More Info
KPOP Image Download
  • Top University
  • Top Anime
  • Home Design
  • Top Legend



  1. ENSIKLOPEDIA
  2. Singa batu - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Singa batu - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Singa batu

  • العربية
  • Български
  • Català
  • Čeština
  • Deutsch
  • English
  • Español
  • فارسی
  • Suomi
  • Français
  • Galego
  • Italiano
  • 日本語
  • ქართული
  • Bahasa Melayu
  • Nederlands
  • Norsk bokmål
  • Polski
  • Русский
  • Svenska
  • Українська
  • Tiếng Việt
  • 中文
Sunting pranala
  • Halaman
  • Pembicaraan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Perkakas
Tindakan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Umum
  • Pranala balik
  • Perubahan terkait
  • Pranala permanen
  • Informasi halaman
  • Kutip halaman ini
  • Lihat URL pendek
  • Unduh kode QR
Cetak/ekspor
  • Buat buku
  • Unduh versi PDF
  • Versi cetak
Dalam proyek lain
  • Wikimedia Commons
  • Butir di Wikidata
Tampilan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Sepasang singa batu di Kota Terlarang

Singa batu (hanzi: 石狮子; pinyin: shíshīzi) adalah patung batu berbentuk mirip singa yang merupakan hiasan bagi bangunan dengan arsitektur tradisional Cina. Sepasang singa batu biasanya diletakkan di depan pintu gerbang istana kaisar, kuil Buddha, vihara, pagoda, makam kaisar, kantor dan kediaman pejabat tinggi, hingga sebagai penghias jembatan, taman, hotel, dan rumah makan.

Patung singa batu dibuat dalam berbagai ukuran, bisa dipahat dari marmer atau granit, dibuat dari keramik, atau teknik cor menggunakan besi atau perunggu. Singa batu jantan diletakkan di sebelah kiri, sedangkan singa batu betina diletakkan di sebelah kanan. Bentuknya sering tidak mirip dengan singa, melainkan lebih menyerupai hewan legenda Cina.

Singa batu jantan digambarkan membawa sebuah bola dengan kaki depan sebelah kanan. Sementara itu, singa batu betina digambarkan sedang mengasuh anaknya di kaki depan sebelah kiri. Kadang-kadang, singa batu betina digambarkan dengan mulut tertutup. Sebaliknya, mulut singa jantan digambarkan terbuka seperti sedang mengucapkan aksara "Aum" yang melambangkan konsep suci agama Hindu.

Di Tibet, singa batu disebut Gangs Senge (singa salju) yang melambangkan binatang imajiner dari langit. Di Okinawa, patung serupa disebut Shisa. Di Myanmar, singa batu disebut Chinthe dan dipercaya sebagai pelindung kuil dan pagoda.

Sejarah

[sunting | sunting sumber]
Singa batu sebelah kanan melambangkan kekuatan Yin, wanita (betina), negatif, menerima, membawa seekor anak singa. Sanggar Agung Surabaya, Indonesia.
Singa batu sebelah kiri melambangkan kekuatan Yang, pria (jantan), positif, memberi, membawa sebuah bola. Sanggar Agung Surabaya, Indonesia.

Dalam kebudayaan kuno seperti di Romawi, Yunani, Assyria, dan Mesopotamia, raja dan kalangan bangsawan berburu singa untuk menunjukkan bahwa dirinya lebih hebat dari singa. Kedudukannya sebagai "raja hutan" dan "raja margasatwa" menjadikan singa dipakai sebagai lambang negeri, simbol keberanian, kekuasaan, dan kebangsawanan. Singa populer sebagai motif hiasan kursi raja untuk memberi kesan raja yang duduk di atasnya lebih kuat dari seekor singa.

Dalam kebudayaan di anak benua India, singa juga merupakan hewan yang dihormati. Patung Manjusri digambarkan sedang menunggang seekor Singa Asia. Selanjutnya singa dipakai sebagai motif hiasan pada tempat duduk Bodhisattva. Sepasang patung singa juga mulai diletakkan sebagai pelindung Bodhisattva.

