tanda setia sehidup-semati.[1][2]

Deskripsi pertama praktik religius ini tercatat oleh Ma Huan, anggota ekspedisi Cheng Ho ke Jawa antara 1413 dan 1415 saat Kerajaan Majapahit masih berdiri, saat kematian Raja Jawa Blambangan pada abad ke-18 tercatat lebih dari 200 selir raja melaksanakan ritual ini.[3]

Catatan kesaksian Belanda pertama mengenai ritual mesatya di Bali dicatat oleh Jan Oosterwijck. Oosterwijck adalah saudagar kepala (Opperkoopman) dalam kongsi dagang VOC. Pada Februari 1633, Gubernur Jendral Hendrik Brouwer mengirimnya untuk misi ke Bali untuk menjalin aliansi dengan Kerajaan Gelgel. Misinya bertemu dengan raja gagal karena raja sedang berduka setelah kematian dua anak dan ibunya. Tercatat saat kremasi, 22 selir perempuan melemparkan diri ke kobaran api setelah menikam diri atau mendapat tikaman keris. Sementara dalam prosesi pemakaman dua putra raja, 42 perempuan dan 34 lainnya ditikam dan dibakar, termasuk dua istri utama dari pangeran tersebut.[3]

Praktik ini dilaksanakan oleh keluarga kerajaan di Bali setidaknya hingga tahun 1903. Konon Gubernur Jenderal Hindia Belanda Willem Rooseboom sangat murka karena tidak dapat menghentikan upacara masatia di Tabanan pada tahun tersebut. Pemerintahan Hindia Belanda dengan alasan kemanusiaan dan terdorong oleh tindakan Inggris yang melarang praktik Sati di India, kemudian memaksa para penguasa di Bali untuk melarang masatia. Pada tahun 1905, semua penguasa Bali telah bersedia menghapuskan praktik masatia.[2][3]

Menurut pengamat dari Belanda pada abad ke-17, hanya janda dari keluarga kerajaan yang dapat dibakar hidup-hidup. Jika selir dan orang-orang lain yang dianggap "rendah" darahnya ingin melakukan masatia, mereka harus ditusuk hingga mati terlebih dahulu sebelum dapat dibakar,

Tidak ada catatan mengenai kewajiban istri penguasa untuk melaksanakan ritual ini, beberapa pendapat percaya bahwa praktik ini dilaksanakan secara tulus iklas dari pihak perempuan sebagai wujud setianya kepada Raja yang dianggap sebagai keturunan Dewa, sebagaimana tercatat pada tahun 1809 sepeninggal Raja Klungkung ke-V, Dewa Agung Wirya Putra I, istrinya yang bernama Gusti Ayu Karang memilih untuk tidak melakukan Mesatia.[4]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]
  • Sati, praktik serupa di India

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Wiener, Margaret J. (1995). Visible and Invisible Realms: Power, Magic, and Colonial Conquest in Bali. Chicago: University of Chicago Press. hlm. 267–268. ISBN 978-0226885827.
  2. ^ a b M.C. Ricklefs (2008). A History of Modern Indonesia Since C. 1200. Palgrave Macmillan. hlm. 165–166. ISBN 978-1-137-05201-8.[pranala nonaktif permanen]
  3. ^ a b c "Istri Setia Sampai Sati". Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia. 2017-06-27. Diakses tanggal 2022-11-08.
  4. ^ Creese, Helen (2005). Women of the Kakawin World: Marriage and Sexuality in the Indic Courts of Java and Bali. Armonk, NY: M.E. Sharpe, Inc. hlm. 240–241. ISBN 978-0765601605.
Ikon rintisan

Artikel bertopik budaya ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

  • l
  • b
  • s
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Masatia&oldid=27655982"
Kategori:
  • Artikel dengan pranala luar nonaktif Juni 2023
  • Ritual kematian
  • Sejarah Bali
Kategori tersembunyi:
  • Pages using the JsonConfig extension
  • Artikel dengan pranala luar nonaktif
  • Artikel dengan paramater tanggal tidak valid pada templat
  • Artikel dengan pranala luar nonaktif permanen
  • Semua artikel rintisan
  • Semua artikel rintisan selain dari biografi
  • Rintisan bertopik budaya
  • Semua artikel rintisan Agustus 2025

Best Rank
More Recommended Articles