Pamongan, Guntur, Demak
Pamongan | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | ![]() | ||||
Provinsi | Jawa Tengah | ||||
Kabupaten | Demak | ||||
Kecamatan | Guntur | ||||
Kode pos | 59565 | ||||
Kode Kemendagri | 33.21.03.2005 ![]() | ||||
Luas | - | ||||
Jumlah penduduk | 3.882 Jiwa | ||||
Kepadatan | - | ||||
|
Pamongan merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Guntur, Kabupaten Demak, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia.
Pamongan (Kode Pos 59565) adalah sebuah desa yang memiliki kisah unik, baik dari sisi sejarah maupun kehidupan sosial masyarakatnya. Secara etimologis, nama "Pamongan" berasal dari kata "pamong" yang berarti tukang atau orang yang ahli, serta akhiran "-an" yang menunjukkan aktivitas berbicara "omongan". Jika digabungkan, istilah ini dapat diartikan sebagai orang yang pandai berbicara. Nama ini mencerminkan karakter masyarakat setempat yang dikenal mahir berdiplomasi, pandai dalam bernegosiasi, dan memiliki kemampuan komunikasi yang baik, terutama dalam aktivitas perdagangan. Hal ini terlihat dari keberadaan pasar tradisional di desa tersebut, yang berperan penting sebagai pusat ekonomi sekaligus tempat interaksi sosial antarwarga.
Secara administratif, Desa Pamongan terdiri atas dua dukuh, yaitu Dukuh Surodadi dan Dukuh Bomo. Di Dukuh Bomo, mayoritas penduduk menganut agama Kristen Protestan, sementara di dukuh lainnya terdapat keberagaman latar belakang agama. Meskipun berbeda keyakinan, masyarakat Desa Pamongan hidup berdampingan dengan harmonis. Toleransi antarwarga sangat tinggi, yang tercermin dalam berbagai kegiatan sosial dan budaya yang melibatkan seluruh elemen masyarakat, tanpa memandang agama atau suku. Tradisi gotong royong, saling menghormati, dan kerjasama antarwarga terus dipelihara hingga saat ini.
Secara geografis, Desa Pamongan berbatasan dengan Desa Sukorejo di sebelah barat, Desa Tlogoweru di sebelah timur, Desa Pundenarum di sebelah selatan, dan Desa Bogosari di sebelah utara. Mata pencaharian utama penduduknya adalah petani, buruh bangunan, dan pedagang. Sebagian kecil lainnya bekerja sebagai anggota TNI/POLRI maupun sebagai pegawai negeri sipil. Pasar desa memiliki fungsi vital dalam menopang kehidupan ekonomi masyarakat, tidak hanya sebagai tempat jual beli, tetapi juga sebagai ruang publik tempat masyarakat bersosialisasi dan berbagi informasi.
Menurut penuturan para sesepuh desa, sebelum menjadi kawasan pemukiman, wilayah Pamongan merupakan hutan belantara. Seiring runtuhnya Kerajaan Majapahit dan berdirinya Kerajaan Demak, sekelompok orang yang diyakini sebagai pelarian dari Majapahit membuka lahan atau melakukan babat alas di wilayah ini untuk dijadikan tempat tinggal. Sejak saat itu, wilayah ini berkembang menjadi permukiman yang kemudian dikenal sebagai Desa Pamongan. Jejak sejarah tersebut masih menjadi bagian penting dalam narasi budaya dan identitas masyarakat setempat.