Peristiwa Siantar Hotel Berdarah

Peristiwa Berdarah Siantar Hotel adalah sebuah bentrokan bersenjata yang terjadi pada 15 Oktober 1945 di depan Hotel Siantar, Kota Pematang Siantar, Sumatera Utara.[1] Peristiwa ini melibatkan pemuda-pemuda Indonesia yang tergabung dalam Barisan Pemuda Indonesia (BPI) melawan pasukan Belanda dan Koninklijk Nederlands-Indisch Leger (KNIL) yang berusaha menguasai kembali wilayah tersebut setelah kemerdekaan Republik Indonesia diproklamasikan pada 17 Agustus 1945.[2]
Bentrokan ini merupakan salah satu bentuk perlawanan rakyat lokal terhadap upaya kembalinya kekuasaan kolonial Belanda di wilayah Sumatra Timur melalui struktur pemerintahan sipil sementara yang dikenal sebagai NICA (Netherlands Indies Civil Administration).[1] Peristiwa ini dikenang sebagai simbol keberanian pemuda dalam mempertahankan kemerdekaan di daerah Pematang Siantar dan sekitarnya.[3]
Latar Belakang
Setelah kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II dan proklamasi kemerdekaan Indonesia, kekuasaan di berbagai daerah menjadi tidak menentu. Di Sumatera, termasuk Pematang Siantar, kekosongan kekuasaan dimanfaatkan oleh Belanda melalui NICA dan tentara KNIL untuk kembali menguasai wilayah bekas Hindia Belanda.[1]
Di Kota Pematang Siantar, Hotel Siantar yang sebelumnya digunakan oleh tentara Jepang sebagai markas militer dan kemudian diduduki oleh pasukan NICA dan KNIL. Hal ini menimbulkan ketegangan dengan masyarakat setempat yang telah mengibarkan bendera Merah Putih di berbagai tempat sebagai tanda dukungan terhadap kemerdekaan Republik Indonesia.[1]
Jalannya Peristiwa
Pada pagi hari tanggal 15 Oktober 1945, situasi di sekitar Hotel Siantar memanas setelah pasukan KNIL melepaskan tembakan ke arah massa pemuda yang tengah berkumpul. Tembakan dilepaskan dari pos penjagaan di dekat hotel yang dikenal dengan sebutan “Pagoda.”[3] Insiden ini memicu perlawanan dari pemuda-pemuda yang tergabung dalam Barisan Pemuda Indonesia, yang kemudian melakukan penyerbuan ke arah hotel dengan senjata seadanya seperti bambu runcing, golok, tombak, dan senjata api hasil rampasan dari tentara Jepang.
Pertempuran berlangsung sengit. Pasukan pemuda menyerbu dari berbagai arah, sementara tentara Belanda dan KNIL bertahan di dalam bangunan hotel. Meskipun persenjataan pemuda sangat terbatas, semangat juang mereka tinggi dan dukungan dari masyarakat sekitar turut memperkuat tekanan terhadap pasukan penjajah.
Korban
Dalam bentrokan tersebut, tercatat sejumlah korban jiwa di kedua belah pihak:
- Tentara Belanda: 5 orang tewas.[3]
- Tentara KNIL: 12 orang tewas.[3]
- Pasukan Belanda dan KNIL: 17 orang ditawan dan 10 lainnya luka-luka.[3]
- Barisan Pemuda Indonesia: 2 orang gugur dan puluhan lainnya luka-luka.[3]
Dua tokoh pemuda yang gugur dalam peristiwa ini dikenang secara khusus karena peran dan keberanian mereka dalam perlawanan tersebut.[3]
Muda Rajagukguk
Muda Rajagukguk merupakan anggota Barisan Pemuda Indonesia yang berada di garis depan saat penyerangan. Ia gugur terkena tembakan saat memimpin serangan ke arah Hotel Siantar. Namanya kemudian diabadikan sebagai simbol semangat juang pemuda Kota Pematang Siantar.[1]
Ismail Situmorang
Ismail Situmorang turut serta dalam barisan penyerang dan mengalami luka tembak yang menyebabkan ia gugur di medan pertempuran. Bersama Muda Rajagukguk, ia dikenang sebagai pahlawan lokal dalam perlawanan mempertahankan kemerdekaan Indonesia di Sumatera Timur.[1]
Dampak dan Akhir Peristiwa
Setelah pertempuran berakhir, pasukan Belanda dan KNIL yang selamat mundur dari Kota Pematang Siantar dan kembali ke Medan. Keberhasilan pemuda dalam mengusir pasukan penjajah dari kota tersebut menjadi inspirasi bagi gerakan pemuda di daerah lain untuk melakukan perlawanan serupa.[2]
Peristiwa ini menandai pentingnya peran generasi muda dalam mempertahankan kemerdekaan di daerah-daerah yang jauh dari pusat pemerintahan nasional di Jakarta dan Yogyakarta.
