More Info
KPOP Image Download
  • Top University
  • Top Anime
  • Home Design
  • Top Legend



  1. ENSIKLOPEDIA
  2. Muhammad Daud Syah dari Aceh - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Muhammad Daud Syah dari Aceh - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Muhammad Daud Syah dari Aceh

  • English
  • Français
  • 日本語
  • Bahasa Melayu
  • Українська
  • 閩南語 / Bân-lâm-gú
Sunting pranala
  • Halaman
  • Pembicaraan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Perkakas
Tindakan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Umum
  • Pranala balik
  • Perubahan terkait
  • Pranala permanen
  • Informasi halaman
  • Kutip halaman ini
  • Lihat URL pendek
  • Unduh kode QR
Cetak/ekspor
  • Buat buku
  • Unduh versi PDF
  • Versi cetak
Dalam proyek lain
  • Wikimedia Commons
  • Butir di Wikidata
Tampilan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Sultan Muhammad Daud Syah)
Alauddin Muhammad Daud Syah II
علاء الدين محمد داود شاه الثاني
Sultan
Sultan Aceh terakhir, Alauddin Muhammad Daud Syah II
Sultan Aceh
Berkuasa1874 – 10 Januari 1903
PendahuluAlauddin Mahmud Syah II
PenerusPutra mahkota Tuanku Raja Ibrahim (tidak diakui), jabatan dihapuskan
Kelahiran1864
Bandar Aceh Darussalam, Kesultanan Aceh
Kematian6 Februari 1939
Meester Cornelis, Batavia, Hindia Belanda
WangsaAceh-Wajoq
AyahTuanku Zainal Abidin
AgamaIslam Sunni

Sultan Alauddin Muhammad Daud Syah II merupakan Sultan Aceh terakhir atau Sultan ke-35.

Sultan Daud dinobatkan menjadi sultan di Masjid Tua Indrapuri pada tahun 1874[1] sampai menyerah kepada Belanda pada tanggal 10 Januari 1903.

Ia kemudian diasingkan oleh Hindia Belanda ke Ambon dan terakhir dipindah ke Batavia sampai wafatnya pada tanggal 6 Februari 1939.[2] Sultan Daud merupakan cucu dari Sultan Mansur Syah, yang sampai tahun 1884 merupakan Wali dari Tuanku Hasyim, anak dari Sultan sebelumnya yang juga merupakan pamannya yaitu Sultan Mahmud Syah.[3][4]

Istri dan Keturunan

[sunting | sunting sumber]

Adapun istri dan keturunan dari Sultan adalah:[5]

  1. Permaisuri Teungku Putroe Gambar Gading (dimakamkan di TPU Kemiri Utan Kayu, Rawamangun, Jakarta Timur) memiliki anak kembar:
    • Tuanku Raja Cut Rayeuk (mangkat ketika masih bayi)
    • Tuanku Raja Ibrahim yang disebut juga Tuanku Raja Manyak.
  2. Pocut Manyak Cot Murong (tidak memiliki keturunan. Ia memelihara Tuanku Raja Ibrahim).
  3. Teungku Jam Manikam binti Tuwanku Mahmud (dimakamkan di Keudah, tidak mempunyai keturunan).
  4. Hajjah Neng Effi (berasal dari Banten dimakamkan di Pekuburan Raja-raja Komplek Baperis, Banda Aceh). Memiliki lima anak:
    • Tengku Poetro Laila Kusuma, yang kemudian memiliki anak: Cut Nazaria (tinggal di Banda Aceh), Teuku Nazarudin (tinggal di Jakarta), Cut Kasmawati (tinggal di Banda Lombok), Cut Mutia (tinggal di Banda Aceh), dan Fauziah (tinggal di Banda Aceh).
    • Tuwanku Muhammad, memiliki keturunan yaitu Tuwanku Muhammad Daud di Jakarta (almarhum), dan Tuwanku Yusuf di Jakarta (almarhum).
    • Tuwanku Aziz, memiliki keturunan Tengku Farida (tinggal di Jakarta), Tuwanku Saiful Anhar (tinggal di Jakarta), Tengku Azizah (tinggal di Banda Aceh), Tengku Sila (tinggal di Jakarta), Tengku Inal (tinggal di Jambi), Tengku Inong (tinggal di Karawang), Tuwanku Maulana (tinggal di Jakarta), Tuwanku Iskandar (tinggal di Jakarta), Tuwanku Hikmah (tinggal di Jakarta).
    • Tuwanku Hasyim
    • Tuwanku Ali Zulkarnaen Samsul Bahar. Memiliki tujuh anak, yaitu: Tuwanku Boy Rizal Agustiaz (tinggal di Jakarta), Tuwanku Piaramon Julizar (tinggal di Jakarta), Tengku Dian Anggraeni (tinggal di Jakarta), Tengku Devi Aditia Fenica (tinggal di Jakarta), Tengku Poppyca Mardiana (tinggal di Jakarta), Tengku Mutia Depril Kartin (tinggal di Jakarta),  Tengku Sendy Marliza (tinggal di Jakarta).