Di Cina, patung singa mulai dikenal sejalan dengan masuknya agama Buddha melalui Jalur Sutra. Singa dan hewan langka lainnya mulai didatangkan sebagai hewan peliharaan istana pada masa pemerintahan Kaisar Wu dari Han.[1] Di istana kaisar, patung singa diletakkan di depan bangunan istana dan makam sebagai dewa pelindung. Walaupun orang Cina sudah mengetahui bentuk fisik singa yang sebenarnya, pembuat singa batu mencampur desain singa batu dengan desain Qilin atau hewan-hewan lain dalam legenda Cina hingga menjadi model singa batu seperti sekarang.[1]

Singa batu Jepang

[sunting | sunting sumber]
Koma-inu di Kuil Itsukushima

Di Jepang, singa batu disebut koma-inu (狛犬code: ja is deprecated , anjing dari Koma) karena diperkirakan dibawa masuk ke Jepang lewat Jalan Sutra melalui Koma (Koryo). Walaupun demikian, kebudayaan Korea tidak mengenal patung yang mirip singa batu di Cina atau Jepang, dan "koma" juga berarti "negeri asing".

Berbeda dengan singa batu Cina, koma-inu jantan mulutnya hampir selalu digambarkan terbuka, sedangkan mulut betina selalu digambarkan tertutup. Keduanya juga hampir tidak pernah membawa bola atau mengasuh anak.

Sejarah

[sunting | sunting sumber]

Di Jepang, singa batu awalnya diletakkan di istana kaisar. Literatur tertua yang menyebut tentang hiasan singa batu di istana adalah Ruijūzōyōshō (protokol istana dan keluarga sesshō dan kampaku) dari sekitar tahun 1126-1130 (zaman Heian). Sewaktu baru dikenal di Jepang, singa batu disebut shishi koma-inu (獅子・狛犬code: ja is deprecated ). Shishi yang mulutnya terbuka diletakkan di sebelah kiri, sedangkan koma-inu yang mulutnya tertutup diletakkan di sebelah kanan. Kedua singa batu ini akhirnya hanya disebut koma-inu. Hingga singa hidup dibawa masuk ke Jepang pada tahun 1266, orang Jepang hanya mengenal bentuk fisik singa dari patung dan lukisan singa.[1]

Sejak zaman Kamakura, orang mulai meletakkan koma-inu di belakang Nio dengan maksud sebagai penjaga gerbang kuil Buddha. Koma-inu di Tōdai-ji, Nara adalah singa batu yang tertua di Jepang. Batunya dibawa dari Dinasti Song.[1] Setelah pemisahan agama Buddha dan Shinto pada zaman Meiji, koma-inu tidak lagi diletakkan di kuil Buddha, dan hanya bisa dijumpai di kuil Shinto. Sebaliknya, Nio hanya bisa dijumpai di kuil Buddha.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c d Uesugi, Chisato (2001). Komainu jiten, Komainu Encyclopedia (狛犬事典). Ebisukosyo. ISBN 4-9009-0120-2.

