Nico Afinta

Nico Afinta
Sekretaris Jenderal Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Petahana
Mulai menjabat 24 September 2024
Presiden	Joko Widodo
Pendahulu Andap Budhi Revianto Pengganti Petahana
Ketua STIK Lemdiklat Polri
Masa jabatan 16 April 2023 – 24 September 2024
Pendahulu Yazid Fanani Pengganti Dadang Hartanto
Staf Ahli Sosial Budaya Kapolri
Masa jabatan 10 Oktober 2022 – 16 April 2023
Pendahulu Anang Syarif Hidayat Pengganti Hendro Pandowo
Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur ke-26
Masa jabatan 16 November 2020 – 10 Oktober 2022
Pendahulu Muhammad Fadil Imran Pengganti Teddy Minahasa Putra
Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Selatan
Masa jabatan 1 Mei 2020 – 16 November 2020
Pendahulu Yazid Fanani Pengganti Rikwanto
Staf Ahli Sosial Politik Kapolri
Masa jabatan 8 November 2019 – 1 Mei 2020
Pendahulu Ike Edwin Pengganti Tomsi Tohir
Informasi pribadi
Lahir	30 April 1971 (umur 54) Surabaya, Jawa Timur, Indonesia
Suami/istri	Dr. Juliana Taruli Sitompul, Sp.OG
Anak	3
Almamater	Akademi Kepolisian (1992)
Penghargaan sipil	UNIPTF Bosnia (1998) Law Enforcement Award dalam "AP Visa Risk Security Summit 2018"[1]
Karier militer
Pihak	Indonesia
Dinas/cabang	Kepolisian Negara Republik Indonesia
Masa dinas	1992—sekarang
Pangkat	Komisaris Jenderal Polisi
NRP	71040233
Satuan	Reserse
Sunting kotak info • L • B

Nico Afinta (lahir 30 April 1971^[2]) adalah seorang Perwira Tinggi Polri yang sejak 15 November 2024 menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Kementerian Hukum.

Nico, lulusan Akpol Angkatan 1992^[2]

Nico lahir di Surabaya pada 30 April 1971. Ia menyelesaikan pendidikan sekolah dasarnya pada 1983di Sekolah Dasar Katholik Indriyasana VII. Kemudian, ia melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Surabaya hingga lulus pada 1986 dan menamatkan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 2 Surabaya pada tahun 1989. Setelah lulus SMA, ia melanjutkan pendidikan di Akademi Kepolisian (Akpol) dan lulus pada tahun 1992. ^[3]

Ia melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian dan lulus pada tahun 2001 meraih gelar sarjana hukum. Kemudian dia melanjutkan pendidikan magister hukum di Universitas Padjajaran pada tahun 2010 serta 2016 meraih gelar doktoralnya di universitas yang sama.^[4] Selain pendidikan akademik, dia merupakan lulusan Sekolah Staf dan Pimpinan (Sespim) pada 2006 dan Sekolah Staf dan Pimpinan Polri Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Kepolisian Negara Republik Indonesia pada tahun 2016.^[5]

Kariernya dimulai sebagai perwira samapta Kepolisian Kota Besar (Kapoltabes) Semarang pada tahun 1993 dan dipromosi menjadi kepala unit (Kanit) pada tahun 1994. Setelah dua tahun, ia berpindah posisi menjadi komandan peleton taruna Akpol pada tahun 1996 dan promosi menjadi komandan kompi pada tahun 1997. Selama setahun, dia bergabung dalam Misi Perserikatan Bangsa-Bangsa di Bosnia dan Herzegovina selama setahun dari 1999 hingga 2000. Setelah kembali, ia menjabat sebagai Kepala Kepolisian Sektor Metro Ciputat. Ia menjabat posisi ini selama 3 tahun sebelum kembali ke Jawa Tengah menjabat sebagai Kanit Ekonomi Direktorat Reserse Kriminal (Ditreskrim) Umum Kepolisian Daerah Jawa Tengah pada tahun 2003. Kemudian pada tahun 2004, ia menjabat sebagai Wakil Kesatuan Reskrim Kapoltabes Semarang. Setelah dua tahun menjabat ia kembali pindah kedinasan di menjadi Kanit Sumber Daya Alam dan Lingkungan Ditreskrim khusus Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya pada tahun 2006. Di lokasi ini, di berganti-ganti jabatan dari Kepala Sub Direktorat (Kasubdit) V/Pencurian Kendaraan Bermotor Ditreskrim umum Polda Metro Jaya pada tahun yang sama lalu dimutasi menjadi Kasubdit III/Kejahatan dan Kekerasan pada tahun 2008.^[6]Selama menjabat posisi ini, dia pernah menjadi salah satu penyidik atas kasus Wiliardi Wizar yang merasa ditekan untuk merubah Berita Acara Pemeriksaan terkait Kasus Antasari Azhar.^[7]

Pada tahun 2011, ia pernah menjabat sebagai Wakil Ditreskrim umum ^[8] dan berakhir pada tanggal 10 Juni 2013 sebelum menggantikan Monang Situmorang sebagai Kepala Kepolisian Resor Kota Besar Medan.^[9] Setelah menjabat dua tahun, ia dimutasi menjadi Kepala Bagian Pembinaan dan Pendidikan Sekolah Staf dan Pimpinan Pertama Sespim Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Kepolisian Republik Indonesia digantikan oleh Mardiaz Kusin Dwihananto.^[10] Posisi ini berlangsung selama setahun sebelum pindah menjadi Direktur Narkoba dan kembali ke Polda Metro Jaya menggantikan John Turman Panjaitan.^[11] Setelah setahun, ia kembali mendapatkan promosi menjadi Direktur Ditreskrim Umum pada tahun 2017 menggantikan Rudy Heriyanto Adi Nugroho.^[12] \

Pada tahun 2018, ia mendapatkan mutasi ke Badan Reserse Kriminal Polri menjadi Kepala Biro Operasional menggantikan Toni Harmanto ^[13]Setelah setahun, ia kembali mendapatkan promosi menjadi Direktur Direktorat Pidana Umum menggantikan Herry Rudolf Nahak.^[14] Setelah beberapa bulan menjabat ia kembali dipromosi menjadi Staf Ahli bidang Sosial Politik dengan pangkat digantikan oleh Ferdy Sambo.^[15] Pada tanggal 1 Mei 2020, ia menggantikan Yazid Fanani menjadi Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Selatan.^[16] Setelah 6 bulan, ia kembali dimutasi menjadi Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur menggantikan Muhammad Fadil Imran.^[17]

Setelah dua tahun menjabat, ia dimutasi menjadi staf ahli sosial budaya Polri pada 10 Oktober 2022 digantikan oleh Teddy Minahasa Putra.^[18]Pencopotan ini juga diduga karena hubungannya sebagai penanggung jawab dalam Tragedi Stadion Kanjuruhan 2022.^[19] Lalu, pada 27 Maret 2023, ia dimutasi menjadi Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian. ^[20] Saat ini, ia menjabat sebagai Sekretaris Jendral Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia atau menggantikan Andap Budhi Revianto.^[21] Karena Kemenkumham dipecah, maka saat ini ia menjabat sebagai Sekjen Kementerian Hukum.^[22]

Artikel bertopik Kepolisian Negara Republik Indonesia ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

• l
• b
• s