Sumber

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Uli Roslaini. Revitalisasi Bangunan Bersejarah di Banda Aceh". Diarsipkan dari asli tanggal 2005-01-23. Diakses tanggal 2005-01-23.
  2. ^ "Panglima Polem di situs NAD". Diarsipkan dari asli tanggal 2007-09-28. Diakses tanggal 2007-06-14.
  3. ^ REID, Anthony. Asal Usul Konflik Aceh: Dari Perebutan Pantai Timur Sumatra hingga Akhir Kerajaan Aceh Abad ke-19. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005. Halaman 335. ISBN 979-461-534-X
  4. ^ "Belanda Merusak Batu Nisan Aceh, Sultan Muhammad Daud Syah Lapor Khalifah Turki - PORTALSATU.com". portalsatu.com. Diarsipkan dari asli tanggal 2020-02-07. Diakses tanggal 2020-02-07.
  5. ^ "Cerita Cucu Sultan Aceh Mencari Jejak Saudara-saudaranya". Serambinews.com. Diakses tanggal 2025-06-24.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]
  • Sultan Aceh
Didahului oleh:
Sultan Mahmud Syah
Sultan Aceh
1874—1903
Diteruskan oleh:
1. Wali Negara Aceh
2. Gubernur Militer Belanda di Aceh
3. Uleebalang
4. Reje Kejurun Gayo-Alas
  • Portal Islam
  • Portal Sejarah
  • Portal Biografi
  • Portal Indonesia


Artikel rintisan ini terkait beberapa topik. Anda dapat berkontribusi dalam Wikipedia bahasa Indonesia dengan mengembangkannya.






Ikon rintisan

Artikel bertopik biografi tokoh Sultan ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

  • l
  • b
  • s

Artikel bertopik biografi Indonesia ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

  • l
  • b
  • s
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Muhammad_Daud_Syah_dari_Aceh&oldid=27466689"
Kategori:
  • Sultan Aceh
  • Kematian 1939
  • Tokoh Aceh
  • Suku Aceh
  • Sejarah Aceh
  • Kesultanan Aceh
  • Tokoh dari Aceh
  • Rintisan multi topik
Kategori tersembunyi:
  • Pages using the JsonConfig extension
  • Galat CS1: parameter tidak didukung
  • Halaman yang menggunakan pranala magis ISBN
  • Semua artikel rintisan
  • Rintisan biografi Sultan
  • Semua artikel rintisan Juni 2025
  • Semua artikel biografi
  • Artikel biografi Juni 2025
  • Rintisan biografi Juni 2025
  • Rintisan biografi Indonesia
  • Semua tokoh Indonesia
  • Rintisan biografi Indonesia Juni 2025

Best Rank
More Recommended Articles