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]
Wikimedia Commons memiliki media mengenai Chinese lions.
  • (Inggris) Singa batu
  • (Inggris) Komainu
  • l
  • b
  • s
Mitologi Tiongkok
Ikhtisar topik
  • Mitos penciptaan
  • Konsep dunia spiritual
  • Astrologi
  • Naga
  • Fiksi shenmo
  • Dewa dan keabadian
  • Tian
  • Pangu
  • Hantu
Tokoh utama
  • Dewa-Dewi
  • Tiga Maharaja dan Lima Kaisar
  • Delapan Dewa
  • Shennong
  • Kaisar Kuning
Makhluk
  • Kura-kura Hitam
  • Naga Nilakandi
  • Macan Putih
  • Burung Merah
  • Qilin
  • Fenghuang
  • Huli jing
  • Singa batu
  • Pixiu (Bixie)
  • Nian
Tempat
  • Fusang
  • Penglai
  • Diyu
  • Gunung Kunlun
  • Youdu
Karya sastra populer
  • Shan Hai Jing
  • Shi Yi Ji
  • Taohuayuan Ji
  • Empat Perjalanan
  • Fengshen Yanyi
  • Legenda Siluman Ular Putih
  • Pemberontakan Penyihir
  • Kisah Aneh Liaozhai
  • Perjalanan ke Barat
  • Soushen Ji
  • Tian Xian Pei
  • Zibuyu
  • Tianwen (Chu Ci)
  • l
  • b
  • s
Elemen-elemen arsitektural Jepang
Gaya
Sekuler
  • Azekura
  • Buke
  • Gassho
  • Giyōfū
  • Hirairi
  • Gaya Mahkota Kekaisaran
  • Jutaku
  • Omoya
  • Shinden
  • Shoin
  • Sukiya
Agamis
Shinto
  • Azekura
  • Hachiman
  • Hiyoshi (Hie)
  • Irimoya
  • Ishi-no-ma
  • Kasuga
  • Kibitsu
  • Nagare
  • Shinmei
  • Sumiyoshi
  • Taisha
Buddha
  • Daibutsuyō
  • Ōbaku Zen
  • Setchūyō
  • Wayō
  • Zenshūyō
model gerbang khas tradisional Jepang
Torii, model gerbang khas tradisional Jepang.
Jenis bangunan
Sekuler
  • Rumah di Jepang
  • Kastil
  • Chashitsu
  • Kura
  • Machiya
  • Minka
  • Yagura
Agamis
Shinto
  • Haiden
  • Heiden
  • Hokora
  • Honden
  • Kofun
  • Setsumatsusha
  • Kuil Shinto
  • Torii
Buddha
  • Butsuden
  • Dō
  • Hōkyōintō
  • Kyōzō
  • Kuil Buddhis
  • Balairung
  • Pagoda
  • Shichidō garan
  • Shōrō
  • Tahōtō
Gaya atap
  • terpendam
  • Irimoya
  • Karahafu
  • Mokoshi
Struktural dan spasial
  • Gobouzumi
  • Chigi
  • Ransekizumi
  • Engawa
  • Hisashi
  • Irimoya-zukuri
  • Irori
  • Katōmado
  • Katsuogi
  • Kuruwa
  • Moya
  • Nakazonae
  • Tembok Namako
  • Uguisubari
  • Onigawara
  • Ranma
  • Sōrin
  • Tamagaki
  • Tatami
  • Tenshu
  • Tokonoma
  • Tokyō
  • Tsumairi
  • Shibi
  • Gerbang
  • Pintu
  • Genkan
  • Kairō
  • Karamon
  • Mon
  • Nijūmon
  • Niōmon
  • Rōmon
  • Sandō
  • Sanmon
  • Sōmon
  • Torii (Mihashira)
Ruang
  • Chashitsu
  • Daidokoro
  • Mizuya
  • Shoin
  • Toilet
  • Washitsu
Perabotan
  • Butsudan
  • Chabudai
  • Emakimono
  • Furo
  • Futon
  • Getabako
  • Kamado
  • Kamidana
  • Kotatsu
  • Tamaya
  • Tansu
  • Zabuton
  • Zafu
Sekat
  • Byōbu
  • Fusuma
  • Jinmaku
  • Kichō
  • Sudare
  • Noren
  • Shitomi
  • Shōji (washi)
  • Sudare
  • Tsuitate
Benda tempat terbuka
  • Chōzuya (Temizuya)
  • Giboshi
  • Ishigantō
  • Komainu
  • Tōrō
Satuan pengukuran
  • Ken
  • Koku
  • Ri
  • Shaku
  • Sun
Organisasi
  • Institut Arsitektural Jepang
  • Institut Arsitek Jepang
  • Gerakan Metabolisme
Topik terkait
  • Kelompok Bangunan Tradisional
  • Iki
  • Taman Jepang (batu(Zen))
  • Ryokan
  • Sentō
  • Wabi-sabi
  • Yabo
Pusaka Nasional
  • Puri
  • Tempat tinggal
  • Kuil Shinto
  • kuil
  • Struktur lain-lain
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Singa_batu&oldid=18177308"
Kategori:
  • Budaya Tionghoa
  • Shinto
  • Makhluk dalam mitologi Tiongkok
Kategori tersembunyi:
  • Galat CS1: parameter tidak didukung
  • Artikel mengandung aksara Tionghoa
  • Articles containing Jepang-language text
  • Lang and lang-xx using deprecated ISO 639 codes
  • Pranala kategori Commons ada di Wikidata
  • Artikel mengandung aksara Jepang
  • Artikel mengandung aksara Han

Best Rank
More Recommended Articles