More Info
KPOP Image Download
  • Top University
  • Top Anime
  • Home Design
  • Top Legend



  1. ENSIKLOPEDIA
  2. Watugong, Alok Timur, Sikka - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Watugong, Alok Timur, Sikka - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Watugong, Alok Timur, Sikka

  • Cebuano
  • Svenska
Sunting pranala
  • Halaman
  • Pembicaraan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Perkakas
Tindakan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Umum
  • Pranala balik
  • Perubahan terkait
  • Pranala permanen
  • Informasi halaman
  • Kutip halaman ini
  • Lihat URL pendek
  • Unduh kode QR
Cetak/ekspor
  • Buat buku
  • Unduh versi PDF
  • Versi cetak
Dalam proyek lain
  • Butir di Wikidata
Tampilan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Sumber referensi dari artikel ini belum dipastikan dan mungkin isinya tidak benar. Mohon periksa, kembangkan artikel ini, dan tambahkan sumber yang benar pada bagian yang diperlukan. (Pelajari cara dan kapan saatnya untuk menghapus pesan templat ini)
Watugong
Desa
Negara Indonesia
ProvinsiNusa Tenggara Timur
KabupatenSikka
KecamatanAlok Timur
Kode pos
86116
Kode Kemendagri53.07.15.2010 Edit nilai pada Wikidata
Luas... km2
Jumlah penduduk... jiwa
Kepadatan... jiwa/km2
Peta
Wikipedia | Kode sumber | Tata penggunaan
PetaKoordinat: 8°40′19″S 122°13′43″E / 8.67194°S 122.22861°E / -8.67194; 122.22861
Untuk kegunaan lain, lihat Watu (disambiguasi).

Watugong adalah sebuah nama desa di wilayah Kecamatan Alok Timur, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, Indonesia.

Sejarah

[sunting | sunting sumber]

Pada masa pemerintahan Kerajaan Sikka dibawah Pimpinan Raja Don Yosefus Thomas Ximenenes da Silva, wilayah yang dikenal dengan nama Watugong termasuk dalam wilayah Hemente Wetakara di bawah pimpinan Kapitan Gregorius Geo. Wilayah Watugong saat itu terdiri dari Nagameting, Brai, Kloangkoja dan Teteng. Untuk menggambarkan posisi masyarakat setempat sering melatunkan dalam bentuk ungkapan: Brai Wain Nata Ulu (di depan), Teteng Gahar Bero Aning (di tempat yang tinggi), Kloangkoja Ligen Loran (di tengah). Batas wilayah Watugong pada waktu itu samapi dengan Kededue. Pada masa itu, ketiga kampung ini ditempatai hanya beberapa keluarga yang dipimpin oleh kepala kampung. Kebanyakan masyarakat yang lain tinggal dipedalaman yang dikenal dengan Brai Natargu, Teteng Natargu, Kloangkoja Natargu.

Pada tahun ± 1920 Raja Thomas memerintahkan Kapitan Pau untuk menghimbau kepada para kepala kampng untuk kembali menetap di kampung masing-masing.

Ketika sistem pemerintahan kerjaan dihilangkan, pada tahun 1958 dibentuklah Kabupaten Sika dengan beberapa kecamatan dan desa gaya baru, maka kepala-kepala kampung dihilangkan dan digantikan dengan kepala dusun dan kemudian dibentuklah RT/RW.

Seiring dengan terbentuknya desa, maka dilakukanlah pemilihan kepada desa, dan terpilihlah kepala Desa Pertama yaitu Bapak Thomas Lelang dengan sekretaris desanya adalah Bapak Yohanes Lirong.

Setelah kepala Desa terpilih, digelarlah musyawarah desa untuk memberi nama desa. Ada beberapa aspirasi yang muncul. Masyarakat Brai ingin memberi nama Habi Heret, sedangkan masyarakat Teteng mengusulkan nama Watugong. Dari dua nama tersebut maka dipilihlah nama Watugong.

Nama Watugong mengandung muatan mistis-filosofis. Konon pada zaman dahulu masyarakat sering mendengar adanya bunyi gong dan suara yang memberi pengumuman kepada mayarakat untuk berkumpul. Isi pengumuman tersebut adalah: “ Oeh...rene le herin, wawa herin, mogan Sawe ma utun lau tadat Teteng ”. Munculya suara gong itu terdengar diujung kampung Teteng dan sekitarnya. Bunyi gong itu sering terdengar oleh masyaraakt tetapi tidak pernah terlihat siapa orang yang memukul Gong dan memberi pengumuman tersebut. Dan ketika masyarakat mendatangi tempat dari mana asal suara Gong dan pengumuman tersebut, tidak diterlihat seorang pun, kecuali daerah cadas dan bebatuan. Karena masyarakat sering mendengar suara Gong itulah akhirnya masyarakat menamai tempat itu Watugong.

Watugong dipilih sebagai nama desa karena diyakini tempat itu bertuah dan akan memberikan keberuntungan kepada masyarakat yang menempatinya. Selain itu pemberian nama Watugong juga memiliki makna untuk mempersatukan masyarakat dan pemimpinnya.

Desa ini memiliki jumlah 2.494 Jiwa terdiri dari 1.176 Laki-laki, 1.318 Perempuan. Sebagian besar penduduknya bersuku daerah Flores. Sebagian besar penduduknya bermata pencaharian petani. Di desa ini rencananya dibangun tempat penampungan air.

Potensi yang dimiliki oleh Desa Watugong mendapatkan perhatian khusus dari berbagai pihak. Diantaranya, pada tahun 2016 mendapat kunjungan dari Ekspedisi Nusantara Jaya 2016 sebanyak 9 (sembilan) orang. diantaranya: Rumanti Wasturini (Bogor), Sonya Yunike Manafe(Kupang), Mikaela Clarissa Yempormase (Bandung), Ananias Bees (Soe), Amsal Pasi (Kupang), Fathur Dopong (Kupang), Chrisone Jeremi Faber Silalahi (Bekasi), Mikael Ricardus Sengi (Flores- Maumere).

Referensi

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]
  • Organisasi.org
  • l
  • b
  • s
Kecamatan Alok Timur, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur
Kelurahan
  • Beru
  • Kota Baru
  • Nangameting
  • Waioti
  • Wairotang
Desa
  • Kojadoi
  • Kojagete
  • Lepolima
  • Perumaan
  • Watugong
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Watugong,_Alok_Timur,_Sikka&oldid=20797620"
Kategori:
  • Alok Timur, Sikka
  • Desa di Kabupaten Sikka
  • Desa di Nusa Tenggara Timur
Kategori tersembunyi:
  • Artikel dengan pernyataan yang tidak disertai rujukan
  • Mapframe Infobox tanpa hubungan OSM di Wikidata
  • Pages using gadget WikiMiniAtlas
  • Artikel sungai dengan peta OpenStreetMap
  • Pages using infobox settlement with no map
  • Pages using infobox settlement with no coordinates
  • Semua daerah tingkat IV di Indonesia
  • Semua desa di Indonesia
  • Artikel desa Maret 2022
  • Halaman yang menggunakan ekstensi Kartographer

Best Rank
More Recommended Articles