Peringatan dan Warisan Sejarah
Untuk mengenang peristiwa tersebut, sebuah tugu peringatan dibangun di depan Hotel Siantar, tepat di lokasi terjadinya pertempuran.[4] Tugu ini mencantumkan nama Muda Rajagukguk dan Ismail Situmorang, serta menjadi lokasi ziarah dan upacara peringatan setiap tahun.[5]
Selain itu, beredar cerita lisan mengenai keberadaan terowongan bawah tanah dan bunker peninggalan masa Jepang yang diduga digunakan kembali selama bentrokan berlangsung.[6] Meskipun keberadaannya belum dikaji secara arkeologis, kisah ini menjadi bagian dari memori kolektif masyarakat Kota Pematang Siantar.[7]
Dalam Budaya Populer
Peristiwa Berdarah Siantar Hotel diangkat ke dalam film dokumenter semi-drama berjudul Siantar Hotel Berdarah, yang dirilis pada Februari 2025.[8] Film ini disutradarai oleh tim produksi RKI Docs dan didasarkan pada buku karya H. Kusma Erizal Ginting yang terbit pada 1992.[9] Film ini menampilkan wawancara, dramatisasi, serta penggambaran ulang peristiwa berdasarkan narasi sejarah dan kesaksian warga setempat.[10]
Lihat pula
- Pertempuran Medan Area
- Pertempuran Surabaya
- Koninklijk Nederlands-Indisch Leger (KNIL)
- Barisan Pemuda Indonesia
- Sejarah Kota Pematangsiantar
Referensi
- ^ a b c d e f Mukti Lubis, Abdul; Manurung, Daud; Hadi Lubis, Abdul; Machmud, Anas; Siahaan, E. K.; Betty, Yusnaini (1984). Sejarah revolusi kemerdekaan (1945-1949) daerah Sumatera Utara (PDF). Medan: Direktorat Jenderal Kebudayaan. hlm. 48–49. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
- ^ a b Sinurat, Roulina Anasthasya; Seprina, Reka (2023). "KOTA PEMATANGSIANTAR MASA REFORMASI: STUDY KASUS HOTEL BERDARAH (OKTOBER 1945) SEBAGAI BAHAN AJAR SEJARAH DI SMA NEGERI 5 KOTA JAMBI". Cendikia: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran. 1 (1): 187–191.
- ^ a b c d e f g Arianta Purba, Monica Sondang (2022). "Peranan Pemuda Simalungun Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia 1045-1946". Jurnal Ilmu - Ilmu Sejarah, Sosia l, Budaya dan Kependidikan,. 9 (2): 171. Pemeliharaan CS1: Tanda baca tambahan (link)
- ^ "Wisata Edukasi di Siantar, Cocok untuk Menikmati Liburan Sekolah". mistar.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2025-06-17.
- ^ "Siantar Hotel, Bangunan Sejarah dan Miliki Cerita Misteri Terowongan yang Belum Terungkap". TribunMedan Wiki. Diakses tanggal 2025-06-17.
- ^ "Audiensi dengan Herlina: DHC BPK 45 Sampaikan Ada Terowongan di Siantar Hotel-Balai Kota ". pematangsiantar.go.id. Diakses tanggal 2025-06-17.
- ^ Damanik, Erond L.; Simanjuntak, Daniel H.P. (2020). Potret Siantar Tempo Dulu: Pemanfaatan Bangunan Pusaka Budaya sebagai Destinasi Wisata Budaya di Sumatera Utara (PDF). Medan: Simetri Institute. hlm. 20. ISBN 9786237300069. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
- ^ ""Peristiwa Bersejarah di Siantar Hotel" karya Erizal Ginting akan diadaptasi menjadi film - Segaris.co". 2023-10-13. Diakses tanggal 2025-06-17.
- ^ "RKI Docs akan Angkat Film Semi Dokumenter Kisah Pertumpahan Darah di Siantar Hotel". Tribun-medan.com. Diakses tanggal 2025-06-17.
- ^ "Syuting Film Semi Dokumenter .Siantar Hotel Berdarah. Dimulai. dr Susanti Beri Dayok Nabinatur ke Tim". pematangsiantar.go.id. Diakses tanggal 2025-06-17.