Penaklukan Hulwan
Pertempuran Hulwan merupakan pertempuran antara pasukan muslimin Khalifah Rasyidin di masa Umar bin Khathab melawan pasukan Persia Sasania di tahun 16 H atau 637 M di timur laut dari wilayah Kufah setelah Pertempuran Qadisiyah dan Pengepungan Madain. Daerah Hulwan di dekat Pegunungan Zagros di sebelah barat Iran. Pemimpin pasukan muslimin tertinggi Sa'ad bin Abi Waqqash, mengutus komandannya Qa'qa mengejar arah pelarian Kaisar Persia, Yazdeger yang melarikan ke arah Khurasan (Iran) bagian timur setelah Pertempuran Jalula.
Pertempuran
Ketika pertempuran Jalula selesai, Hasyim bin 'Utbah berdiam di Jalula sesuai instruksi Umar bin al-Khaththab -dalam suratnya yang ditujukan kepada Sa'ad. Setelah itu al-Qa'qa bin Amr terus menuju Hulwan sesuai dengan instruksi Umar pula, sebagai bantuan terhadap kaum muslimin yang berada di sana dan untuk menghalangi Kisra agar tidak dapat melarikan diri. Al-Qa'qa' terus bergerak hingga bertemu dengan pemimpin pasukan musuh Kihran Ar-Razi yang langsung dibunuh oleh al-Qa'qa.[1]
Sementara itu al-Fairuzan berhasil melarikan diri. Dan sesampainya di tempat Kisra dia segera memberitahukan Kisra mengenai peristiwa Jalula dan bagaimana hancurnya tentara Persia setelah itu dan sebanyak 100.000 pasukannya telah tewas terbunuh serta peristiwa terbunuhnya Mihran. Mendengar berita buruk ini segera Kisra melarikan diri dari Hulwan menuju Rai dan dia menunjuk seorang amir yang bernama Khasrusynum untuk bertahan di Hulwan[2]. Al-Qa'qa' segera maju menyerbu mereka, waktu itu Khasrusynum menantang al-Qa'qa' untuk perang di suatu tempat yang berada di luar Halwan. Al-Qa'qa' tetap melayaninya dan pecahlah pertempuran yang cukup sengit dan berakhir dengan kemenangan kaum muslimin dan Khasrusynum kalah telak.
Kemudian al-Qa'qa' terus menuju Hulwan dan berhasil merebutnya. Di dalam benteng mereka berhasil mendapatkan harta rampasan perang dan para tawanan. Selanjutnya mereka menduduki tempat itu sambil memungut jizyah dari penduduk yang tinggal di sekitarnya setelah diseru untuk masuk Islam. Namun mereka tetap enggan dan memilih membayar jizyah. Al-Qa'qa' masih berdiam di sana hingga Sa'ad pindah dari Madain ke Kufah.[3] Selanjutnya pasukan muslimin menuju Pertempuran Tikrit.
Referensi
- ^ Murrad, Mustafa (2009-05-01). Kisah Hidup Umar ibn Khattab. Serambi Ilmu Semesta. hlm. 116. ISBN 978-979-024-065-0. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
- ^ al-Azizi, Abdul Syukur (2021-03-09). Umar bin Khattab Ra. DIVA PRESS. hlm. 182. ISBN 978-602-391-952-9. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
- ^ Katsir, Ibnu (2022-11). Kitab Sejarah Lengkap Khulafaur Rasyidin: Kitab Rujukan Paling Terkenal dan Fenomenal Sepanjang Masa. DIVA PRESS. hlm. 261. ISBN 978-623-293-718-5. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)